NovelToon NovelToon
When You Forget

When You Forget

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / CEO Amnesia / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa bisa masuk ke dalam ruang ini? Bagaimana penjagaan di rumah sakit ini?" teriak pria itu setelah wanita kecilnya dibawa keluar oleh pengawal.

Sara masih terkejut dengan kemunculan wanita kesayangan pria itu. Tapi dia lebih terkejut dengan perlakuan Tuan Marco padanya.

Setiap kali berurusan dengan Naya Leira, pria itu pasti harus menyalahkan Sara. Membuatnya bersalah meskipun tak pernah melakukan sesuatu yang salah. Dan sekarang ... pria itu membelanya? Dan mengusir wanita kecil pergi?

Seandainya hal itu benar-benar terjadi, apa yang akan Sara pikirkan? Tidak. Semua yang terjadi saat ini adalah karena Tuan Marco hilang ingatan. Jadi Sara tidak boleh berpikir hal ini merupakan sebuah anugerah baginya. Karena ketika pria itu akhirnya mengingat semuanya nanti, dia akan ditendang keluar tanpa hormat sama sekali.

"Aku tidak apa-apa" jawab Sara lalu mencoba berdiri. Ketika sebuah tangan terulur padanya.

"Sayang"

Sara tidak menyambut uluran tangan itu dan berdiri sendiri.

"Terima kasih"

Pria itu terpaksa menyimpan tangannya kembali.

"Siapa sebenarnya wanita itu. Kenapa datang kemari dan menjatuhkan mu. Begitu lancang dan kasar"

Sara terkejut pria itu membelanya. Tapi teringat kalau semua itu karena pengaruh amnesia, dia tidak jadi terharu.

"Kau tidak bisa menyalahkannya. Dia pasti merasa cemburu sekarang" jawab Sara.

"Cemburu? Pada siapa?"

"Tentu saja padaku. Dia adalah Naya Leira. Wanita yang paling kau cintai" ucap Sara begitu lugas.

"Lalu ..."

Baru saja Sara ingin memanfaatkan momen untuk mengembalikan ingatan pria itu.

"Ahhhhh, sakit"

Pria itu tiba-tiba memegang kepala dan mengeluh sakit. Sara kelepasan bicara. Seharusnya dia tidak bicara apapun tentang Naya tadi. Bagaimana kalau kondisi pria itu memburuk karena ucapannya?

"Tuan, apa Anda tidak apa-apa?" tanya dokter di tempat terapi.

Pria itu tetap memegang kepala lalu pingsan. Sara merasa ngeri. Untungnya dokter di tempat terapi dan perawat menangani pria itu dengan baik.

"Saya sudah pernah bilang untuk tidak memaksa Tuan Marco mengingat sesuatu. Hal itu pasti membebani otaknya, membuat Tuan Marco pingsan" kata dokter yang terpaksa dipanggil karena pria itu terus mengeluh sakit.

"Saya menyesal. Saya yang salah. Saya bicara tanpa berpikir tadi" kata Sara mengaku.

"Setelah ini, akan sangat baik kalau Tuan Marco bisa mengingat semuanya sendiri. Dan Anda. Hanya perlu berjalan sesuai dengan ingatan Tuan Marco sekarang."

Sara harus menahan diri lebih kuat lagi sekarang. Dia tidak boleh mengatakan sesuatu yang dapat membuat kerja otak pria itu lebih berat. Atau kondisi pria itu memburuk. Dan dia akan mendapat konsekuensi yang paling menyakitkan.

"Baik. Maafkan saya"

"Setelah sadar, alangkah lebih baik Anda tetap ada di sisi Tuan Marco" saran dokter.

"Baik"

Sara tetap berada di sisi ranjang pria itu. Menunggu pria itu sadar dan berharap tidak ada hal buruk terjadi.

Sepuluh menit kemudian, pria itu membuka mata.

"Istriku sayang" kata pria itu membuat Sara bisa bernapas lega.

"Iya, aku disini"

"Apa yang terjadi padaku?"

"Kau pingsan, membuatku sangat khawatir"

Kali ini Sara jujur. Dia benar-benar khawatir. Khawatir pada dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu pada pria itu.

"Benarkah? Istriku memang sayang padaku" simpul pria itu.

Tapi kini Sara tak peduli dengan apa yang dipikirkan pria itu. Asalkan kondisi pria itu membaik dan tidak memburuk, keadaan Sara bisa dipastikan aman. Begitu juga dengan keluarganya.

"Apa kepalamu masih pusing? Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Pria itu tiba-tiba tersenyum mendengar pertanyaan Sara.

"Aku senang sekali dikhawatirkan oleh istriku"

"Jangan membicarakan hal lain. Apa yang kau butuhkan sekarang?"

"Sebuah pelukan dan ciuman"

Sara mundur. Dia tidak menyangka akan mendengar hal itu. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Perlahan dia mendekat ke arah pria itu. Dia melihat wajah pria itu dari dekat. Masih sangat tampan seperti saat mereka pertama kali bertemu dulu. Dia semakin dekat dengan wajah pria itu ketika tiba-tiba terdengar sesuatu di dalam telinganya.

"PERGI!!!"

Dia segera mundur setelah mengingat teriakan pria itu ketika mereka terakhir kali berciuman. Tepat setelah dia menandatangani surat cerai.

"Lebih baik sekarang kau tidur dengan nyenyak. Besok sakit kepala itu akan hilang dan kau akan merasa lebih baik" ucap Sara.

Dokter memang berkata untuk menuruti semua keinginan pria itu, tapi dia tidak bisa melakukan beberapa hal. Karena ... Dia tidak merasakan hal yang sama di hatinya seperti tiga tahun lalu. Semua percikan asmara, semua rasa geli penuh kebahagiaan itu telah sirna sepenuhnya dari hidupnya.

"Tapi sayang, aku haus" rengek pria itu.

Sara segera mengambil air.

"Sayang, tanganku pegal"

Sara memijat bagian tangan yang dikeluhkan.

"Sayang, kakiku kesemutan"

Sara meluruskan kaki pria itu dan mengompresnya dengan air hangat.

"Sayang, bajuku basah"

Sara mengambil baju baru. Lalu membantu pria itu berganti pakaian.

"Sayang, aku lapar"

Sara memesan makanan dan menyuapi pria itu makan.

"Sayang kepalaku gatal"

Sara menggaruk kepala pria itu dengan perlahan.

Sepanjang sisa hari, sampai langit malam gelap. Sara terus saja berusaha memenuhi keinginan pria itu. Dia lelah tapi tidak mengeluh.

Dan ketika pria itu akhirnya tertidur, Sara akhirnya bisa makan. Makanan pertamanya hari itu. Sama seperti hari sebelumnya. Roti dan susu. Tapi ada tambahan apel yang diambilnya dari sisa makanan pria itu. Yang hampir dibuang.

Sara menghabiskan makan malam sederhananya lalu pergi mandi. Setelah mandi dia mengirim pesan pada kedua orang tuanya.

Dua orang yang paling menyayanginya itu selalu bertanya tentang kabar menantu mereka setelah kecelakaan. Bukan karena khawatir pada pria itu. Melainkan khawatir pada keadaan Sara yang dipaksa merawat pria itu.

"Aku baik-baik saja hari ini" pesannya lalu dikirim. Tak lama ibunya menghubungi. Sara terpaksa pergi keluar kamar karena takut mengganggu tidur pria itu.

"Apa kau sudah makan malam?" tanya ibunya.

"Sudah Bu"

"Apa ... anak itu sudah sembuh?"

"Besok, Tuan Marco keluar dari rumah sakit"

"Baguslah. Kami tidak akan pernah berkunjung dan melihat anak itu meski dia mati!!" kata ibunya lalu mengumpat.

"Ibu"

"Dulu mereka terus menyiksamu. Saat perceraian akan terjadi tiba-tiba anak gila itu kecelakaan. Dan sekarang kau dipaksa untuk merawatnya. Sungguh keluarga tidak tahu diri!!"

"Ibu. Aku tidak apa-apa"

"Kau terus saja menyembunyikan penyiksaan mereka dan penderitaanmu"

"Tidak Bu"

"Setelah anak gila itu sembuh, pastikan kau cepat pulang ke rumah ini. Ibu tidak mau kau menderita lebih lama lagi di rumah keluarga Varamus"

Sara juga berpikir begitu. Besok setelah pria itu pulang, dia akan segera pindah. Kembali lagi ke rumah kedua orang tuanya. Karena itulah rencana awal Sara setelah menandatangani berkas perceraian. Semoga saja rencananya bisa berjalan dengan baik.

Tentang keadaan pria itu, keluarga Varamus pasti bisa merawat dengan lebih baik daripada dirinya.

1
Lia Haeliah
semangat kakak, selalu tunggu up nya 🥰
milie
cerita nya bagus thor..semangat up nya 💪
Lia Haeliah
semoga Marco sebenarnya tidak amnesia hanya saja merasa bersalah dengan perbuatan nya ke Sara selama ini, dan ini cara Marco untuk menebusnya
Lia Haeliah
nah... nah... kan mencurigakan si Marco ini
Lia Haeliah
neeeek... neeeek... nanti kalo udah tau naya itu wanita ular bisa jantungan kau nek 😡😡😡
Lia Haeliah
semoga aja sebelum kecelakaan Marco tau hal sebenarnya tentang Naya dan Sara, amnesia nya cuma pura-pura, sebenarnya pengen menebus kesalahan nya ke Sara
Aliya Awina
apa marco cuman pura2 amnesia dan dia sebenarnya sanget mencintai sara cuman takut mengungkapkan nya.
yumin kwan
bagus ...menarik ceritanya, biasanya habis kecelakaan, amnesia lupa ma istri, ini malah sebaliknya.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!