NovelToon NovelToon
Mati Rasa

Mati Rasa

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:142.5k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.

Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.

~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa

~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.

Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Kecurigaan kembar

Tiga bulan sudah ku jalani kehidupan rumah tangga yang tak wajar ini. Meski aku masih melakukan semua kewajibanku selain kepuasan batin tentunya, karena mas Raka sama sekali tak mau ku sentuh.

Aku masuk dan menyiapkan baju kerjanya saat dirinya sedang mandi begitupun dengan membersihkan nya, semua pekerjaan di ruang itu akan ku kerjakan jika sang empunya telah berangkat bekerja.

Hati yang sakit tak lagi aku pedulikan. Hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi semua akan berakhir sesuai dengan keinginannya.

Dalam diam aku sering meratapi nasib ku. Sebegitu hinakah aku hingga lelaki yang berstatus suamiku sendiri saja enggan menoleh padaku.

"Jangan pernah menyentuhku!! ingat, istri hanya status bagimu tapi tak berarti apapun bagiku. Kau tetaplah orang lain. Jadi, tahu dirilah untuk tak mengharap lebih."

Aku hanya ingin mencium tangannya kala dia hendak berangkat bekerja pagi itu. Namun ternyata tindakanku membuatnya marah.

Apa yang dikatakannya memang benar, tak seharusnya aku nekat berbuat demikian. Bukankah baginya aku hanyalah seseorang yang telah merusak kisah cintanya dengan sang kekasih.

Lagi dan lagi air mataku menetes tanpa bisa ku cegah. Dengan lancang air mata itu turun seolah mengejek kelemahanku.

Mataku tak sengaja menatap diatas narkas. Disana nampak wajah seorang gadis sedang tersenyum bahagia dalam pelukan mas Raka. Bahkan senyum mas Raka terlihat sangat manis disana. Bahkan 3 bulan ini aku tak pernah melihat senyum seperti itu sekalipun. Yang ada hanya tatapan kebencian.

"Lakukan pekerjaanmu selagi aku tak ada. Karena aku tak ingin melihatmu terlalu lama." Sebegitu bencinyakah dia padaku?

Ku tempelkan secarik kertas di kaca lemari yang berada disudut kamarnya. Disana aku menulis tentang keinginanku untuk bekerja. Begitulah cara kami berkomunikasi selama ini.

*

*

*

"Pagi, sayang. Aku merindukanmu."

".. "

"Tentu, dan kamu jangan pernah meragukan hal itu. Sampai kapanpun hanya kamu yang ada dalam hatiku dan hanya kamu yang berhak atas diri dan cintaku."

"... "

"Berhati-hatilah dijalan, jangan lupa untuk menghubungiku nanti."

"... "

"Sebentar lagi aku berangkat ke kantor. Ingatlah aku mencintaimu."

Aku mengurungkan langkahku untuk masuk ke dalam. Memilih untuk berdiam diri dihalaman samping dekat dapur menunggunya hingga dia menyelesaikan sarapannya dan pergi bekerja.

Ya, tak ada sapaan atau sekedar kata pamit sebagai basa basi. Awalnya aku masih suka menangis menerima keadaan ini, tapi sekarang aku sudah terbiasa. Terbiasa melihatnya bermesraan lewat telfon juga terbiasa menjadi seorang yang tak kasat mata.

Setelah kepergiannya kini giliranku untuk bersiap. Sudah seminggu lamanya aku mulai menjalani hariku dengan bekerja. Meski begitu aku tak pernah lupa dengan kewajibanku sebagai seorang istri rasa pembantu. Ya, istri hanyalah status ku namun sesungguhnya aku hanyalah seorang pembantu di rumah suamiku sendiri.

Aku bekerja di restoran cepat saji, dan lebih beruntung nya lagi aku tak perlu pergi terlalu jauh karena tempat kerjaku berada di sebrang apartemen suamiku, hanya tinggal berjalan sepuluh menit maka aku akan sampai ke sana.

*

*

*

"Aku melihat Kak Nisa di sebuah restoran cepat saji." Rena menyuapkan makanan nya.

"Wajar bukan, mungkin kak Nisa sedang malas memasak." Rico menanggapi dengan santai. Pemuda itu masih asyik dengan ponselnya.

Rena menggelengkan kepalanya, mengambil tisu dan mulai mengelap ujung bibirnya.

"Kali ini beda. Kak Nisa bekerja disana, aku sudah menanyakannya pada rekan kerjanya tadi. Sempat berpikir seperti apa yang kamu pikirkan hingga aku menunggunya di depan. Namun setelah lama menunggu ternyata Kak Nisa tak kunjung keluar. Karena penasaran aku kembali masuk dan disitulah ku dapati kak Nisa sedang memegang nampan dan melayani tamu."

Rico meletakkan ponselnya dan menatap lekat kembarannya mencoba berpikir jika kembarannya itu sedang bercanda. Akan tetapi hanya keseriusan yang terlihat di wajah Rena.

"Kenapa bisa?" Monolognya namun masih terdengar jelas di telinga Rena hingga gadis itu mengangkat bahunya.

Bukan hanya Rico yang terkejut tentu saja, Rena sudah mengalaminya lebih dahulu. Apalagi ketika dirinya nyata nyata melihat dengan kedua matanya sendiri bagaimana sang kakak ipar sedang melayani tamunya.

Bukan malu, namun mereka tak habis pikir dengan sang kakak hingga sampai membiarkan istrinya bekerja seperti itu. Padahal secara financial tentu mereka tak akan pernah kekurangan.

"Sepertinya ada yang tak beres disini. Bagaimana menurutmu?" Rico yang memang sejak awal tak pernah mempercayai sang kakak tentu langsung merasakan kejanggalan. Sang kakak yang menolak mentah-mentah perjodohan yang diajukan mama Yenni tiba-tiba diam tanpa banyak membantah pada akhirnya. Seolah ada yang direncanakan namun entah apa. Akan tetapi sesuai dengan apa yang mana mereka katakan jika sang abang akan berubah seiring berjalannya waktu dan meminta si kembar untuk sabar menunggu.

"Apa rencana kakak?"

"Aku tak percaya bang Raka bisa berubah secepat itu. Kau tahu sendiri bukan bagaimana abang membantah semua fakta dan malah menuduh mama balik menjelekkan wanita itu dan mamanya karena mama cemburu?. Jadi aku rasa ada sesuatu yang abang rencanakan dibalik diamnya selama ini."

Rena mengangguk, apa yang dikatakan Rico memang benar adanya. Bahkan saat mereka berdua buka suara tentang bagaimana Laras dan ibunya Raka tetap menyangkal dan menuduh mereka sengaja membuat fitnah dan bersekongkol untuk itu.

"Kita harus cari tahu apa yang terjadi kak. Tapi bagaimana caranya?"

Keduanya nampak diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga keduanya mendongak dan tersenyum setelahnya.

"Radit dan Citra, kita temui mereka. Kita harus bisa meyakinkan mereka agar bisa membantu kita mencari informasi tentang kakak melalui kakak ipar." Rena mengangguk.

Kedua kembar bersaudara itu segera beranjak. Tujuan mereka sudah pasti butik untuk menemui Citra terlebih dahulu baru setelahnya mereka akan meminta Radit untuk bergabung.

Sementara itu Denisa tengah berjalan tergesa-gesa untuk pulang ke apartemen. Meski telah mendapat ijin dari suaminya untuk bekerja bukan berarti Denisa bisa mengabaikan tanggungjawab nya sebagai seorang istri.

Dia yang biasanya sampai kerumah di jam 6 petang kini harus pulang terlambat karena kesibukan resto yang tak mungkin untuk dia tinggalkan.

Raka yang telah pulang tiga puluh menit lalu hanya mendengus ketika mendapati apartemen masih dalam keadaan gelap dan parahnya belum ada makan malam yang tersedia di lemari seperti biasanya.

Entah tersadar atau tidak, akan tetapi setelah menikah tepatnya setelah merasakan masakan Denisa pertama kali. Raka menjadi enggan makan malam ataupun sarapan diluar. Dia akan memakan makanan yang di sediakan Denisa dengan lahap meski harus repot menghangatkannya terlebih dahulu.

Tak adanya komunikasi yang wajar membuat keduanya semakin nyaman berbicara melalui pesan pesan yang tertulis di kertas tempel baik di depan kulkas atau di kaca kamarnya.

Namun malam ini rasa kesal mendadak hinggap di kepala Raka yang memang langsung pulang dan tak berniat untuk makan malam diluar. Tapi rasa kecewa langsung hinggap di kepalanya ketika mendapati lemari dan meja makan dalam keadaan kosong.

1
Ray Aza
rendah hati...
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
wah rena hamil ....
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
halah modus si raka,, minta mandi sekalian minta jatah ya 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
apa yg membuat mu ragu citra??? jangan pernah berfikir yg aneh", rico tulus mencintaimu, apa kau masih punya perasaan sama radit ???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
bram menikah saja sama kakka iparnya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
yaaaaahhhh end nya sedih
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
oalah ternyata arlan bukan anak kandung toh
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
itu air mata beneran atau air mata buaya ren
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
ternyata tuhan lebih menyayangi kakek nya radit
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
dasar wanita edannnn, gak merasa bersalah atas apa yg di lakukannya
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
nah rena, gimana tuh..
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
gass lagi dit 🤭🤭🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
astaga rico mau menguping ya 🤣🤣🤣
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
keramas lah biar wangi ... kan mau unboxing 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
wkwkwk malam pertama cuy...
gass yok
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
walah buk , maaf ya raka udah sold out ..
ibu telat 🤭🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
terharuuuu.... akhirnya ada yg mengakui jennie sebagai keluarga walau tak ada ikatan darah
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
mau ada pembicaraan serius kah kok ngumpulnya di kamar ???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
yeeee 👏👏👏
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ 𝐌𝐎𝐙⃝🦜𒈒⃟ʟʙᴄ
ya ampun rena, awas kaget loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!