" Hidup memang harus berani, berani pergi dari sesuatu yang tak pantas untuk di tinggali.
kisah Ana wanita paruh baya yang terpaksa menjadi tenaga kerja wanita(TKW) demi masa depan Anak-anaknya dan juga perjuangannya terlepas dari suami patriaki.
Ana yang selalu gagal dalam rumah tangga merasa dirinya tak layak di cintai sampai dia bertemu dengan laki-laki bernama Huang Lhi yang juga majikan tempatnya bekerja. Namun kisah cinta Ana dan Lhi tak semulus drama perbedaan kasta menjadi penghalang utama. bagaimana kisah mereka? Bisakah Ana mendapatkan cinta sejati? Kemana Akhir akan membawa kisah mereka?
Malam berakhir dengan gemerlap bintang-bintang dan bunga-bunga yang bermekaran mengantarkan pada mimpi yang menjanjikan sebuah harapan. Malam ini Ana lupa akan traumanya bunga di hatinya memaksa bersemi mesti tak pasti akankah tumbuh atau kembali layu dan mati.
ikuti terus kisah Ana dan jangan lupa dukungannya ....
terimakasih .. Update setiap hari, No libur kecuali mati lampu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IbuAnna30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Hari Keberangkatan Ana
29 November, Bandara Taoyuan
Untuk pertma kali nya Ana menginjakkan kaki di negara yang kata nya syahdu, Taiwan. Rasa lega bercampur haru menyelimuti hati wanita paruh baya itu, rasa nya baru kemarin dia bersitegang dengan suami patriaki nya tapi sekarang, dia sudah berada
Di belahan dunia yang berbeda, membulatkan tekad untuk sebuah kesuksesan.
2 proses lagi harus Ana jalani saat sampai di negara yang akan merubah hidup nya.
PAP dan medical. sama seperti di indonesia PAP bertujuan untuk pembekalan sebelum di antar ke rumah majikan, sedang medical untuk memastikan kita sehat, sesederhana itu.
Ana sudah berniat untuk menetral kan pikiran nya saat pertama akan berangkat terbang kemarin. Ia sengaja tidak mengaktifkan handphone nya dengan alasan masih baru datang jadi belum di ijin kan pegang handphone. Yang terjadi sebenar nya dia hanya ingin menetralkan pikiran nya sejenak dari sang suami yang masih saja seperti teror untuk nya.
Terakhir kali Roy mengamuk gara-gara Ana memberi tahu jadual terbang nya 2 hari sebelum keberangkatan. Ana beralasan orang PT memberitahukan nya juga mendadak. Padahal Ana hanya malas kalau-kalau Roy kembali ngotot ingin datang menemui nya.
*
*
''Mana mungkin orang PT bilang nya mendadak, pasti seminggu sebelum nya udah ada info,'' teriak Roy dari panggilan telepon nya saat Ana memberi kabar jadual kebarangkatan nya.
''Bener Mas, aku baru sore ini di kasih tau nya, ini aja aku sama temen ku yang bareng terbang nya sampe kedandapan ( terburu-terbur/gugup) nyari persiapan nya,'' jawab Ana mencoba meyakinkan sang suami.
''Halah ...! '' itu pasti cuma alasan kamu kan biar aku nggak datang ke bekasi, kamu
coba-coba mau bohong sama aku! Ngapa udah males ketemu aku !. Bentak Roy
Ana menghela nafas kasar, '' kok ngomong nya gitu sih mas, mana mungkin males ketemu suami sendiri,'' rayu Ana. ''Lagian ini kan yang kita tunggu mas, aku bisa cepet berangkat bisa cepet kerja.'' lanjut Ana.
Roy masih nampak emosi di sebrang sana, terdengar bagaimana deru nafas nya yang masih memburu, '' yaa udah, duit mu pasti masih ada kan, kirim ke aku sisanya. Lagian kamu nggak butuh duit kan nanti di sana!. seru Roy kembali.
*
*
Yaa,, ujung setiap obrolan selalu uang dan uang. Ana sudah muak sebenar nya, tapi dia masih harus bersabar sebentar lagi,
Dia baru saja tiba di negara ini, akan sangat mencolok jika tiba-tiba
Dia memutuskan untuk berpisah dari laki-laki itu. Melawan orang yang tidak punya perasaan harus menggunakan perasaan juga, karena kalo tidak kita bisa salah langkah. Dan justru berbalik merugikan kita sendiri.
Alasan utama Ana pergi keluarga negeri selain untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, salah satu nya juga agar bisa terlepas dari suami patriaki nya itu.
Karena hanya dengan cara berjauhan dia bisa mengambil keputusan berani. Kalau dekat Ana akan dengan mudah kalah dengan rayuan apalagi yang di sertai sentuhan.
Ana adalah tipe wanita yang tidak bisa mengutarakan isi hati nya, segala sesuatu selalu ia pendam sendiri, sampai saat akan pergi pun dia masih memendam segala lukanya sendiri. Ana merasa sudah banyak merepotkan keluarga nya, jadi ia tak ingin menambah beban dengan menceritakan masalah rumah tangga nya, meski tanpa Ana cerita pun sebenarnya keluarga nya juga tau beban yang wanita itu pikul.
*
*
Pagi riuh saat hari terahir pembekalan. Pagi ini semua pekerja migran yang datang akan di kirim ke agensi masing-masing untuk kemudian di antarkan ke rumah majikan, setelah sebelum nya di lakukan medical terlebih dahulu.
Ana yang masih bodoh dalam bahasa sedikit kebingungan saat seorang supir yang akan membawa nya beserta 10 orang lain nya memanggil sembari membentak-bentak.
ia pikir ia melakukan kesalahan beruntung ada satu orang yang bisa berbahasa dan membantu Ana beserta yang lain nya untuk komunikasi dengan supir tersebut.
Mbak Ika nama nya, usia nya tak jauh beda dengan Ana, membuat mereka mudah akrab saat pertama kali bertegur sapa.
''Jangan takut, orang sini memang seperti itu kalo ngomong,'' ucap mbak Ika saat melihat Ana dan beberapa orang kebingungan. '' jangan ngelakuin apapun kecuali dia panggil nama kalian,'' lanjut nya. setelah sang sopir dengan galak membentak seseorang yang berusaha membuka pintu mobil sendiri.
''Mbak sudah ex ( sebutan untuk orang yang sudah pernah bekerja ke taiwan sebelum nya) *ulangi.
'' Mbak sudah ex taiwan berapa tahun?'' tanya Ana pelan. Kebetulan sekali ia duduk di samping Mbak ika.
'' baru 3 tahun mbk,'' sahut mbak ika sama-sama pelan.
''Biasa nya kita ngerti bahasa berapa lama mbk?, tanya Ana kembali
''Kalo majikan kita sering ajak ngobrol 6 bulan juga sudah lancar mbak, pelan-pelan aja nggak apa-apa, majikan sini rata-rata udah ngerti kok, kalau belajar bahasa itu susah.'' jelas mbk ika. ''Mbak dapet job apa?'' tanya nya kemudian.
''Jaga ama mbak," jawab Ana.
''Daerah?" petanyaan mbak Ika sedikit menggantung saat si supir galak itu kembali menyebut nama untuk bersiap turun, yang untungnya bukan di antara mereka berdua.
'' Distrik Da'an mbk.'' jawab Ana. Setelah supir itu selesai dengan perintahnya.
'' Kita dekat berarti aku juga di Distrik Da'an.''
Sayang nya obrolan singkat itu harus terhenti karena mbk Ika turun lebih dulu.
Mobil Van itu kembali membawa Ana menyusuri jalanan kota Taipe yang riuh dengan beberapa Orang yang masih tertinggal.
Tidak begitu lama mereka sampai di sebuah gedung, seperti gedung apartemen.
Supir itu masih dengan sedikit kasar meminta Ana turun kemudian menuntun nya memasuki Gedung itu. Ana yang ikat pesan dari teman nya tadi hanya menurut saat supir itu meminta nya duduk di sebuah kursi yang ada di lobi bangunan tersebut, dan meninggalkan Ana Sendiri.
Yang Ana tangkap sebelum supir itu pergi '' dia menyuruh Ana untuk duduk menunggu'' tapi menunggu siapa dan untuk apa Ana tidak paham .
Hampir 30 menit Ana duduk melamun, sampai seorang gadis cantik dengan Anjing kecil di gendongan membawa nya naik ke lantai 11 gedung itu, dan baru Ana mengerti.Ternyata itu Agensi nya.
Setelah menandatangani beberapa berkas Ana kemudian di bawa pergi bersam 2 orang, 1 penerjemaah dan 1 lagi Agensi nya, menuju rumah majikan nya.
''Dan perjuangan Ana yang sesungguh nya di mulai.
_____Bersambung.
Maaf kan jika sedikit membosankan.......
bantu suport dengan komen dan vote yaaa ......
_IbuAnna
