"Selain sering berbicara kaku seperti Google translate, kamu juga tidak peka, Peony. Mengertilah, Aku menyukaimu sejak awal!!" — Van Jeffdan Admaja.
"Maaf, Saya hanya berusaha bersikap profesional, Tuan.” — Peony Thamyta Sedjatie.
***
Peony adalah tuan putri manja yang segala sesuatunya selalu di siapkan oleh para pelayan.
Makan dari sendok emas. Kehidupan layaknya tuan putri yang keinginannya selalu di turuti sang raja. Itulah Peony Thamyta.
Hidupnya serba mewah, apa yang dia inginkan hanya perlu dia katakan dan beberapa menit setelahnya akan menjadi kenyataan.
Setidaknya, hal itu terus berlanjut sebelum Ayahnya —Darius Sedjatie, tiba-tiba menjodohkan Peony dengan anak teman bisnisnya.
Peony yang merasa belum siap menikah pun menolak! Berharap keinginannya kali ini akan terkabulkan, tapi sayangnya kali ini keberuntungan Peony seolah hilang. Darius tak mau menurutinya lagi, sehingga lelaki paruh baya itu menawarkan sebuah perjanjian gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nitapijaan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi hot
“Sedang apa kau disini! Bukankah aku menyuruhmu untuk mengawasi para pekerja selagi aku mengambil cuti!”
Tani memutar bola matanya malas, ucapan Jeffdan barusan sangatlah tidak pantas di dengan menurut nya. “Iya! Dan kau, untuk apa mengambil cuti jika masih terus bekerja. Bukannya bersantai malah terus membaca kertas-kertas menyebalkan!” Jawab Tani tak ada takut-takutnya sama sekali.
“Itu terserah ku, lagian sekarang aku tidak membacanya, kan?!” Tani melotot, “Tadi maksudnya!” sangkalnya. Lalu membuang pandangannya kesal. Sudahlah, Tani memang akan selalu kalah jika beradu mulut dengan Jeffdan.
“Bisakah kau memberikan Peonyku tercinta tempat yang cukup layak? Disini terlalu sempit, dia pasti akan gatal-gatal karena debu nanti.” protes Tani, Jeffdan seketika mengernyitkan dahi.
"Memangnya kenapa? Bukankah dia sudah terbiasa? Lagian dia pekerja ku, terserah aku lah, mau memberikannya tempat tinggal bagaimana!”
Tani mendesah pelan, dia lupa jika Peony tengah berpura-pura miskin. “Yaa ... tapi, bisakah kau memberikan nya kasur yang empuk? Badannya akan mudah sakit jika kasur dan ranjangnya seperti itu! Kau kan banyak uang, pasti bisa lah!” Ucapnya mencoba merayu Jeffdan.
Lelaki itu sedikit tak suka mendengarnya, “Kenapa begitu? Semuanya juga sama, semua orang yang bekerja tetap akan mendapatkan paviliun nya sendiri dan semua isinya pun juga sama, tidak ada yang berbeda. Peony juga sepertinya tidak masalah, kenapa kau yang repot.” Sinis nya.
Tidak biasanya Tani begitu! Meskipun Peony adalah teman dekat Tani, tapi kan Peony disini untuk bekerja, bukan untuk menikmati kekayaan Jeffdan.
“Aku juga ingin tinggal disini!” Jeffdan seketika menoleh, dia menatap Tani yang kini tengah duduk dengan rusuh di atas ranjang Peony. Sedangkan dirinya duduk di kursi belajar asistennya, seperti raja yang berkuasa.
“Siapa yang ingin tinggal di sini?!” Peony menyahut, dia baru saja datang setelah di perintah Jeffdan untuk mengambil minum, beserta beberapa buah kesukaan pria tampan itu.
“Aku,” ucap Tani enteng. Sedangkan Jeffdan mendengus lalu mengambil potongan apel yang tadi Peony letakan di atas meja belajar.
“Tidak boleh, kau tinggallah di apartemen seperti biasa. Atau kau ingin aku membelikan kamar apartemen lagi?” Kata Jeffdan menolak ide Tani.
“Benar, Kakak tidak akan betah tinggal disini!” Peony mencegah, membuat Tani lagi-lagi kesal. Tidak bisakah Peony mengerti maksud dari Tani yang ingin tinggal bersamanya?!
“No, kita sudah biasa tinggal bareng. Aku mohon biarkan aku tinggal disini bersama Peony!?” Jeffdan menggeleng cepat. Jika begini tidak akan ada lagi berduaan di paviliun dengan Peony.
Eh!
Sebenarnya Jeffdan memang biasa datang ke paviliun Peony jika malam-malam, katanya hanya ingin mencari angin, lalu tidak sengaja melihat kamar paviliun asistennya yang masih menyala terang. Kira-kira dengan alasan itu lah Jeffdan menghampiri sang pemuda manis, dan akhirnya mereka berduaan di sana.
“Tidak, nanti kau akan mengganggu Peony bekerja. Sana, kembalilah ke kantor dan urusi pekerjaan mu. Aku akan menyuruh kak Jerry menemanimu nanti!” Usir Jeffdan, Peony memincingkan sebelah alisnya heran.
“Siapa Kak Jerry yang di maksud bos Jeffdan? Apakan itu kekasihmu kak?!” Tanya Peony berbisik, yang mendapatkan anggukan semangat dari Tani.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Jangan lupa menyuruh Kak Jerry untuk menemani ku!” Tani melengos pergi begitu saja, masih dengan wajah berseri dan cengiran lebar.
“Sejak kapan Kak Tani mempunyai kekasih?” Jeffdan mengangkat bahunya acuh, bukannya tidak peduli pada pertanyaan Peony, hanya saja dia benar-benar tidak tahu menahu tentang itu, lagian itu juga tidak penting bagi Jeffdan.
“Kau sudah makan siang?” Peony menggeleng lemah, lalu ikut duduk di depan Jeffdan. Yang kini masih asik dengan apel dan benda digital miliknya.
“Belum, Kakak sendiri? Sudah?” Peony berbalik tanya. Membuat Jeffdan menoleh dan memandang kearahnya.
“Sama, ingin makan siang berdua? Aku mempunyai tempat yang bagus kita datangi sekarang. Bagaimana, Kau mau?” Peony mengangguk. Sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka.
Selalu bersama selama sebulan nyatanya membuat mereka cepat melepas kecanggungan. Tidak ada lagi ucapan Kaku sekarang. Yang ada hanya hubungan baik antara keduanya.
Peony memang memanggil Jeffdan dengan sebutan Kakak sekarang, itupun lelaki itu yang memaksa. Jika tidak, lelaki tampan itu akan merajuk pada Peony dan mogok bicara selama seharian penuh. Membuat Peony seperti tengah mengurus bayi yang menggemaskan. Tapi sayangnya Jeffdan itu hot, jadi bayi yang hot.
