NovelToon NovelToon
Harem Sang Putri

Harem Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Cinta Istana/Kuno / Satu wanita banyak pria
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: miaomiao26

Seharusnya, dengan seorang Kakak Kaisar sebagai pendukung dan empat suami yang melayani, Chunhua menjadi pemenang dalam hidup. Namun, kenyataannya berbanding terbalik.

Tubuh barunya ini telah dirusak oleh racun sejak bertahun-tahun lalu dan telah ditakdirkan mati di bawah pedang salah satu suaminya, An Changyi.

Mati lagi?

Tidak, terima kasih!

Dia sudah pernah mati dua kali dan tidak ingin mati lagi!
Tapi, oh!

Kenapa An Changyi ini memiliki penampilan yang sama dengan orang yang membunuhnya di kehidupan lalu?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miaomiao26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Rencana yang Terkunci

Kereta istana Putri berhias lambang bunga peony emas meluncur perlahan menuju gerbang Istana Kekaisaran Da Liang.

Matahari siang menimpa atap-atap genting hijau yang menjulang megah, sementara bendera-bendera merah bergambar naga berkibar anggun di tiang-tiang tinggi.

Para penjaga gerbang yang mengenali kereta itu segera menegakkan tubuh, dada membusung. Begitu roda besi menyentuh lantai batu hitam di depan mereka, seruan penuh hormat menggema.

“Putri Agung Fangsu telah tiba!”

Seperti ombak yang terbelah, para penjaga segera membuka gerbang. Tak ada pemeriksaan, tak ada tanya-jawab. Mereka hanya menunduk rendah, tak berani menatap langsung kereta itu.

Semua itu bukan hanya karena status Putri Agung yang terhormat. Tetapi juga karena reputasinya.

Meski banyak yang mencemooh perilakunya, harus diakui bahwa penampilan Murong Chunhua adalah nomor satu. Bahkan dalam novel, kecantikan protagonis wanita tidak bisa dibandingkan dengannya.

Orang bilang senyumnya bisa membunuh. Tatapannya bisa menghipnotis. Reinkarnasi iblis rubah yang menghisap Yang untuk melengkapi Yin.

Chunhua, yang duduk santai di dalam, hanya mengangkat sebelah alis. Ia tahu betul, sebagian besar cerita tentangnya adalah bualan. Namun ia tidak berniat meluruskannya. Reputasi menakutkan ini cukup menguntungkannya, orang-orang menjauh dan ia bisa hidup dengan tenang.

Selain itu, ia terlalu malas untuk peduli.

Kereta masuk melalui jalan utama istana, melintasi taman luas dengan kolam teratai, melewati lorong panjang dengan batu hitam yang dipoles hingga berkilau. Dayang dan kasim yang tengah berlalu lalang langsung menunduk, menyingkir ke sisi jalur. Gerakan mereka senyap, seolah seluruh istana sudah dilatih untuk tidak mengeluarkan suara ketika kereta Putri lewat.

Chunhua menyandarkan kepalanya ke bantal sutra, tatapannya acuh tapi juga penuh pengamatan. “Hm,” desahnya lirih, “tempat ini memang mewah. Licin, dingin, dan megah.”

Su Yin yang duduk di sisinya melirik, tak paham maksud perkataan itu.

Yang diketahui Su Yin hanyalah, Putri sedang melamun lagi.

Akan tetapi, di dalam hati Chunhua, pikirannya terlempar jauh.

Begitu berbeda dengan tempat asalnya...

Dulu, sebelum akhir dunia, ia hanyalah seorang putri seorang taipan bisnis. Ia tinggal di rumah mewah penuh kaca dan logam, bersekolah di luar negeri, memakai gaun rancangan terbaru, dan bergaul dengan anak-anak pengusaha kaya lainnya.

Bisa dikatakan, ia adalah “putri” di zaman modern.

Akan tetapi, semua itu hancur pada hari meteor jatuh.

Langit terbakar dan batu-batu langit menghujani kota. Sebagian berukuran cukup besar untuk menghancurkan bangunan, sementara sebagian lain berukuran kecil dan membawa virus aneh.

Mereka yang terpapar meteor pembawa virus berubah menjadi monster. Kulit mereka membusuk, mata kehilangan cahaya, tubuh menginginkan daging segar.

Zombi.

Dan dia… adalah salah satunya.

Tidak, bukan “salah satunya.” Ia adalah salah satu yang pertama.

Leluhur.

Pemimpin.

Kaisar Zombi, sumber infeksi masal yang menbawa dunia pada akhir.

Saat Chunhua teringat masa itu, bibirnya menekuk samar.

Tubuh retak, pikiran hilang, rasa lapar yang begitu hebat sampai ingin merobek semua orang di sekitarmu.

Bertahun-tahun ia menjalani hidup seperti itu. Hingga suatu hari, setelah berevolusi menjadi zombi tingkat enam, sedikit demi sedikit kesadarannya kembali. Ia mampu berpikir, mengendalikan diri, bahkan memerintah pasukan zombi yang jumlahnya ratusan ribu.

Akan tetapi, pada akhirnya ia pun mati. Entah oleh manusia, entah oleh takdir.

Dan kini… ia terbangun dalam tubuh Putri Agung Fangsu.

Chunhua mengembuskan napas, menghapus sisa-sisa nostalgia.

Sudahlah. Itu masa lalu.

Dia mati di dunia itu, maka biarkan saja kemarahan dan masa lalu terkubur di sana.

Kereta berhenti di depan Ruang Belajar Kekaisaran. Kasim kepala sudah menunggu di depan tangga batu. Lelaki paruh baya itu memiliki wajah panjang, dagu lancip, dan suara yang halus seperti ular, Wei Qiu.

Ia menunduk dalam-dalam. “Selamat datang, Putri Agung.”

Su Yin segera turun, lalu membantu Chunhua keluar dari kereta. Gaun sutra putih susu dengan bordiran perak tergerai lembut, langkahnya tenang, tidak terburu-buru.

Wei Qiu berjalan di depan, menuntunnya melewati lorong yang sepi. Mereka akhirnya sampai di dalam ruang belajar, tempat Kaisar Daliang bekerja.

Di sana, di balik meja besar penuh dokumen, duduklah seorang pria muda dengan jubah naga hitam emas. Usianya sekitar dua puluh tujuh, lima tahun lebih tua dari Chunhua.

Ia adalah Murong Xuan, Kaisar Daliang.

Tangan Kaisar masih sibuk memegang kuas, menuliskan perintah. Namun begitu matanya melihat adik perempuannya, ia segera meletakkan pekerjaan, berdiri, dan melangkah cepat.

“xiao Hua,” panggilnya, suara hangat bercampur otoritas.

Mata Kaisar melembut saat melihat wajah pucat adiknya. Ia tahu tubuhnya lemah karena racun yang menggerogoti perlahan. “Kau sudah datang. Duduklah. Wei Qiu, sajikan camilan untuk Putri.”

“Baik, Yang Mulia.” Kasim kepala segera memberi aba-aba.

Beberapa dayang masuk membawa teh harum dan kue-kue berbentuk bunga.

Chunhua duduk, melirik meja besar yang penuh dengan dokumen negara dan membatin, "bagus aku datang sebelum Murong Chunhua bisa menjadi kaisar."

Dia tidak ingin berubah menjadi wanita tua di usia dua puluhan.

Beralih dari meja penuh dokumen, Chunhua melihat Murong Xuan.

"Hm. Lima tahun jadi Kaisar, tapi wajahnya belum keriput. Bagus juga," batinnya.

Ia menerima teh dari Su Yin, lalu menatap kakaknya yang kini duduk di samping, bukan di balik meja. Mereka sangat dekat, tetapi Chunhua merasakan jarak yang sangat jauh.

Mungkin ini karena sikap Chunhua terhadap Murong Xuan di masa lalu. Meski Murong Xuan berusaha mendekat, Murong Chunhua akan membalasnya dengan sarkas.

Harus diakui, sebagai Kaisar, Murong Xuan memang pemimpin yang luar biasa. Dalam waktu singkat, ia berhasil memulihkan Daliang yang sempat menurun selama satu abad. Pajak ditata ulang, pasukan diperkuat, rakyat mulai sejahtera. Namun, sebagai kakak… Chunhua tidak tahu.

Karena racun Murong Chunhua adalah karya Ibu Suri, Kaisar merasa dia juga harus bertanggung jawab.

Jadi dia akan mengijinkan semua pelanggaran Murong Chunhua, seolah jika Murong Chunhua meminta takhta secara langsung kepadanya, dia akan menyerahkannya tanpa ragu.

Akan tetapi, semua itu tidak ada hubungannya dengan Chunhua. Yang dia inginkan hanya hidup santai dan bebas.

Murong Xuan menatapnya penuh perhatian. “Adikku, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?”

Itu waktunya. Langkah awal untuk mendapatkan kebebasan.

Chunhua menaruh cangkir. Ia mengatur napas. Ia akan mengucapkan kalimat yang sudah dipersiapkan sejak pagi.

“Kakak Kaisar, aku ingin membatalkan pernikahan dengan An Changyi," batinnya, berulang-ulang.

Akan tetapi....

Begitu mulutnya terbuka, tidak ada suara keluar.

Chunhua terdiam.

Ia mencoba lagi. Bibirnya bergerak, lidahnya siap membentuk kata. Namun seolah ada sesuatu yang mencekik tenggorokannya. Pita suaranya terkunci rapat, tidak mengizinkannya berbicara.

“...”

Hening.

Kaisar menunggu, alisnya terangkat. “Apa?”

Chunhua mengerjap, bingung. Ia mencoba lagi. Mengumpulkan energi, membuka mulut, memaksa suaranya keluar.

Akan tetapi, tetap—tidak ada.

Hanya udara hampa.

Chunhua menutup bibir, lalu meneguk teh untuk menutupi kejanggalannya. Jantungnya berdetak lambat, dingin.

Ini… apa-apaan?

Ia tidak bisa menyuarakan keinginannya. Tidak bisa mengucapkan kata-kata tentang membatalkan pernikahan.

Seolah ada tangan tak terlihat yang menekan tenggorokannya, memaksanya diam.

Jangan bilang… ini semacam “kunci plot”?

Dalam novel, Putri Fangsu memang menikah dengan An Changyi. Itu adalah bagian penting dari jalannya cerita. Jika ia mencoba mengubahnya… dunia sendiri akan menghalangi.

Bibir Chunhua melengkung samar, senyum miring penuh sinisme. Jadi bahkan takdir pun ingin melihatku mati dengan cara yang sama?

Akan tetapi,  dia tidak bisa mengucapkannya.

Di hadapannya, Murong Xuan masih menatap penuh tanya. “Chunhua, kau datang jauh-jauh, tentu bukan hanya untuk minum teh denganku. Katakanlah. Apa yang kau butuhkan?”

Chunhua meletakkan cangkir dengan tenang. Ia tersenyum lembut, seolah tidak ada yang terjadi. Namun di balik senyum itu, pikirannya berputar cepat.

Kalau mulutku terkunci… maka aku harus mencari cara lain. Kalau dunia ingin mengikatku dengan benang takdir, maka aku akan belajar bagaimana memutuskannya. Jika tidak bisa, dia akan memanfaatkan benang itu.

Matanya berkilat samar, dingin, nyaris seperti cahaya zombi yang dulu pernah ia punya.

Di luar, angin bertiup kencang, menggoyangkan jendela ruang belajar.

Dan di dalam, Putri Agung Fangsu duduk diam, senyumannya tipis, matanya gelap, seperti predator yang sedang menunggu waktu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!