Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Sindiran Lula
Arka kaget karena di sana sudah ada Digo bersama dengan Lula, harapan nya untuk sama sama tadi pupus sudah dan dia menjadi kurang semangat untuk main dengan teman teman nya. Lula sebenar nya kaget juga karena Bintari malah mengajak seorang pria lagi, dan ternyata itu malah Digo orang yang dia kenal juga saat di kampung.
Bintari sendiri ada rasa kikuk karena dia lah yang sudah menyuruh Digo datang atas ancaman nya Kendal yang sangat galak ini, dari pada dia di rasuki dan malah mengamuk di sini maka Bintari pun memilih untuk memanggil pria ini saja agar dia tidak mengganggu Arka dan Bintari.
Arka bisa di bilang pria yang egois, dia ingin bersama dengan Lula tapi dia tidak terima apa bila ada pria lain yang mendekati Bintari. dia masih labil akan perasaan nya, belum tau jelas siapa yang sebenarnya dia suka ini, atau bahkan malah mau dua dua nya karena tidak punya pilihan.
Sudah pasti tidak mau lah mereka kalau di pacari langsung berdua, Bintari kan jelas mundur karena dia tidak mau mengganggu hubungan nya Arka dan Lula. bahkan sampai sekarang ketika mereka memasuki tempat makan sambil bergandengan tangan, Bintari sama sekali tidak ada menoleh pada Arka dan Lula yang ada di belakang nya.
"Mau makan apa, Kak?" Lula menatap Arka sambil menggandeng lengan Arka.
"Aku terserah nanti saja, belum tau juga menu apa." jawab Arka melepaskan tangan Lula.
Lula yang merasa di buang terdiam sesaat karena di tolak pria begini kan teras sakit sekali, sedangkan di depan sana Bintari dan Digo asik tertawa walau mereka tidak gandengan tangan. Arka yang melihat jadi menggeram, perubahan wajah Arka dapat Lula saksikan sendiri di depan mata.
"Apa dia menyukai Bintari?" batin Lula menatap Arka.
"Ayo kita makan!" ajak Arka lagi tanpa menoleh atau pun mengulurkan tangan nya.
"Apa dia tau kondisi ku sehingga tidak mau dekat?" Lula berjalan di belakang nya Arka.
"Lula, mau cumi bakar tidak?" tawar Bintari yang sedang antri.
"Aku tidak suka seafood, Bin." tolak Lula sambil tersenyum dan segera menyusul Arka.
"Padahal cumi enak ya, Bin." Digo satu selera dengan Bintari.
"Rasa nya dulu Lula suka lah, tapi kenapa dia sekarang tidak suka?" heran Bintari.
"Karena dia suka nya Arka." gurau Digo sambil memasang wajah jenaka.
Bintari yang melihat wajah lucu nya Digo jadi tertawa, Kendal melihat dari jauh kebahagian tuan nya ketika sedang di luar. sebagai Kodam pun kadang dia kasihan pada Bintari, tidak punya teman dan tidak pernah keluar karena tidak ada teman yang mengajak nya, jadi memang cuma diam di rumah dan belajar lalu sesekali nonton film kesukaan nya.
"Bintari cantik ya sekarang, Kak." pancing Lula pada Arka.
"Dari dulu dia cantik." jawab Arka langsung.
"Em maksud ku memang kalian berdua cantik, kan kalau wanita sudah pasti cantik." Arka tersenyum kikuk.
"Selama aku pergi apa Kakak dekat dengan dia?" tanya Lula lagi.
"Ya seperti biasa saja, tidak yang dekat sekali." jawab Arka.
Lula melirik sekilas dan kembali fokus dengan menu yang mau di pesan, kalau Arka malah pandangan nya lurus tidak berkedip melihat Bintari dengan Digo yang terus bercanda bersama sama. bahkan tak segan Bintari menepuk lengan nya Digo, entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Arka tidak sadar kalau tangan Lula terkepal erat sehingga buku menu itu saja sampai berderak, Arka tidak sadar karena dia juga sedang kesal melihat Bintari dan juga Digo yang berjalan berdua sambil memakan cumi panggang yang sudah mereka bayar.
"Kalian mau pesan apa?" Lula bertanya saat Bintari sudah duduk di sebelah nya.
"Aku minum saja lah, ini sudah makan." ujar Bintari.
"Makan lah nasi juga, kata Bu Hasnah kamu ada asam lambung." Arka membuka suara.
Sontak Lula dan Digo menatap Arka karena pemuda ini sampai tau soal asam lambung nya Bintari, Bintari yang di perhatian begitu berusaha cuek saja karena dia sudah berusaha setengah mati untuk membuat hati nya lupa. Kendal yang geram langsung masuk di tubuh Bintari, Arka tidak sadar karena sedang melihat daftar menu.
"Kak Digo makan nasi juga, nanti kalau tidak habis kita bagi dua." Bintari mendekat duduk nya dengan Digo dan kelihatan centil sekali.
"Oh ya boleh kalau kamu tidak habis, ini cumi nya besar juga." angguk Digo setuju.
"Jadi kalian nasi berdua ya, mau pisang piring atau satu piring saja?" tawar Lula.
"Satu piring saja." jawab Bintari mantap.
Naik alis Arka mendengar ucapan nya Bintari barusan, Lula yang selalu sadar kalau saat ini Arka tengah di landa rasa cemburu. ada rasa kesal dan marah juga setelah tau kalau cinta Arka bukan lah murni untuk dia lagi, malah Bintari yang seperti nya lebih besar.
Mereka pun pesan makanan sambil ngobrol menunggu makanan nya jadi, Bintari menunjukan gelagat yang sangat aktif karena sesungguh nya Kendal sudah mengambil alih tubuh nya dan dia bersembunyi sehingga Arka tidak sadar kalau ini bukan lah Bintari yang bergerak untuk terus berceloteh manja dengan Digo yang juga merespon senang akan pembicaraan nya Bintari.
"Bin, Ibu kamu di kampung masih suka mengatai orang ya?" tanya Lula langsung membuat kepala Bintari langsung menoleh.
"Kamu kok ngomong gitu, La!" Digo nampak tidak suka.
"Lah kan memang Ibu Bintari suka membicarakan orang, maka nya aku pindah karena tidak kuat! toh Bintari juga tau, dia tau lah kalau mulut Ibu nya ember." sahut Lula.
"Enggak apa apa kok, Kak! Ibu aku kan memang suka mengatai Lula karena dia orang miskin." jawab Bintari pula membuat Lula tersentil kaget.
"Apa lah yang kalian bicarakan!" Arka menatap Bintari.
"Tapi syukur lah sekarang Ibu aku udah baik kok, dia tidak pernah membicarakan orang lagi." Bintari tersenyum pada Lula yang nampak kesal.
"Oh begitu ya, bagus lah jadi kalau ada orang miskin tidak akan kena mental oleh ucapan Ibu mu." Lula membalas nya sambil tersenyum.
"Awas kena saos itu tangan mu!" Arka cepat memegang tangan nya Bintari yang gerak kesana kesini.
Bintari menatap Arka kaget karena Arka sampai berdiri hanya untuk menyentuh tangan dia yang kena saos, Lula menyadari ini semua dan hati nya terbakar habis. Bintari menyeringai puas, ini seringai nya Kendal karena dia sudah sadar bahwa gadis ini bukan lah orang yang baik, kalau cuma Bintari sendiri yang menghadapi maka tidak akan bisa.
Selamat pagi guys, jangan lupa like dan komen kalian ya.
yaealah arka udh jelas kmu t sukanya sma bintari...🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️