NovelToon NovelToon
ELEORA (Elio Aurora)

ELEORA (Elio Aurora)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Hanswii

kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"apa kamu bersedia menikah dengan Calista dalam waktu dekat ini?",

Pertanyaan itu Tentu saja membuat pemuda 18 tahun itu membola seketika, belum usai keterkejutannya mengenai Calista yang ternyata selama ini mendapat tindak kekerasan, dan sekarang dia malah mendapat pertanyaan seperti itu.

"apa maksud ayah?", tanya Geovano, sang ayah menghembuskan nafas kasar, dia tahu semua ini tidak mudah untuk mereka semua, tapi untuk saat ini, hanya cara ini yang bisa membebaskan Calista.

"hanya dengan cara ini kita bisa membawa Calista keluar dari rumah itu Van", ucap sang ayah, Geovano terdiam, Tidak mungkin dia menikahi Calista sekarang, bukan hanya karena tak saling cinta, tapi mereka masih sangat muda, dan juga pasti ini semua tidak akan mudah untuk mereka berdua kedepannya.

"yah, apa Tidak ada jalan lain?", tanya Geovano,

"ada",

"apa?", Geovano sedikit berbinar mendengar ucapan sang ayah,

"kamu menikahi Hilda",

Mata Geovano membulat sempurna, kalau itu sih bukan jalan keluar, melainkan jalan menuju kesesatan,

"yah....",

"kalau anak itu bisa dalam genggaman kita, Tika, pasti Tidak akan berani macam macam pada Calista", jelas ayah Delon,

Geovano mengacak rambutnya frustasi, saat ini dia dan ayahnya sedang di ruang kerja sang ayah, hanya ada mereka berdua.

Setelah kembali dari Jakarta, dia langsung pulang setelah theo sang adik menelpon dan menceritakan semuanya.

"yah, apa tidak bisa kalau Calista di adopsi saja sama ayah dan bunda, kami berdua gak ada perasaan apapun yah, kami hanya seperti kakak dan adik, kalau kami dipaksa menikah pasti tidak akan baik untuk kami kedepannya yah?", tanya Geovano,

"calista punya papa kandung dan masih hidup Van, Adi juga membiayai hidup Calista, kamu pikir gampang mengadopsi anak orang",sang ayah ikut frustasi dengan jalan pikiran anaknya itu,

"tapi yah, ini semua gak akan mudah buat kami, kasihan juga Calista yah",

Hening... Ayah dan anak itu sama sama terdiam, larut dalam pikiran masing masing.

"kalian tidak perlu menikah resmi, pura pura saja, semua biar ayah yang atur, yang terpenting bisa membebaskan Calista dari rumah itu", kata ayah Delon,

"kenapa ayah sangat peduli pada Calista?", tanya Geovano,

"karena ayah ikut andil atas apa yang terjadi pada Calista", jawab ayah Delon,

"maksud ayah?", kening Geovano mengkerut karena penasaran,

"dulu ayah yang membantu Adi mengambil Calista dari ibunya, itupun karena saat itu Adi mengancam ayah, dan ayah baru saja tahu fakta besar yang membuat ayah semakin merasa bersalah pada Calista Van, Calista adalah korban yang tidak bersalah dan tidak tahu apa apa", kata ayah Delon,

"fakta besar?", ucap Geovano penasaran,

"belum saatnya kamu tahu, yang penting sekarang kita pikirkan bagaimana caranya kita bisa mengeluarkan Calista dari rumah itu",

suasana kembali hening, selama ini yang Geovano tahu keluarganya sangat menyayangi Calista karena mereka kasihan terhadap Calista yang berpisah dari ibunya, tapi nyatanya semua karena sang ayah merasa bersalah pada Calista.

"kak, dipanggil mama", ucap theo dari balik pintu setelah lebih dulu ia ketuk,

"pergilah", titah sang ayah,

Geovano meninggalkan ruangan kerja sang ayah dengan isi kepala yang rumit,

"kak Calista Udah bangun kak", ucap theo,

"gue akan ngobrol dengannya", kata Geovano,

"gue akan bikin perhitungan sama Hilda kak, gue gak terima kak Calista diperlakukan seperti itu kak, dia udah gue anggap kakak gue sendiri sama seperti Lo", ucap theo,

"jangan terbawa emosi, kasihan Calista kalau si Hilda malah ngadu ke mamanya, gue tinggal dulu", Geovano menepuk bahu sang adik yang hanya terpaut 2 tahun darinya itu.

Dalam kamar, Calista baru saja terbangun setelah dia tertidur karena kelelahan menangis, ya, Calista Memang langsung tertidur setelah menangis, dan itu sudah menjadi kebiasaannya sejak dia kecil.

"hai, Udah bangun?", tanya Geovano duduk di samping Calista,

"kamu akan sampai?", tanya Calista,

"tadi jam 1, kamu laper gak?", tanya Geovano sambil tersenyum tampan, Calista menggeleng,

"mau jalan jalan, kita beli ice cream", tawar Geovano, dan Calista langsung tersenyum, mengangguk antusias, Geovano tahu kesukaan Calista kalau mood nya sedang tidak baik, senyum di bibir Geovano semakin lebar,

"mandi dulu, terus ganti baju, abis itu kita jalan jalan",

"oke", semangat Calista, seolah habis tidak terjadi apa apa padanya,

"aku juga mau mandi dulu, nanti tunggu aja dibawa oke", Calista mengangguk paham, Geovano mengacak rambutnya gemas.

Calista pun langsung bergegas ke kamar mandi, ada banyak baju Calista di rumah Geovano, semua dibelikan bunda maya untuk berjaga jaga kalau Calista tiba tiba menginap disana, ada juga beberapa alat make up sama seperti yang dipakai Calista tersedia disana.

Tak butuh waktu lama, Calista sudah tampil cantik, dengan kaos berwarna biru dan rok jeans dibawah lutut, rambutnya dibiarkan tergerai, membuat Calista terlihat cantik dan segar.

Dia pun turun kebawah, menunggu Geovano yang masih bersiap, dia hendak duduk di ruang keluarga tapi dia melihat Oma Yuni dan bunda maya sedang sibuk di dapur.

"hai bunda, hai Oma", sapa ceria Calista,

"hai sayang, Udah bangun, wah kamu cantik sekali", puji Oma Yuni,

"kayaknya ada yang mau nge date nih Oma", goda bunda maya,

"isshh apa an sih bunda, Vano cuma mau ajak Calista beli ice cream kok", ucap Calista,

"iya deh iya, have fun ya kalian", ucap bunda maya tersenyum,

"hati hati dijalan, bilang sama vano jangan ngebut", nasihat Oma Yuni,

"oke oma",

"Calista",

"ayah, ada apa?", tanya Calista pada ayah Delon yang entah sejak kapan ada di belakangnya,

"bisa ikut ayah sebentar?", tanya ayah Delon dan Calista lun mengangguk, dia mengikuti langkah ayah delon.

"anak itu Memang hebat ya Bu, begitu tegar dan ceria", ucap lirih bunda maya melihat kepergian Calista,

"iya may, dia gadis yang hebat dan tegar", jawab Oma Yuni,

mereka sampai di ruang kerja ayah Delon, Calista dipersilahkan duduk,

"ada apa ayah?", tanya Calista, ayah Delon mengambil sesuatu dari dari laci meja kerjanya, dan menyerahkan pada Calista,

"ini apa yah?", tanya Calista bingung,

"itu kamera nak, pasang itu di tempat dimana mereka bisa menyakiti kamu, semua yang terjadi akan terekam disana, dan itu bisa kita gunakan untuk mengancam mereka agar tidak lagi menyakiti kamu", jelas ayah Delon,

"yah....",

"kamu tidak seharusnya diperlukan seperti itu nak, kamu anak baik, dan kamu hanya korban keegoisan papamu sendiri, kalau tahu akan seperti ini, dulu ayah tidak akan mau membatu papamu mengambil kamu dari ibumu, meskipun saat itu posisi ayah terjepit sekalipun, maafkan ayah nak, maaf", ayah Delon hampir saja berlutut dihadapan Calista, tapi Calista sigap menahannya,

"yah jangan seperti ini, yah sudah sangat baik pada Calista, dan keluarga ayah sangat menyayangi Calista, itu sudah cukup untuk Calista yah", ucap Calista,

"ayah janji akan membantu kamu bertemu Dengan ibumu nak",

"benarkah yah?",

"iya, ayah akan selesaikan semua urusan ayah dulu dengan papamu, setelah itu ayah akan mengeluarkan kamu dari neraka itu, kamu sabar sebentar ya nak",

"iya yah, Calista percaya sama ayah".

Ayah Delon memeluk Calista, baginya Calista adalah putrinya dan dia harus bisa segera membebaskan Calista dari keluarga papanya.

Tok... Tok... tok...

"cal, udah belum?" tanya Geovano dari balik pintu

"iya Van, sebentar", jawab Calista,

ayah Delon dan Calista berjalan keluar,

"wah wah, kalian mau nge date ya, kok bajunya bisa couple gini?", goda ayah delon, Sontak Geovano dan Calista melihat ke arah baju mereka dan Memang warnanya sama,

"kepo, yuk cal", Geovano meraih tangan Calista dan membawanya pergi dari hadapan sang ayah,

"hati hati, jangan ngebut, awas aja kalau anak ayah sampai lecet" ucap ayah Delon,

"aku yang anak ayah, kenapa malah lebih over ke Calista", jengah Geovano membuat Calista terkekeh,

"udah udah, kamu ini", ucap Calista.

Keduanya pun pergi dengan menggunakan motor besar Geovano, kalau dilihat lihat Geovano dan Calista adalah pasangan yang sangat serasi, Calista yang cantik, putih dan posturnya bak model, bersatu dengan sosok Geovano yang tampan, tinggi dan memiliki raut wajah tenang namun mampu membuat siapapun yang melihat terintimidasi dengan tatapannya.

Tapi sayangnya perasaan mereka hanya sebatas rasa sayang adik pada kakaknya, rasa peduli dan perhatian kakak pada adiknya, karena terbiasa bersama sejak kecil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!