Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Salwa masuk kedalam kamar pak Rojak melihat keadaan pak Rojak seperti itu dia sebenarnya tidak tega.
Walau mereka sering berselisih paham tapi tetap saja pak Rojak adalah papanya dari dia lahir sampai sekarang beliau yang merawatnya tanpa ingin menikah lagi.
Salwa mencium tangan pak Rojak sambil menangis dia menyesal membuat pak Rojak seperti ini.
Salwa kemudian menyelimuti pak rojak dan meninggalkan pak Rojak agar bisa istirahat.
Salwa kembali ke kamarnya dia tidak mempedulikan panggilan dari indra,indra terlihat sangat marah karena tidak hadir di acara tersebut.
Besok saat di kampus dia akan minta maaf ke indra.
Dilain tempat bima dan indra baru sampai di hotel tempat dia menginap mereka baru saja menyelesaikan kerjaan nya.
Selesai mandi bima baru menghidupkan hpnya karena tadi kehabisan daya,bima membaca pesan dari pak Rojak.
Menanyakan kapan dia pulang karena pak Rojak saat ini sedang tidak sehat.
Bima membalas kalau tidak ada halangan Minggu depan dia akan pulang.
Pagi harinya sebelum berangkat kuliah Salwa menyempatkan menengok pak Rojak ke kamar nya.
Saat Salwa masuk pak Rojak baru keluar dari kamar mandi Salwa menyusul ke arah pak Rojak membantu nya menuju tempat tidur.
"gimana keadaan papa?"tanya Salwa setelah membantu pak Rojak berbaring di tempat tidur.
"papa udah nggak apa-apa"jawab pak Rojak"kalau asisten papa datang suruh langsung masuk kamar saja".
"papa itu masih sakit jangan mikirin kerjaan dulu"pinta Salwa.
"kalau bukan papa siapa yang akan menanganinya kamu kalau aku suruh bantu papa selalu bilang nanti"kata pak Rojak.
"maaf pa aku belum siap untuk bekerja aku mau fokus ke kuliahku".
"sekarang bukan itu yang utama bagimu Salwa karena sekarang kamu bukan tanggung jawab papa kamu sudah punya suami apapun yang kamu lakukan harus bilang ke bima".
Salwa hanya diam dia nggak mau membantah Salwa nggak mau membuat papanya kepikiran.
"papa mau kamu hidup rukun dengan bima jangan pernah berpisah apalagi bercerai dan satu hal nanti kalau suamimu pulang ikutlah bersamanya". perintah pak Rojak Salwa hanya mengangguk.
Salwa pamit pergi ke kampus benar saja baru tiba di kampus dia sudah di sambut dengan pertanyaan dari indra.
"tadi malam papaku sakit dra jadi aku nggak bisa datang"kata Salwa.
"seharusnya kamu mentingin aku dong".
"kenapa kamu semakin menuntut seperti itu kalau begitu ceritanya kita udahan saja"kata Salwa emosi karena di berondong pertanyaan terus-menerus.
"jangan gitu dong Salwa aku minta maaf"rayu indra sambil merangkul lengan Salwa"kita masuk ke kelas saja".
Indra belum mau putus sama Salwa karena dia masih perlu dengan kepopuleran dari Salwa.
Di tempat berbeda bima terus bekerja dia ingin segera pulang kerjaan yang harusnya dikerjakan dalam waktu seminggu dia selesaikan dalam dua hari.
sekitar pukul tujuh malam bima sampai di rumah pak Rojak dia ingin melihat keadaan pak Rojak yang jatuh sakit.
Danang mengantar bima sampai di halaman rumah Salwa bersamaan itu pula Salwa sedang berdiri di depan jendela kamarnya jadi dia melihat kedatangan bima.
"kenapa dia sudah pulang bilangnya beberapa hari gimana ini kalau dia ingin meminta aku melayaninya gimana"Gerutu Salwa panik"nggak boleh aku harus memikirkan cara agar dia tidak bisa melakukan itu ke aku".
Salwa terus berpikir sambil mondar-mandir dia tersenyum saat menemukan rencana.
Sedangkan dilantai bawah bima duduk bersama pak Rojak dia menanyakan gimana keadaannya.
"aku baik bima walau putri ku terlalu bar-bar melihat papanya sakit dia nggak akan tega dia akan merawatnya dengan baik".
"syukurlah kalau begitu".
"oh ya kenapa kamu sudah pulang apa kerjaan mu sudah selesai?"tanya pak Rojak"atau kamu sudah kangen sama istrimu".
"kerjaan aku sudah selesai soal kangen papa tahu sendiri keadaannya"jawab bima sambil tersenyum.
"yang sabar ya sama Salwa dia itu nggak beda jauh sama almarhum mamanya".
Bima hanya mengangguk pak Rojak kemudian menyuruh bima pergi ke kamar Salwa dia tahu kalau bima sudah nggak nyaman dengan tubuhnya.
Bima naik ke kamar Salwa awalnya dia mengetuk pintu tapi nggak di buka dia kemudian membuka pintunya dan masuk di dalam kamar bima melihat Salwa sudah tertidur di atas tempat tidur dengan memakai celana jeans.
Melihatnya bima hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya dia paham maksud Salwa dan bima juga tahu kalau Salwa sebenarnya belum tidur.
Bima pergi ke kamar mandi dia ingin membersihkan tubuhnya tak lama bima menyelesaikan mandinya dia keluar dari kamar mandi cuma menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang nya.
Salwa mengintip saat bima lewat dia menelan ludahnya melihat tubuh atletik dari bima.
Bima hanya pura-pura tidak mengetahui kalau Salwa pura-pura tidur justru dia semakin menggoda Salwa dia pakai bajunya di depan Salwa.
Salwa langsung menutup tubuhnya dengan selimut sedangkan bima kembali tersenyum.