Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Rai Nishav, usia 30 tahun pernah juga nakal pada masa nya. Awal nya tinggal di kota, tapi setahun ini ia dihukum orangtua nya.

Dipindah kan ke desa tempat Paman nya. Dihukum karena apa? Belum tahu itu rahasia Rai. Selama setahun di sini banyak anak gadis nya yang sering meliriknya, tapi ia biasa saja tidak ada yang menarik. Entah kenapa Selama setahun hampir 13 bulan, ia baru melihat perempuan yang beda, tetangga sebelah nya, cucu Nenek lestari. Cantik. Saat pertama melihatnya.

Bangun hampir kesiangan karena jam kerjaan tidak tentu. Ingin kebelakang rumah Paman nya, ia malah melihat seseorang perempuan duduk melamun entah apa yang ia pikirkan. Tapi itu membuat Rai tidak bisa berpaling.

Kejadian kedua yang membuat Rai hampir malu. Saat ia ingin berganti pakaian di kamar, dengan jendela yang emang ia buka kan, ia baru tau ternyata jendela kamarnya berhadap-hadapan. Ia melihat perempuan cantik itu lagi yang juga melihat kearah nya

Dan sekarang perempuan itu melihat nya sedang kerja di depan rumah Nenek lestari.

Malam yang dingin begini ia mengenakan daster bunga-bunga pendek di atas lutut. "Cantik sekali." Bathin nya. Tidak geleng nya, ia tidak boleh memikir kan seperti ini.

"Mas Rai! Berapa toh?" lestari yang baru keluar dari dalam. "Geser dikit Neng!" lanjut nya menggeser cucu nya untuk duduk lebih pinggir sedikit.

"belum nih Nek, mungkin sedikit lagi" Mendatangi Nenek lestari, duduk di teras, mungkin hampir dekat dengan kursi Iriana yang ada di atas.

"Tapi udah masuk 5 kuintal yah Mas?" Menunjuk hitungan buah kelapa sawit yang di pisah untuk hitungan nya.

Iriana tidak tau apa maksud Nenek nya yang kuintal.

"Mungkin itu bisa 1 ton an Nek, atau bisa lebih" Mendongak ke atas Nenek lestari. Tapi nyata nya manik itu juga melirik Iriana yang ada di sebelah neneknya.

"Sial wangi sekali" Bathin nya, akhir-akhir ini jadi sering men-bathin.

"Itu langsung di antar ke pabrik Mas Rai?"

"iya Nek, mau nya malam ini saja langsung, sudah ada mereka ber empat yang bantu in nanti Nek." Dengan melihat karyawan nya. "Sudah selesai Ky!" lanjutnya melihat Rizky karyawan nya sudah selesai dengan menimbang tanda buah segar (TBS).

"Beres Mas Rai!" Dengan jari jempol nya di angkat.

"Tunggu saya nota in dulu Nek!" Mulai me nota hasil timbangan dan harga yang harus ia bayar kan.

"Ini nek" Nota dan bayaran kas nya, di berikan Rai kepada Nenek lestari.

"Berapa itu Nek?" lirih Iriana, yang akhir nya bersuara juga. Ia juga ingin tahu berapa si timbangan nya. Saat melihat orang itu menimbang nya di buat ke atas pick up ia tidak paham. Ingin bertanya kepada Rai, tapi ia malu. Lirih-an itu masih bisa di dengar kan Rai, membuat Rai menatap wajah penasaran nya itu.

"Yang mana? Duit nya!?" Ejek lestari dengan senyum usil kepada cucu perempuan nya.

"Ih Nenek, kertas itu lah" Cemberut Iriana melihat Nenek nya.

"Lah tadi lihat di timbang kan, itu jumlahnya." Tunjuk lestari dengan dagu nya. "Kalo masih belum paham tanya Mas Rai" lanjut lestari masih niat menggoda cucu nya.

Membuat Iriana menjadi menatap si Mas Rai.

"1 ton 3 kuintal hmm" Ucap Rai masih dengan menatap mata kecoklatan Iriana. Membuat Iriana salah tingkah dan lebih dulu untuk berpaling dari pandangan tajam sih Rai.

"Nah itu sudah di kasih tau Mas Rai!" Kekeh lestari melihat wajah cucu nya merah, meski di teras tapi kemerahan wajah itu masih bisa terlihat di sorot lampu teras.

"Apa sih Nek" Dengan cepat Iriana berdiri dan lekas masuk kedalam. Ia malu sumpah.

Di lanjut dengan tawa kencang Nenek. Rai hanya bisa tersenyum.

****

"Bos! Cewek cantik tadi cucu Nenek lestari dari kota itu yah?" Rizky karyawan Rai, yang saat ini di perjalanan mengantar kan buah kelapa sawit ke pabrik Kecamatan.

Gosip sudah menyebar cepat rupanya.

"Hmm iya." Ucap Rai, yang masih sibuk dengan ponsel nya, mencatat hasil pembelian nya untuk hari ini. malam ini Rai lumayan membawa TBS dengan 3 mobil truk canter, dan di susul Rai dengan pick up kecil muatan 1.5 ton yang sudah ia pagar kan dengan kayu di segala sisi, agar tidak membuat kelapa sawit berjatuhan dijalan.

"Naksir yah bos" Cengir si Rizky yang jadi sopir. Rai hanya menatap nya dengan senyum di kulum.

Itu membuat tawa Rizky jadi tidak terbendung kan lagi.

"Tapi iya loh Mas, emang cantik, putih sekali, kalo body jangan di tanya." Ucap Rizky mulai jadi pria sejati, Pembahasan tidak jauh dari seksi.

"Lihat depan Ky!" Rai tidak mau terlalu membahas nya, apa lagi jika merepet ke hal-hal tabu. Entah kenapa ia tidak suka jika ada pria lain yang membayang kan wanita itu.

"Oke Mas!" Ucap risky menghentikan godaan nya kepada bos nya.

Mungkin ia nanti akan lama menunggu di pabrik, banyak antrian pick up yang lain. Tapi Rai merasa badan nya seperti sudah remuk. ia jadi membayang kan andai ia pulang kerja ada seseorang yang bisa menyambut nya dan ingin memijat kan tubuh lelah nya.

Dan bayangan wanita itu lah yang malah singgah di pikiran nya. "Rasa ini, sial" Bathin Rai tidak habis pikir.

***

Dikamar wanita, yang sudah ada di bayangan sih pria.

Sedang menonton drama korea, tapi pikiran nya bukan ke cerita film. Iriana malah memikir kan pria dengan punggung lebar itu.

"Ih apa an sih, cowok itu sama saja tukang selingkuh" Gumam nya setelah tadi membayang kan pria lain.

Malam mulai larut, Iriana masih dengan drakor nya. Mungkin ia akan begadang lagi mengingat besok ia hanya ingin di rumah seharian. Tidak mau berjalan atau membatu Nenek ke rumah tetangga yang memiliki hajatan. Ia malas di tanya-tanya mending di rumah, nge-halu, tidur, makan. Nikmat mana lagi yang ingin kamu dustakan.

Jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari, mata Iriana sudah memerah.

Brak,, itu seperti suara pintu mobil yang di tutup membuat Iriana terkejut. Ia mulai berdiri dan mengintip melalui celah lubang di jendela nya. Ternyata itu kurang cukup terlihat di karena area nya gelap. Jadi ia mulai beranikan membuka jendela nya, angin malam masuk. Oh ternyata itu pick up tetangga. "Kenapa sampai jam segini?" Gumam nya. Ia pun kembali menutup jendela nya, bergidik ada rasa ngeri nya, mungkin karena masih gelap gulita. "Seram ih" Gumam nya dengan cepat merebahkan badannya di ranjang.