NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Menanti Jawaban

Mas... sangat menyukainya?,"

"Sangat. Dan saya harap semuanya berjalan dengan lancar. Zahra," Ujar Ehsan dengan sebuah pengharapan yang bergaung disetiap katanya.

Sangat?

Kimi mengangguk pelan seraya memaksakan senyumnya, "Yah, semoga berjalan sesuai mau mu, Mas."

"Terima kasih, Zahra. Kamu teman yang selalu membuat saya merasa damai."

Kimi mengangguk pelan, ia menggigit bibir bawahnya mencoba menghalau air mata yang berdesakkan ingin keluar seakan ingin menampakkan isi hatinya.

"Aku pulang dulu, yah. Mas." Pamit nya seraya beranjak dengan terburu-buru. Mengabaikan Ehsan yang mungkin saja kebingungan dengan Pamit nya yang tiba-tiba.

"Assalamualaikum." Salam nya dengan tangis yang hampir tumpah.

Tanpa menunggu balasan salam nya, ia segera meninggalkan teras Masjid.

Meski motornya mulai melaju meninggalkan pekarangan Masjid, disaat itulah ia bisa mendengarkan balasan salam nya dari Ehsan meski samar.

Ia melajukan motornya dengan cepat bersamaan dengan air matanya yang luruh membasahi pipinya.

Ia seharusnya bisa menduga hal ini sebelumnya. Karena, bukankah katanya. Lelaki yang baik untuk perempuan yang baik pula. Dan lelaki yang buruk untuk perempuan yang buruk pula.

Bagaimana mungkin seorang wanita yang jauh dari agamanya, bisa dengan berani nya menginginkan seorang lelaki yang nyaris sempurna itu.

Namun, nyatanya. Meski ia sadar diri karena dengan lancang meminta sesuatu yang tidak seharusnya ia inginkan. Ia tetap merasakan kecewa. Yang membuatnya lantas menanyakan doa nya selama ini.

Kemana perginya, doa yang ia panjatkan dengan sepenuh hatinya selama ini?

Hingga saat Kimi tiba di pekarangan rumah minimalis itu. Ia memasuki nya dengan langkah yang gontai, dengan suasana rumah nampak sepi sama halnya dengan rasa sepi yang mengisi hatinya. Ia merogoh tasnya mencari benda pipih itu, matanya menangkap notifikasi pesan beberapa jam lalu dari nomor Mama.

"Mama sama Papa nginep dirumah Yana, Kim. Kamu sama Alam hati-hati dirumah."

Tidak ada niatan untuk membalas pesan itu ,ia memilih mengabaikan dan membanting ponselnya ke atas ranjang nya.

Ia terduduk ditepi ranjangnya sembari memeluk lututnya, kepalanya Ia tenggelam kan diantara lututnya. Jejak air mata itu masih lengket dipipi nya dan kini air bening itu kembali mengalir melewati pipinya. Matanya sudah terasa bengkak tetapi air mata itu tidak ada hentinya mengalir.

Ucapan Ehsan itu kembali melintas dikepalanya, membuatnya semakin terisak.

"Saya hendak melamar seseorang disana."

"Namanya Aliya. Dia perempuan yang saya kagumi sejak lama. Perempuan yang selalu saya sebut namanya didalam doa saya."

Kimi merasa marah, bingung, kecewa, dan sakit. Entah yang mana yang lebih mendominasi. Ia mulai menyalahkan takdir, juga ucapan Ehsan tempo hari. Yang mengatakan bila tidak ada takdir yang buruk yang akan terjadi tanpa ketetapan Tuhan. Lantas, kenapa Tuhan berketetapan dengan keburukan pada takdirnya?.

Ia juga mulai menyalahkanNya. Ketika sayup-sayup suara adzan magrib itu berkumandang. Membuat tangis itu terhenti, ada dorongan untuk menemui Nya, dan menanyakan semuanya di atas sejadahnya.

Namun, rasa sakit yang kini ia rasakan membuatnya hanya bergeming mendengarkan lafal adzan yang sedang berkumandang.

"Hayya 'alash shalaah...."

(Marilah shalat)

"Hayya 'alal falaah...."

(Marilah mencapai kemenangan)

Hingga Adzan itu berhenti terdengar ia masih bergeming. Untuk beberapa menit, ia akhirnya bangkit. Entah kenapa langkahnya justru membawanya untuk mengambil air wudhu, meski dengan amarah.

Kimi mulai menggelar kan sejadahnya. Tangannya terangkat mengucapkan takbir hingga gerakannya berakhir disujud terakhir lalu menutupinya dengan salam.

Kedua tangannya terangkat, ia menghadap kan telapak tangannya keatas. Suaranya mulai terdengar memecah keheningan kamarnya yang remang.

"Belakangan ini aku sering bercerita padaMu. Tentang lelaki yang memperkenalkan Engkau kepada ku. Hingga aku yakin, bahwa aku mulai dekat denganMu."

" Namun, mengapa disaat aku begitu percaya dengan cinta Mu. Engkau justru menjauhkan ku dari lelaki yang aku cinta. Yang namanya sering ku ucapkan sebagai topik pembicaraan ku denganMu."

"Engkau seolah menegaskan bahwa Engkau lah yang berkuasa atas diriku. Maka biarkan sekali lagi aku berdoa seperti kataMu, berharap Engkau memperkenankan doa ku. Ijinkan aku menanti jawaban dari Mu, atas doaku."

Kimi mengusap wajahnya, bersamaan dengan pintu kamarnya yang diketuk berkali kali. Terdengar begitu terburu-buru. Ia mulai beranjak, terdengar suara Alam yang memanggilnya dengan suara panik.

"Kak Kimi! Buka pintunya sebentar kak!"

Saat ia membuka pintu kamarnya, didepannya ia bisa melihat wajah cemasnya Alam. Hingga ketika Alam berucap, kecemasan itu terasa menyalur padanya.

"Kak! Papa dibawa ke dirumah sakit. Hipertensi Papa naik"

Saat itulah ia merasakan udara nya menipis, jantungnya berdetak tidak karuan, bahkan saat ia dan Alam mulai berlarian menuju carport rumah. Dan melajukan motornya. Kimi tidak bisa mengingat apapun lagi, selain rasa cemas dan takut itu lagi.

Apa lagi ini, Tuhan? Jawaban seperti apa, yang akan aku dapati?.

Pikirannya kalut, ia hampir tidak mendengarkan ucapan Alam padanya diantara deru mesin motor.

"Mama tadi telepon, Kak. Kasih tahu kalo Papa dibawa kerumah sakit terdekat. Tiba-tiba aja hipertensi Papa naik."

Ia tidak menjawab, Alam juga seperti tidak berniat melanjutkan ucapannya. Mereka seperti sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Apa ini karena aku, yah. Kak? Papa jadi stres mikirin aku yang berantem waktu itu."

Hingga saat Alam kembali berucap padanya, ia seolah bisa mendengar ucapan Papa padanya saat di teras belakang waktu itu.

"Apa yang bisa Papa lakuin, agar kamu mau menerima perjodohan itu, Kimi?"

"Apa sulit sekali menuruti kemauan, Papa?."

Sama halnya dengan kaset rusak, ucapan itu terus berulang-ulang dikepalanya, Juga dengan tatapan penuh harap itu. Dalam hati kecilnya Kimi masih menggantungkan harapan nya pada pemilik hidup. Menggumam kan doa yang terbaik dengan sebisa nya.

Hingga saat langkah mereka tiba di Unit Gawat Darurat, dan ia dapati Raka yang duduk dikursi tunggu. Ia segera menanyakan keadaan Papa pada Raka.

"Gimana keadaan, Papa. Mas?" Tanyanya dengan panik.

"Sudah ditangani, Kim. Papa ngalamin Krisis Hipertensi. Untungnya ngga disertai kerusakan organ."

"Mungkin sekarang Papa cuma perlu rawat jalan." Terang Raka membuatnya bisa sedikit bernapas lega.

Tetapi mungkinkah ini terjadi karena pelepasan hormon stres pada Papa.

Sebegitu inginnya kah, Papa. Dengan perjodohan itu? Hingga mengakibatkan nya mengalami krisis hipertensi.

Kimi tidak bisa menghentikan air matanya untuk tidak mengalir. Ia tergugu, bahkan saat papa keluar dari ruang pemeriksaan bersama Mama. Ia tidak bisa menghentikan tangisan nya. Rasa bersalah itu menyeruak memenuhi hatinya.

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!