NovelToon NovelToon
Anjani Istri Yang Diremehkan

Anjani Istri Yang Diremehkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Uang miliaran di rekening. Tanah luas. Tiga ratus pintu kontrakan.

Anjani punya segalanya—kecuali harga diri di mata suaminya dan keluarganya.

Hari ulang tahunnya dilupakan. Status WhatsApp menyakitkan menyambutnya: suaminya disuapi wanita lain. Dan adik iparnya dengan bangga menyebut perempuan itu "calon kakak ipar".

Cukup.

"Aku akan tunjukkan siapa aku sebenarnya. Bukan demi mereka. Tapi demi harga diriku sendiri."

Dan saat semua rahasia terbongkar, siapa yang akan menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Pagi itu, Anjani bangun seperti biasa. Namun, tak ada aroma masakan yang biasa menguar dari dapur. Tidak ada suara panci mendidih atau tumisan sayur di wajan. Dapur rumah itu sunyi. Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, Anjani tidak menyiapkan sarapan untuk keluarga suaminya.

Ia hanya membuat secangkir teh dan memanggang dua lembar roti untuk dirinya sendiri. Duduk tenang di meja makan, ia menikmati sarapannya tanpa tergesa. Tidak ada yang bisa memintanya menambahkan cabai atau menyesali kekurangan garam pagi itu.

Setelah itu, ia masuk ke kamar dan berdiri di depan cermin. Tak ada tatapan lesu atau kelelahan seperti biasanya. Tangannya sigap merapikan kerudung pashmina navy yang membingkai wajahnya dengan anggun. Hari ini, bukan daster yang ia kenakan. Bukan celemek atau pakaian rumah. Tapi blazer abu muda dan celana panjang bahan yang menyiratkan profesionalisme. Sepatu hak rendah menyempurnakan penampilannya. Anjani tak hanya bersolek. Ia berubah.

Pintu kamar terbuka.

“Anjani!” Teriak mirna menggema

Anjani keluar. Langkahnya tenang, wajahnya datar, langkahnya elegan menunjukan kalau dia wanita bermartabat.

Mirna, Adi, Nina, dan Nani menatapnya lekat-lekat. Mereka tak percaya Anjani yang biasanya tampil sederhana sekarang tampil berkelas

“Kenapa kamu nggak masak sarapan?” tanya Mirna dengan nada tak senang.

“Aku mau jadi wanita karir. Kan sebentar lagi pelakor akan datang ke rumah ini” Jawab Ajani masih tenang

Mirna tak menyukai nada itu. “Tapi kamu tetap harus sediakan sarapan dulu!”

Anjani tersenyum samar, tanpa emosi. “Bukankah pekerjaan rumah tangga itu menjijikkan? Aku hanya berhenti melakukan yang kalian benci.”

 “Kamu mulai membangkang, ya?” Pak adi membentak anjani

 “Tidak, Pak. Justru aku mengikuti apa yang Bapak dan Ibu inginkan. Menjadi wanita karir, bukan pembantu.” Jawab Anjani tetap tenang tidak terlihat terintimidasi sedikitpum

 “Kenapa nggak ada sarapan, Anjani?”Tanya riki yang baru keluar dari kamar dengan wajah kusut

“Mulai hari ini aku berhenti menjadi Ibu rumah tangga, aku sekarang akan menjadi wanita karir.” Jawab Anjani “ itukan yang kalian banggakan”

“Anjani!!!” bentak Riki “Kalaupun kamu mau kerja itu harus se izin aku, aku ini suami kamu Anjani”

Anjani menatapnya datar. “Apa Mas pernah izin waktu mau dijodohkan sama Lusi? Atau waktu kalian bahas aku di grup WA keluarga? Kalian menganggapku tak ada. Jadi hari ini, aku juga akan menganggap kalian tak ada.”

“Plak”

Tamparan mendarat di pipinya. Suara kerasnya memecah udara. Tapi Anjani tidak menangis. Tidak juga marah. Ia diam. Dan itulah yang paling menyakitkan bagi Riki.

“tinnnn” Klakson berbunyi dari depan rumah.

Sebuah mobil Mini Cooper berhenti. Seorang wanita muda turun dan melambai. “Anjani, ayo! Kita bisa telat!”

Anjani menoleh, mencium tangan suaminya dengan sopan. “Mas, saya pamit.”

Ia berjalan pergi dengan langkah ringan, menyisakan keheningan yang menyesakkan. Untuk pertama kalinya, rumah itu benar-benar terasa kosong. Tidak ada sarapan. Dan mereka, meskipun enggan mengakuinya, mulai menyadari bahwa ketiadaan seorang ibu rumah tangga berdampak langsung pada perut mereka yang kelaparan.

Di dalam mobil, Anjani tak mampu lagi menahan air mata. Ia menangis dalam diam. Tamparan itu masih terasa—sakit dan perih. Namun, yang lebih perih adalah hatinya. Selama hidup, tidak pernah sekali pun ia mendapat tamparan dari orang tuanya, apalagi dari kakaknya. Tapi pagi ini, untuk pertama kalinya, ia ditampar. Dan yang paling menyakitkan, tamparan itu datang dari suaminya sendiri—seseorang yang seharusnya melindunginya, bukan melukainya.

Wulan, sahabat Anjani, hanya duduk di sampingnya, membiarkan Anjani menangis tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia tahu, tak ada nasihat atau hiburan yang mampu menghapus luka sedalam itu.

“Dasar keluarga bodoh. Mereka membuang mutiara,” gumam Wulan dalam hati, penuh geram.

"Antar aku ke kontrakan, ya," ucap Anjani setelah tangisannya mulai reda.

"Siap, Bu Bos," jawab Wulan sambil menyalakan mobil.

Beberapa menit dalam diam, Wulan akhirnya bertanya, "Bos, kenapa sih kamu masih bertahan, Beb?"

“aku juga belum tahu jawabannya lan” jawab anjani

“ya sudah kalau ada apa-apa aku siap bantu kamu”  Ucap wulan sambil tetap fokus ke jalan

Setibanya di kompleks kontrakan milik Anjani, mereka disambut Firman, pengurus kontrakan.

"Eh, Ibu! Kok enggak bilang-bilang mau ke sini?" tanya Firman kaget.

"Kosongkan satu unit. Aku mau tinggal di sini sementara," ucap Anjani tegas.

"S...siap, Bu Bos!" Firman langsung sigap menuju unit paling besar dan mulai membersihkannya.

Saat Anjani melangkah pelan, matanya tak sengaja menangkap sosok familiar keluar dari salah satu unit. "Lusi," gumamnya lirih.

"Ada apa, Beb?" tanya Wulan cepat.

"Nggak, enggak apa-apa," jawab Anjani pelan.

"Kamu selalu penuh misteri, ya," komentar Wulan sambil tersenyum.

"Beb, aku mau rebahan dulu, ya. Nanti kalau mau pulang, bangunin aku aja."

"Mmm, silakan," ucap Anjani.

Wulan pun menuju unit kecil yang memang disiapkan khusus untuknya. Ia bukan hanya sahabat Anjani, tapi juga tangan kanannya dalam bisnis. Putri konglomerat yang dulu hidup hedon itu kini berubah, sejak bersahabat dengan Anjani.

"Man, kontrakan nomor 69 itu milik siapa?" tanya Anjani sambil menatap ke arah unit yang dimaksud.

"Itu milik Pak Adi, Bu. Dia baru seminggu tinggal di sana," jawab Firman hati-hati.

Anjani tersenyum samar “tua-tua ga tahu diri” gumamnya

"Sering ada perempuan masuk ke kos itu?"

"Ada, Bu. Katanya sih adiknya," sahut Firman, ragu.

Anjani menyipitkan mata. "Apa kamu curiga mereka bukan saudara?"

Firman mengangguk pelan. "Saya juga curiga, Bu. Sepertinya mereka punya hubungan khusus."

"Selidiki. Biarkan mereka bebas berbuat apa saja, tapi pasang CCTV tersembunyi di dalam kos itu."

"Untuk apa, Bu Bos?"

Anjani menatapnya tajam. "Sejak kapan kamu banyak bertanya?"

"Siap, Bu. Saya urus."

Anjani kemudian menuju ruang kerja kecilnya, dipenuhi rak buku dan artikel ilmiah. Ia tenggelam dalam bacaan, menulis catatan penting, seolah ingin melupakan tamparan pagi tadi.

Menjelang sore, Anjani meminta Wulan mengantarkannya pulang ke rumah. Wajahnya kembali dingin, namun matanya penuh rencana.

“Dari mana kamu?” tanya Mirna tajam, matanya menelusuri penampilan Anjani dari atas ke bawah.

“Kerja,” jawab Anjani datar tanpa menoleh.

“Kerja di mana? Emangnya ada yang mau mempekerjakan kamu? Paling juga jadi pembantu!” sindir Mirna tajam.

“Ya, aku kerja jadi babu. Lebih enak jadi babu, walau lelah tapi digaji. Daripada status istri, tapi kerja bakti seperti babu,” balas Anjani tenang.

“Sekarang cepat masak!” perintah Mirna sengit.

“Aku lelah, Bu. Mau istirahat,” jawab Anjani singkat.

“Anjani!” teriak Mirna. “Awas ya, aku laporkan kamu ke Riki!”

“Silakan, Bu,” sahut Anjani dingin, lalu berjalan ke kamar.

Mirna mendesis kesal, akhirnya terpaksa memasak sendiri sambil terus mengomel tak henti-henti.

Malam itu, Riki baru saja pulang dari kantor. Wajahnya letih, langkahnya pelan. Biasanya, ada Anjani yang setia menunggunya di teras, menyambut dengan senyum hangat dan ciuman di tangan. Tapi malam ini, teras kosong. Rumah tampak berantakan, tidak serapi biasanya. Di ruang tengah, Anjani duduk tenang dengan buku di pangkuannya, tampak tenggelam dalam bacaan.

“Anjani, buatkan aku minum,” ucap Riki pelan.

“Ambil sendiri. Kamu masih bisa jalan, kan?” jawab Anjani tanpa menoleh.

Riki terdiam sejenak. “Kenapa lagi kamu? Apa aku melakukan kesalahan?”

“Tanyakan saja pada dirimu sendiri,” jawab Anjani datar.

“Apakah kamu marah karena aku menamparmu tadi pagi?”

Anjani menutup bukunya perlahan. “Pikir saja sendiri. Yang jelas, seumur hidupku belum pernah ditampar. Bahkan orang tuaku tak pernah menyakitiku.”

“Ni, maafkan aku,” ucap Riki mencoba mendekat.

“Aku sudah memaafkanmu,” sahut Anjani, masih dengan nada datar.

“Lalu kenapa kamu tak melayaniku seperti biasa?”

“Karena sebentar lagi kamu akan menikah dengan Lusi. Jadi untuk apa aku tetap melayani?”

Riki menghela napas keras. “Ni… percayalah, aku masih mencintaimu. Tapi aku tak bisa melawan ibu.”

“Sudahlah, Mas. Aku tak mau diduakan. Aku tidak sanggup.”

“Ni, aku janji akan berlaku adil…”

“Tidak ada keadilan dalam poligami. Aku tetap tidak mau,” tegas Anjani.

“Ni… tolong mengerti. Aku terjebak di tengah. Aku tidak ingin jadi anak durhaka.”

“Aku sudah mantap dengan keputusanku.”

Riki menarik napas panjang, lalu menyerahkan amplop. “Ini uang gajiku. Seperti biasa, ini jatahmu.”

Belum sempat Anjani menjawab, Mirna muncul dari arah dapur.

“Riki, sekarang Anjani sudah tidak mau mengurus rumah. Jadi, tidak usah diberi jatah,” ucapnya sinis.

“Ya, biarkan saja Ibu yang urus uang itu,” sahut Anjani datar.

Riki pasrah. Ia tahu itu awal dari kehancuran. Tapi seperti biasa, ia memilih diam. Mirna tersenyum puas menerima amplop itu.

1
Elizabeth Zulfa
klo anjani jujur bakal makin kamu dan kluarga mafaatin donk.... ngaku miskin aja udah kamu manfaatin buat jdi babu... 😏😏
Elizabeth Zulfa
Zo gak bakal bisa kembali lah 😏😏
SOPYAN KAMALGrab
terimakasih
SOPYAN KAMALGrab
ok makasih
Uthie
Cewek licik n jalang murahan gtu yg dipilih 😏
Liana CyNx Lutfi
Berarti jodohnya anjani bkn kamu rizki tp raka km cocoknya jadi sehabat anjani aza'jngn rusak persehabatan kalian krn egoisan , hemmm3 riki terjebak dlm permainan lusi sungguh miris sebangai laki2 tidak pnya ketegasan mlah terjerumus dlm kemalangan
Uthie
Cerita yg seru dan menarik disimak 👍👍👍👍
Uthie
Wadduuhhhh.... Rizki duda 1 anak.. dan Raka pria lajang yg tampan....
pilih siapa yaa.. ikutan bingung 😆😆
Uthie
keren 👍
Uthie
sayangnya merangkak jadi jalang 😜😏
Uthie
puassss banget itu. semua di moment yg Pass 👍😏
Uthie
Diiihhh.. S2 KW jalang itu mahhh 😜😜😏
Si Riki sama Ibunya biar nyaho.. wanita yg di elu-elu kan taunya adalah simpenen bapak/suami mereka 😜😜😜😆
Ma Em
Rizki kalau emang Anjani jodoh kamu pasti tdk akan kemana .
Uthie
setujjuu 👍🤨
Uthie
sukurin 😝😏
Ros Miati
bagus
Dessy Sugiarti
Alhmadulillah Update lagiiii....
Lanjuuttt kakakkkk....
Ditunggu kehancuran mantan suami Anjani...
Liana CyNx Lutfi
Kayaknya riki mau djadikan kambing hitam sama dody hidup iku jngn hanya mikirin gengsi riki harus pnya prinsip apa lagi klu km tau kebenaranya klu km iku bkn anak kndung ayahmu ,dan prempuan yg akan km dikahi adalah selingkuhan ayah tirimu sungguh mlah hidupmu riki dijadikan bonek oleh orang tuamu
Uthie
gtu dong.. jangan mau terus-menerus diinjak harga diri 👍🤨😏
Uthie
Mampir 👍♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!