perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tongkat Naga Hitam
Setelah menguburkan kerangka sang guru di tempat yang layak, Arya melukai tangannya sendiri, meneteskan darahnya di atas cincin peninggalan itu. Sebuah getaran halus merambat, dan dalam sekejap, pandangannya beralih dari gua yang gelap ke sebuah dimensi lain. Ia terbelalak. Di hadapannya terhampar tumpukan koin emas yang berkilauan, berbagai jenis senjata yang belum pernah ia lihat sebelumnya, dan yang paling mencengangkan, beberapa kitab kuno yang terlihat sangat berharga.
"Guru sekaya ini?" gumam Arya, suaranya tercekat oleh rasa tak percaya. Kekayaan yang tak terhingga ini jauh melampaui bayangannya.
Dengan hati penuh syukur dan rasa hormat yang mendalam, Arya membungkuk dalam-dalam.
"Terima kasih, Guru," bisiknya tulus.
Arya mulai mengamati satu per satu kitab yang ada di dalam cincin. Matanya terpaku pada selembar kertas yang terlihat seperti denah ruangan, digambar dengan sangat detail.
"Sepertinya ini jalan keluar dari gua ini," pikir Arya dalam hati. Denah itu tidak hanya menunjukkan rute, tetapi juga beberapa jebakan yang tersembunyi dan, yang terpenting, cara untuk membukanya. Sebuah mekanisme yang hebat, ia kagum. Bagi yang mengetahui kuncinya, denah itu adalah peta harta karun; namun bagi yang nekat menerobos masuk tanpa pengetahuan, jebakan akan bekerja beruntun, mengejar dan mengurung penyusup itu hingga mati
Setelah mempelajari denah itu dengan saksama, Arya beralih ke kitab-kitab lain yang tersimpan di dalam cincin.
"Kitab Langkah Ajaib," gumam Arya, mengambil salah satu kitab dan mulai membacanya. Ternyata, kitab itu berisi ilmu tentang gerakan kaki yang dapat membingungkan lawan, bahkan meningkatkan kecepatan berjalan dan berlari, mirip ilmu meringankan tubuh. Arya membaca dengan serius. Baginya, kecepatan dan kekuatan adalah kombinasi yang sangat serasi dalam pertarungan. Namun, untuk mulai mempelajarinya, ia harus melatih fisiknya agar tubuhnya kuat dan terbiasa.
Keesokan harinya, Arya memulai latihannya dengan tekun. Ia mengikatkan batu pada kedua kakinya dan mulai berjalan tanpa mengerahkan tenaga dalamnya.
"Ugh,"
Arya melenguh. Langkahnya terasa sangat berat pada awalnya. Ia hanya bisa melangkah perlahan mengitari kolam di dasar jurang itu. Beberapa hari berlalu, dan ia mulai terbiasa dengan beban di kakinya. Ketika beban itu sudah tidak terasa lagi, ia mulai berlari. Setiap kali kecepatan larinya mencapai batas tertentu, ia akan menambahkan beban lagi.
Hari-hari Arya kini dipenuhi dengan segala macam latihan. Dari cincin sang guru, ia menemukan banyak kitab ilmu tingkat tinggi. Ia juga mulai berlatih pukulan dan senjata. Ada beberapa kitab yang mengajarkan penggunaan senjata seperti pedang dan tongkat, dan ada pula yang mengajarkan pertarungan tangan kosong, dari tebasan cakar, hingga sodokan ruas jari. Arya terus mempelajarinya tanpa mengenal lelah. Pagi hari ia melatih fisik, siang hari ia melatih jurus-jurus, dan malam hari ia melatih tenaga dalam.
Tenaga dalam yang diberikan Ki Ludira kini mulai menyatu dengan tenaga dalam yang ia himpun dari pernapasan yang didapatnya dari lembaran Kitab Dewa Pengobatan Mata Ketiga. Kitab itu mengajarkan cara menyerap semua jenis tenaga dalam. Karena tenaga dalam yang ia terima dari Ki Ludira dalam keadaan beracun, tenaga dalamnya kini menjadi beracun dan menyatu dengan darahnya, seakan Arya memang dilahirkan dalam kondisi seperti itu.
"Hiaaaaat!"
"Hiaaaaat!"
Di pinggiran danau itu, Arya berlatih. Tenaga dalamnya kini sudah mencapai 45 tahun berlatih tenaga dalam, berkat transfer tenaga dari Ki Ludira yang telah berlatih lebih dari 60 tahun. Arya melatih jurus-jurusnya satu per satu, dari pukulan tangan kosong Cakar Elang, hingga teknik pedang dan penggunaan senjata lainnya. Ia terus saja berlatih, keringat membasahi tubuhnya, namun semangatnya tak pernah padam.
Brubup!
Brubup!
Brubup!
Saat sedang berlatih, tiba-tiba air danau bergolak hebat, seakan ada sesuatu yang mengamuk di dalamnya. Ombak kecil menerjang tepian, dan riak-riak aneh terbentuk di permukaan. Arya menghentikan latihannya, matanya menatap tajam ke arah tengah danau, waspada.
" Goaaaaar"
Satu ruangan keras di sertai sosok ular besar berwarna hitam keluar dari danau
" Naga!?" desis Arya kaget . Saat melihat apa yang keluar dari dalam danau, selama 4 tahun di dasar jurang baru kali ini naga itu keluar membuat Arya terkejut.
wuuut
" eh" Arya berteriak kaget saat Naga itu menyabetkan ekornya yang besar menyerang dengan tiba tiba, dengan cepat ia menghindar
braaak
Satu batu besar hancur terkena sabetan ekor naga itu, kini Arya bersiap menghadapi nya, ini waktunya ia mempraktekan apa yang ia pelajari selama empat tahun ini di dasar jurang.
Heaaaaah
Arya bergerak dengan langkah Ajaib , mengitari naga Hitam itu sambil mencari titik kelemahan dari naga itu.
Wuuuut
slap
braaak
"aduuuh" Arya berteriak kesakitan karena tangan yang di pakai memukul malah terasa sakit seperti memukul tembok besi ,
Roaaaaar
Naga itu dengan gerakan pelan menatap Arya yang memukul badannya, seakan mengejek
" itu mukul apa menggaruk punggungku "
" huh, awas kau naga jelek!" seru Arya ,ia kini mulai menggunakan tenaga dalam hingga lima bagian.
..hiaaaat
Kini Arya mengincar kepala Naga itu, yang menjadi sasaran adalah tanduk yang ada di belakang kepala.
plaaaak
serangan Arya mengenai telak tanduk itu, namun tak ada berpengaruh sama sekali, ia dengan cepat memeluk tanduk itu saat Naga hitam itu menggerakkan kepalanya .
" apa kelemahan naga ini?" tanya Arya dalam hati .
Goaaaar
Naga itu menggerakkan kepalanya ia merasa terganggu dengan ke beradaan Arya di kepalanya, Arya memegang dengan erat tanduk Naga itu dan tak sadar mengerahkan tenaga dalamnya sampai puncak karena berpegangan erat dan takut jatuh. energi tenaga dalam Arya mengalir dengan hebat membuat Naha Hitam itu terus meronta .
Goaaaaaar
Byuuur
roaaaaaar ,
Byuuuur
Naga itu terus meraung dan mencoba melepas pegangan Arya pada tanduknya dengan menyelam ke dalam Air beberapa kali, Arya makin memperkuat pegangannya ,
Roaaaar
Tiba tiba naga itu melesat keatas dengan membawa Arya di atas kelapanya .
plaaash
Tiba tiba tubuh naga besar itu menghilang, tanduk yang ia pegang menjadi sebuah tongkat besi hitam.
" Aaaaaaaa" Arya berteriak saat tubuhnya meluncur ke bawah karena naga itu menghilang ,tubuhnya yang di penuhi beban di kakinya meluncur cepat ke bawah
byuuur
Air danau bergelombang kecil saat Arya terjatuh , punggung Arya terasa sakit beruntung tadi ia melapisi tubuhnya Dengan tenaga dalam kalau tidak sudah di pastikan tubuhnya mengalami patah tulang jatuh dari ketinggian, walau jatuhnya di dalam air.
" kok jadi tongkat?" tanya Arya bingung, ia masuk ke dalam goa dan memperhatikan tongkat itu lagi ,ada ukiran halus membentuk naga yang tadi di lawan Arya, tampilannya tak begitu menarik, namun Arya merasa kekuatan penghancurnya sangat kuat,
" hiaaaat"
"berubah lah"
teriak Arya yang berharap Tongkat itu menjadi naga lagi, tapi sesudah berbagai cara , tongkat itu tak juga berubah .
" huh, apa mati naga hitam tadi!" keluh Arya kesal,
" kamu ku beri nama tongkat naga Hitam saja kalau begitu" lanjut Arya sambil memasukan tongkat itu ke dalam cincin ruang nya.