NovelToon NovelToon
Bayangan Sang Kembar

Bayangan Sang Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Zee dan Zia adalah saudara kembar tak identik yang bersekolah di tempat berbeda. Zia, sang adik, bersekolah di asrama milik keluarganya, namun identitasnya sebagai pemilik asrama dirahasiakan. Sementara Zee, si kakak, bersekolah di sekolah internasional yang juga dikelola keluarganya.
Suatu hari, Zee menerima kabar bahwa Zia meninggal dunia setelah jatuh dari rooftop. Kabar itu menghancurkan dunianya. Namun, kematian Zia menyimpan misteri yang perlahan terungkap...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam dan Nama yang tersirat

Zee menatap cowok yang diperkenalkan dengan nama Radit itu. Sorot matanya sulit ditebak-bukan kagum, bukan juga benci. Tapi ada yang berbeda dalam tatapan Radit-cukup membuat zee terpaku sedikit lebih lama dari seharusnya. Hingga akhirnya, pandangan mereka bertemu. Sekilas, namun cukup dalam untuk meninggalkan getar asing di dada Zee.

"Zee," suara Viola memecah keheningan, membuyarkan pikirannya.

Zee cepat-cepat mengalihkan pandangan, menunduk ke arah makanannya.

"Kamu kenal sama Radit?" bisik Viola penasaran.

Zee menggeleng pelan. "Enggak."

"Terus kenapa tadi kalian tatap-tatapan gitu? Jangan-jangan... kamu terpikat?" goda Viola, mengangkat alis sambil tersenyum lebar.

Zee hanya mengangkat bahu. "Biasa saja," sahut zee datar.

Viola mencibir gemas. "Padahal dia tuh idola banget di sekolah ini. Banyak cewek naksir. Serius."

Zee tak menjawab, tapi pikirannya mulai menautkan nama itu dengan inisial yang tertulis di surat Zia.

"Dia populer?" tanyanya akhirnya.

"Banget!" jawab Viola cepat. "Tapi bukan cuma dia. Ada juga Raka, Leo, dan Rey. Mereka tuh satu geng, dikenal sebagai Serigala 127."

Tepat saat itu, suara riuh terdengar dari arah pintu ruang makan. Tiga siswa laki-laki memasuki ruangan, langkah mereka penuh percaya diri seolah menguasai tempat ini tanpa perlu bicara.

Yang satu melangkah santai dengan ekspresi cuek, satunya lagi melempar senyum ke arah siswi-siswi, sementara satu lagi—tinggi, tenang, dan kalem—membalas sapaan hanya dengan anggukan ringan.

“Itu mereka,” bisik Viola. “Yang paling depan itu Rey Valeska Alferado, ketuanya. Sebelahnya Raka Dwiantara, dan yang satu lagi Leo Dirgantara.”

Zee mengikuti arah telunjuk Viola, menatap ke arah mereka sejenak, sebelum kembali pada makanannya.

“Radit itu wakil mereka. Gengnya dikenal dingin, misterius. Apalagi Rey. Katanya, pernah bikin senior nangis cuma karena salah panggil nama.”

Viola melanjutkan, suaranya makin rendah, “Kalau Raka dan Leo masih bisa bercanda. Mereka senang godain cewek. Tapi Rey? Dingin. Nyaris nggak pernah buka suara. Sementara Radit... yah, kadang masih bisa senyum dikit-lah.”

Zee mengangguk pelan. Dalam benaknya, nama-nama itu mulai membentuk pola.

“Zee...” panggil Viola dengan nada menggoda.

“Hm?” Zee menoleh singkat.

“Kamu cocok, lho, sama Rey. Sama-sama cuek," canda viola.

Zee menatap tajam, datar tapi menusuk. Viola langsung mengangkat tangan, tanda menyerah.

“Peace, peace... aku bercanda!”

Zee kembali ke makanannya. Tapi di benaknya, hanya empat nama yang berputar-putar:

Rey. Radit. Raka. Leo.

••••

Makan malam selesai. Zee kembali ke kamarnya, duduk di depan meja belajar dengan lampu temaram menyala.

Tablet putih miliknya tergeletak di atas meja. Ia mulai mengetik cepat, mencatat nama-nama yang baru saja didengarnya.

Radit Mahendra Valesko.

Rey Valeska Alferado.

Raka Dwiantara.

“Cowok-cowok paling menonjol di sekolah ini,” gumamnya lirih.

Zee memejamkan mata, menarik ingatan akan percakapan masa lalu bersama Zia. Pernah suatu kali, Zia tertawa kecil saat bercerita soal mimpi remajanya—ingin diam-diam pacaran dengan cowok populer dan bikin teman-temannya iri.

Zee menarik napas panjang.

“Gue yakin, salah satu dari mereka... ada hubungannya.”

Ia kembali menatap layar.

Leo Dirgantara—dihapus dari daftar. Bukan target. Inisialnya tak cocok.

Zee bersandar ke kursi, wajahnya tertutup bayang-bayang lelah. “Langkah awal... gue harus deketin mereka. Tapi gimana caranya?”

Ia mendongak, menatap langit-langit kamar. Keraguan sempat menyusup.

"Gue bukan lo, Zi... gue nggak pintar nyari celah kayak lo."

Tapi ketika bayangan wajah Zia dan tulisan terakhir di surat itu kembali terlintas, keraguan itu terkikis perlahan.

Tekadnya mengeras.

“Gue janji, Zi. Gue akan temuin siapa yang bikin lo kayak gini. Apapun caranya.”

1
Febychan
herann cerita sebagus ini malah ga rame tpii gpp thorr tetap semangat yo
Akbar Aulia
Luar biasa
ᬊAnAnime-?
menarik
Nana Colen
crazy up donnnng 😍😍😍😍
Nona Jmn: Tunggu lulus kontrak agar Up banyak" hehehe🤭
total 1 replies
Nana Colen
luar biasa
Nana Colen
up yang banyak dong thooooor😍😍😍😍
Nona Jmn: Nanti lulus kontrak ya kak😄🤲
total 1 replies
tia
akhirnya teka teki terjawab,,ada kemungkinan viona pembunuh ny ,,,,
Nona Jmn: Hmm iya nggak sih?
total 1 replies
tia
cerita ny masih penuh misteri,,, semangat thor
Nona Jmn: Tapi Novel aku belum lulus kontrak kak😭😭Doakan ya, agar cepat lulus dan aku bisa update banyak😭🙌
total 1 replies
tia
kunci ny ad disahabat zia ,,apakah viola???
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
total 2 replies
tia
lanjut thor,, semangat berkarya
Nona Jmn: Siap kakak🤭🤍
total 1 replies
tia
lanjut thor cerita bagus
Nona Jmn: Sabar ya kak🤭✨️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!