NovelToon NovelToon
Jati Pengantin Keramat

Jati Pengantin Keramat

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Tumbal
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Gendhis Banuwati, wanita berusia 20 tahun itu tidak percaya dengan penyakit yang dialami sang Ayah saat ini. Joko Rekso, dinyatakan mengalami gangguan mental, usai menebang 2 pohon jati di ujung desanya.

Hal di luar nalar pun terjadi. Begitu jati itu di tebang, darah segar mengalir dari batangnya.

"KEMBALIKAN TUBUH KAMI KE TEMPAT SEMULA!"

Dalam mimpi itu, Pak Joko diminta untuk mengembalikan kayu yang sudah ia tebang ke tempat semula. Pihak keluarga sempat tak percaya. Mereka hanya menganggap itu layaknya bunga tidur saja.

Akan tetapi, 1 minggu semenjak kejadian itu ... Joko benar-benar mendapat balak atas ulahnya. Ia tetiba menjadi ling lung, bahkan sampai lupa dengan jati dirinya sendiri.

2 teman Pak Joko yang tak lain, Mukti dan Arman ... Mereka juga sama menjadi gila.

Semenjak itu, Gendhis berniat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan tempat yang di juluki dengan TANAH KERAMAT itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jati Keramat 24

Nanda seger bangun dan langsung melihat kondisi Eyangnya malam itu. Tidak ada yang berubah, karena Eyang Wuluh masih belum juga terbangun. Nanda mengecek detak jantung sang Nenek, dan semuanya juga terlihat aman.

"Sudah, nggak papa Ndis! Mungkin tadi hanya halusinasimu saja. Kamu tidur lagi ge." Nanda mengusap kepala pujaannya itu dengan sayang.

Sementara Gendhis, ia hanya mengangguk. Dan mumpung Nanda sudah terbangun, ia segera berjalan cepat menuju kamar mandi.

Dibawa alam sadarnya, dan di sebuah ruangan yang sangat gelap, kini Eyang Wuluh berjalan ketakutan dengan pandangan mata mengedar. Seakan tidak.ada ujungnya, jalanan yang ia tapaki hanyalah beruba kabut hitam melekat.

"Tolongggg ...." Suara Eyang Wuluh menggema kuat. Ia masih terus berjalan, hingga telapak kaki itu mengeluarkan darah.

Namun tak lama itu, kabut pekat tadi menghilang. Di ujung sana, terdapat sebuah istana megah namun cukup mistis dengan nuansa gelap. Seakan ada yang mendorong langkahnya, kini Eyang Wuluh terus saja berjalan menuju istana megah itu.

Istana itu bukan seperti istana pada umumnya. Kedua sisi pagarnya sudah terlihat usang, dengan banyaknya lumut yang menempel. Dan di kedua sisinya terdapat sosok pocong yang berdiri seolah kini menyambut kedatangan Eyang Wuluh.

Eyang Wuluh sudah ketakutan. Ingin berbalik, namun kedua kakinya tertahan oleh akar yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah yang ia pijak. Akar itu mengikat kuat kedua kakinya, hingga sang Eyang semakin dibuat tercekat oleh keadaan. Kedua matanya terbuka lebar, hingga jantungnya kini berdetak kuat.

"Tolong ...." Teriaknya kencang.

Dan tak lama itu, datanglah dua sosok siluman menghampirinya. Tubuh kedua sosok itu tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun kepalanya menyerupai seekor serigala. Kedua sosok siluman itu memegang kedua sisi lengan Eyang Wuluh.

"Siapa kalian? Saya mau dibawa kemana?" Eyang Wuluh berontak kuat dalam cengkraman tangan sosok siluman tadi.

Sementara kedua sosok siluman tadi hanya diam. Mereka terus berjalan menuju kearah istana, hingga kedua pintu besar itu terbuka dengan sendirnya. Melewati lorong panjang yang terasa sunyi dan senyap, kini semakin menambah kesan mencekam.

Istana itu terlihat kotor dengan banyaknya debu serta daun kering yang berserakan diatas lantai. Setiap sisi tembok itu terdapat burung hantu yang bertengker besar menatap tajam bagi siapa saja yang memasuki istana itu.

Tembok bewarna hitam itu menjulang tinggi, gelap, bahkan tidak ada cahaya matahari yang masuk sedikit pun.

GREKKK!!!!

Sebuah pintu ke 2 berukuran besar kini terbuka kembali. Begitu pintu tadi sudah terbuka lebar, di dalam ruangan itu terdapat sebuah singgah sana yang di duduki oleh sosok wanita cantik mengenakan kebaya adat jawa, juga dilengkapi tusuk konde bak pengantin.

Dapat Eyang Wuluh pandang, disana ada beberapa orang yang pernah ia jadikan tumbal dulu, kini sibuk beraktivitas hingga keringat mereka mengalir bagaikan gerimis tanpa jeda. Dan apa yang mereka lakukan seolah berulang kembali, tanpa adanya waktu berhenti.

Seorang wanita cantik mengenakan pakaian terakhirnya, kini berjalan menghampiri Eyang Wuluh. Wajahnya pucat, datar tanpa ekspresi. Ia adalah Ningsih!

"Tega sekali Anda menumbalkan saya, Bu Wuluh! Apa salah saya?! Padahal pagi itu saya hanya menyapa Anda. Hanya menyapa, tidak mebawa harta Anda pergi." Kata Ningsih penuh kekecewaan. Kalimatnya begitu mengiris, hingga mata lemah tadi kini semakin menajam.

Kalimat lirih penuh tekanan itu bagaikan belati yang menyayat hati Eyang Wuluh. Mulutnya kaku, dengan dada yang kembali kembang kempis. Sorot mata tuanya terbuka lebar, dan perlahan menggelengkan kepala cepat.

"Ni-Ningsih?! Pergi! Kamu sudah mati, Ningsih! Jangan ganggu saya!" Teriak Eyang.

"Gandruseno ... Bandruseno ... Bawa wanita tua itu ke lembah persembahan!" Suara sosok ratu itu menggema kuat, sambil bangkit da tertawa.

Kedua siluman serigala itu menyeret tubuh Eyang Wuluh menuju tempat persembahan kepada Raja Iblis. Begitu sampai, Eyang Wuluh tercengang kala melihat Rusman disana.

Dengan tubuh gagahnya, dan wajah yang sangat rupawan, tubuh Rusman berenang bebas dalam lembah itu. Disana, Rusman dijadikan suami dari putri sosok Nyai Sawitri. Namanya Gawani, wujudnya wanita cantik namun sejatinya ia adalah siluman ular.

Didalam lembah itu, Gawani seketika meluruhkan pakaiannya, dan hanya menyisakan dua kain bewarna hijau yang menutupi kedua aset beharganya. Dengan senyum iblis, Gawani ikut masuk dalam lembah itu, hingga terjadilah adegan panas antara dirinya dengan suami Ningsih itu.

Kedua mata Eyang Wuluh hampir lepas, melihat Rusman menggauli siluman itu didepan kedua mata Ningsih. Hampir 1 jam bak patung, kini kedua pasangan itu menyudahi aktivitas panas mereka. Rusman yang hanya berwajahkan datar, kini berjalan begitu tanpa ekspresi.

"Gandruseno ... Tenggelamkan wanita tua itu kedalam lembah!" perintah Nyai Sawitri menggelegar.

Kedua siluman serigala itu mempercepat jalannya, menyeret tubuh Eyang Wuluh menuju lembah persembahan.

"Lepas! Saya mohon lepaskan saya! Keluarkan saya dari tempat ini!" Teriak Eyang Wuluh meronta-ronta.

Kedua kaki siluman tadi sudah berada ditepi lembah iblis itu. Dengan wajah datar, siluman tadi segera menenggelamkan tubuh renta Eyang Wuluh kedalam lembah tadi.

Hap ... Hap ...!!!

Nafas Eyang Wuluh tersengal, sebab ia tidak dapat berenang. Disaat tubuh atasnya menyembul keatas, lagi-lagi kedua kakinya ditarik kuat dari dalam air. Siluman-siluman itu tidak memperkenankan Eyang Wuluh bernafas dengan tenang.

Hanya karena satu kesalahan fatal, dapat membuat semuanya berantakan.

Seakan tiada berakhir, malam itu terasa panjang bagi Gendhis yang sedang berjaga. Dan tepat pukul 1 malam, tubuh Eyang Wuluh bereaksi kembali.

Kedua mata Eyang terbalik keatas, dengan desahan nafas yang begitu nyaris putuh. Bak orang yang sedang terlelap dalam air, dada Eyang Wuluh semakin kembang kempis naik turun.

"Ya Allah, Mas Nanda ... Cepat panggilkan suster!" teriak Gendhis histeris.

Nandaka sudah dikalang kabut. Ia segera keluar pukul 1 malam itu. Dan begitu ia keluar, tubuh Nanda membeku saat melihat rumah sakit yang ia tempati kini malah terbengkalai dan tidak seperti beberapa jam lalu. "Apa yang terjadi?" gumam Nanda sambil berjalan menelusuri lorong rumah sakit.

Nandaka berjalan cepat sambil mengedarkan pandanganya kemana-mana. Dinding-dinding yang tadinya bersih, kini terlihat usang, serta banyak di tumbuhi lumut. Banyak debu serta sampah yang berserakan. Semuanya terasa senyap, dan tidak ada satu pun orang didalamnya. Banyak dinding yang rubuh, serta kayu-kayu yang sudah ambruk. Nandaka benar-benar membeku.

Gendhis tak mampu berbuat apa-apa. Baru semalam berjaga ia sudah melihat hal-hal mistis dari wanita tua itu. Tubuh Eyang Wuluh masih sama seperti tadi, dan belum menunjukan tanda-tanda pulih.

"Mas Nanda kok lama banget kemana sih?" Merasa tidak tahan, Gendhis segera keluar menyusul mantan kekasihnya itu.

1
Lucas
seru banget lo ceritanya
Septi.sari: Kak terimaaksih🙏❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!