Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6.
Fadli yang lelah dan sudah mengantuk melangkah menuju ke meja yang ada di dalam kamar itu. Lap top yang selalu dia bawa di dalam tas dia keluarkan.
Rasa tanggung jawab dan kekhawatiran pada Arumi, meskipun anak tiri, membuat rasa kantuk malam ini kini hilang lenyap.
“Aku buatkan kopi ya Yah.. malam ini harus ada kejelasan tentang Ernastan.” Ucap Ariana sambil melangkah menuju ke mini pantry.
Fadli membuka layar lap top dan duduk di kursi.. Dia terus sibuk mencari data data informasi tentang Ernastan.
Beberapa menit kemudian..
“Bagaimana Yah?” tanya Ariana yang sudah membuatkan kopi untuk suaminya dan duduk di tepi tempat tidur. Rasa kantuk Ariana pun juga sirna karena memikirkan anak sulungnya yang baru saja melepas lajang.
“Masih sama Bun, tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada data mengenai masalah pribadi Ernastan. Harga saham perusahaan nya juga naik beberapa hari ini. Sebelumnya memang sempat memburuk Bun..” ucap Fadli sambil terus fokus pada layar lap top nya.
“Arumi mendengar dalam pembicaraan di telepon, Ernastan menyuruh orang itu pergi selama kita di sana Yah..” ucap Ariana dengan serius sambil menatap sosok suaminya.
“Okey, kalau begitu aku suruh orang untuk melihat situasi di rumah Ernastan sebelum kita datang..” ucap Fadli kini sibuk mengetik ngetik dengan keyboard lap top nya.
“Bunda sekarang istirahatlah. Kasihan Bu Yayuk kalau masih menunggu Bunda di kamar.” Ucap Fadli sekilas menatap Ariana.
“Iya Yah, aku tadi lupa tidak mengatakan kalau mau tidur di sini.” Ucap Ariana lalu bangkit berdiri.
Sementara itu di kamar pengantin. Askara yang bobok siang dan juga setelah makan malam sudah bobok namun terbangun saat acara resepsi sudah usai. Kini malah kedua matanya yang bulat itu bersinar terang.
Kedua sepatunya sudah dilepas oleh Arumi. Dia masih duduk sambil memijit mijit kaki Arumi.
“Mbak Lumi cudah cembuh atu pijiti..” ucap Askara sambil menoleh melihat Arumi yang telah memejamkan matanya.
“Sudah kamu sekarang aku antar ke kamar Ibu mu ya.” Ucap Ernastan kedua tangan terulur akan menggendong tubuh mungil Askara.
“Tak mau Om, atu mau di cini aja... Om yang pelgi cana..” ucap Askara sambil telapak mungilnya mengibaskan ke arah Ernestan yang berdiri di dekat tempat tidur akan menggendong dirinya.
Ernastan menatap tajam ke arah Askara yang sudah tidak memijit mijit kaki Arumi tetapi masih duduk di tempat tidur bermain main dengan helaian bunga mawar, yang dikumpulkan dengan tangan mungilnya dibuat gunung gunung kecil.
“Hah! Kamu yang harus pergi, ini kamarku.” Ucap Ernastan sambil meraih tubuh mungil Askara dari belakang.
Merasa tubuhnya diangkat dengan paksa oleh orang yang masih asing dengannya. Askara pun langsung menangis dengan kejer.
“Huuuaaa... huuuaaa... huuuaaa... huuuaaa... Om natal... Om jaat.... huuuuaaaa.... huuuaaaaaaa..”
“Huuua... huuuaaa ... huuuaaa atu mau di cini.. huuuaaa... huuuaaa...”
Arumi yang mendengar suara tangis histeris Askara langsung terbuka kedua matanya..
“Aska, kenapa?” tanya Arumi sambil menatap Askara yang sudah digendong oleh Ernastan. Kedua kaki mungilnya bergerak gerak memberontak.
“Akan aku antar dia di kamar orang tuanya malah menangis kejer..” ucap Ernastan sambil tangannya mengusap air mata yang sudah meleleh di pipi gembil Askara.
“Biar saja di sini Kak, sudah larut juga kasihan Bunda dan Ibu kalau diganggu lagi..” ucap Arumi sambil menatap Askara yang mengulurkan kedua tangan mungilnya ke arah dirinya.
Arumi yang sudah sangat mengantuk mengangkat kepala dan punggungnya meraih tubuh mungil Askara.
Ernastan pun mau tak mau menaruh lagi Askara di tempat tidur.
Bibir Askara kini tersenyum dan kembali duduk bermain main dengan bunga mawar di atas tempat tidur. Bahkan dia menyuruh Ernastan pergi dari tempat tidur.
“Sial banget gara gara bocil ini.” Gumam Ernastan yang akhirnya tidur di sofa.
Waktu pun terus berlalu 6 hari sudah acara pernikahan Arumi dan Ernestan berlalu.
Selama enam hari juga Arumi tidur ditemani oleh adik adiknya secara bergantian. Ernastan tidak bisa mencegahnya karena mereka beralasan tidak lagi bisa tidur dengan Kakaknya karena Arumi akan diboyong ke Singapore. Adik adik Arumi memang tidak bisa mengantar ke Singapore karena harus sekolah. Kecuali Askara yang tetap bisa ikut, Respati dan Yayuk juga akan mengantar ke Singapore.
Pagi hingga sore hari pun Arumi menyibukkan diri dengan teman teman, fans, kerabat yang akan dia tinggalkan. Arumi berusaha seminimal mungkin waktunya hanya berdua dengan Ernastan.
“Tak apa aku harus bersabar.. Tidak lama lagi Arumi akan menjadi milikku seutuhnya..” gumam Ernastan di dalam hati saat Arumi sibuk dengan dunianya. Ernastan pun jika sendirian malah lebih leluasa menghubungi orang orang nya, tidak perlu lagi bersuara lirih lirih jika sedang berkomunikasi lewat hand phone.
Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu oleh Ernastan pun tiba. Arumi dan keluarga bersiap siap akan berangkat ke Singapore..
“Yah, gimana info terkini dari orang orang yang kamu suruh mengawasi rumah Ernastan?” Tanya Ariana saat berkemas kemas di dalam kamar.
“Masih sama Bun, orang orang yang foto fotonya dikirim ke kita itu. Tidak ada orang baru lagi. Mereka pegawai Ernastan dan saudara saudara Ernastan yang keluar masuk rumah Ernastan.” Ucap Fadli yang juga berkemas kemas.
“Terus yang mana ya Yah yang telepon dengan Ernastan malam itu.” Tanya Ariana yang sudah selesai berkemas.
“Ya, nanti kita cocokkan saja mana yang tidak ada saat kita berada di sana. Ya itulah orangnya.” Ucap Fadli sambil menutup koper besarnya.
Ariana, Fadli dan Arumi yang melihat foto foto yang kirim oleh orang yang memantau rumah Ernastan hanya mengenali dua orang saja, yaitu saudara sepupu Ernastan yang ikut datang ke Indonesia waktu lamaran dan acara pernikahan.
Fadli dan Ariana yang sudah selesai berkemas pun keluar dari kamarnya di rumah besar berasitekstur Jawa.
“Di mana Arumi dan Ernestan?” tanya Fadli saat sudah di ruang depan tidak melihat Anak dan menantunya.
“Di pendopo mereka dan Eyang sudah selesai sejak tadi.” Ucap Ariana sambil terus melangkah menuju ke pendopo.
Saat sudah sampai di pendopo. Tampak Ernastan, Arumi, Eyang, Yayuk, Respati dan Askara duduk di kursi pendopo menunggu Fadli dan Ariana.
Ernastan tersenyum menatap kedatangan Fadli dan Ariana..
“Sudah semua ayo kita berangkat.” Ucap Ernastan sambil bangkit berdiri. Dia benar benar sudah tidak sabar untuk memiliki Arumi seutuhnya.
Di halaman itu pun sudah ada dua mobil yang siap mengantar mereka ke bandara.
“Tunggu dulu, masih ada yang belum datang.” Ucap Arumi yang duduk sambil memangku tubuh mungil Askara.
“Siapa lagi Sayang, bukannya kata kamu Tante Briana menejer kamu tidak bisa ikut mengantar ke Singapore. Aku sudah mencarikan menejer penggantinya.” Ucap Ernastan dengan kening agak mengkerut menatap istri nya.
Tidak lama kemudian dari pintu pagar muncul dua sosok manusia dengan membawa tas besar..
“Itu yang kita tunggu sudah datang.. Ayo kita berangkat.” Ucap Arumi sambil bangkit berdiri menggendong tubuh mungil Askara.
“Yok..yok.. naik pecawat.. yok.. yok... “ celoteh Askara dengan senyum lebarnya. Kepalanya mengangguk angguk mantap dan tangan terangkat jari jari mungilnya tuil tuil bergerak gerak memberi kode agar semua segera melangkah.
Sedangkan Ernastan semakin mengkerut keningnya menatap dua sosok yang berjalan tergopoh gopoh menuju ke mobil yang berparkir. Dua orang yang tidak masuk daftar pengantar Arumi.
.
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian