NovelToon NovelToon
七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

七界神君– Dewa Penguasa Tujuh Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Tujuh dunia kuno berdiri di atas fondasi Dao, dipenuhi para kultivator, dewa, iblis, dan hewan spiritual yang saling berebut supremasi. Di puncak kekacauan itu, sebuah takdir lahir—pewaris Dao Es Surgawi yang diyakini mampu menaklukkan malapetaka dan bahkan membekukan surga.

Xuanyan, pemuda yang tampak tenang, menyimpan garis darah misterius yang membuat seluruh klan agung dan sekte tertua menaruh mata padanya. Ia adalah pewaris sejati Dao Es Surgawi—sebuah kekuatan yang tidak hanya membekukan segala sesuatu, tetapi juga mampu menundukkan malapetaka surgawi yang bahkan ditakuti para dewa.

Namun, jalan menuju puncak bukan sekadar kekuatan. Tujuh dunia menyimpan rahasia, persekongkolan, dan perang tak berkesudahan. Untuk menjadi Penguasa 7 Dunia, Xuanyan harus menguasai Dao-nya, menantang para penguasa lama, dan menghadapi malapetaka yang bisa menghancurkan keberadaan seluruh dunia.

Apakah Dao Es Surgawi benar-benar anugerah… atau justru kutukan yang menuntunnya pada kehancuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Paviliun utama sekte Azure Cloud hari itu sunyi, tapi bukan sunyi yang menenangkan. Suasananya berat, menekan, seolah setiap tiang dan balok kayu di ruangan itu ikut menyaksikan perseteruan yang akan menentukan nasib seorang anak.

Di tengah aula, Ling Jianyu berlutut dengan khidmat. Kepalanya menunduk rendah, tangan bersilang di depan dada memberi hormat. Namun di balik sikap hormatnya, ada cahaya tajam yang bersembunyi di matanya.

Di sisi kanan dan kiri, duduk empat Elder:

Elder Han Qing, wajahnya muram, tatapan tajam penuh keraguan.

Elder Fang Mo, mata sipit penuh kelicikan.

Elder Zhao Kun, bertubuh besar, wajah keras penuh ambisi.

Elder Sun Wei, berwajah dingin dan penuh hitungan.

Di hadapan Jianyu, duduk Patriark Ling Tianyao dengan jubah biru gelapnya, aura wibawa mengalir tanpa ia perlu mengerahkan kekuatan sedikitpun. Di sampingnya, Matriark Ling Xueya, wajah cantiknya menegang, matanya merah menahan emosi.

Dan di kursi kehormatan samping kanan, Peak Lord Ling Yanshan, ayah Jianyu sendiri, duduk tegak dengan tatapan penuh dukungan pada putranya.

Tianyao membuka suara, nadanya dingin.

“Jianyu… apa maksudmu dengan mengatakan hal itu?”

Jianyu menahan napas, dada terasa sesak oleh tekanan aura sang Patriark. Namun ia tidak mundur. Ia mengangkat wajahnya, suaranya lantang.

“Dengan segala hormat pada Patriark, saya merasa Ling Xuanyan tidak layak terus dipertahankan di sekte ini.”

Duum!

Seakan petir meledak di ruangan itu, semua orang terdiam.

Xueya langsung berdiri, wajahnya murka. “Kau…!!”

Namun sebelum ia sempat berbicara lebih jauh, Tianyao mengangkat tangannya, menahannya. Tatapannya masih dingin menusuk Jianyu.

“Berikan alasanmu.”

Jianyu menunduk sedikit, tapi suaranya tetap tajam.

“Orang cacat seperti dia tidak layak dipertahankan. Meridiannya lumpuh, jalur kultivasinya buntu. Memelihara dia… hanya akan mencemari nama sekte Azure Cloud. Dunia luar mungkin akan mengira sekte kita kini hanya tempat memelihara orang biasa.”

“KAU!!!”

Xueya meledak. Aura dinginnya meluap, lantai bergetar, suhu ruangan turun beberapa derajat.

“Apa maksudmu dengan memelihara?! Kau menyebut anakku… seperti binatang peliharaan?!”

Jianyu buru-buru menunduk rendah, suara penuh pura-pura panik.

“Saya mohon maaf, Matriark! Saya tidak bermaksud begitu! Lidah saya tergelincir!”

Tianyao berusaha menenangkan istrinya. “Xueya… cukup.”

Namun sebelum ketegangan mereda, Ling Yanshan, ayah Jianyu, membuka suara.

“Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Jianyu. Justru sekte akan rugi besar jika terus mengalokasikan sumber daya pada Xuanyan. Bukankah itu fakta, Patriark?”

Wajah Xueya memerah menahan amarah. “Kau… beraninya kau menganggap anakku sebagai beban?!”

Namun Tianyao segera menegur, nadanya berat.

“Hentikan semua ini! Apa kalian ingin memancing perseteruan di dalam sekte sendiri?”

Suasana mendadak hening. Semua aura ditahan kembali, hanya tersisa ketegangan pekat di udara.

Jianyu menarik napas, lalu dengan suara tenang namun penuh racun berkata:

“Kalau begitu… mengapa kita tidak mengambil suara saja? Biarkan semua Elder yang hadir menentukan. Saya yakin banyak yang menginginkan agar… orang itu keluar dari sekte.”

Tianyao terdiam. Ia tahu, jika masalah ini berubah menjadi pemungutan suara, ia tidak bisa lagi semata-mata menggunakan kuasanya sebagai Patriark.

Ling Yanshan langsung mengangkat tangannya.

“Saya setuju. Suara saya mendukung Jianyu.”

Ketiga Elder — Fang Mo, Zhao Kun, dan Sun Wei — juga menyusul.

“Saya juga mendukung.”

“Benar, Patriark.”

“Keputusan yang logis.”

Suara bulat dari mereka. Hanya Elder Han Qing yang masih terdiam, tangannya terkepal keras.

Jianyu tersenyum tipis. Ia menoleh pada Han Qing.

“Elder Qing… saya tahu anda adalah guru Xuanyan. Tapi… saya juga tahu anda sudah lelah dan putus asa, bukan? Bukankah lebih baik anda berhenti mempertahankannya? Berikan suara anda pada kenyataan.”

Han Qing mendongak, wajahnya merah padam. Suaranya meledak seperti petir.

“Persetan dengan kenyataanmu! Jianyu, kau pikir aku tidak tahu? Kau dan ayahmu pasti sudah bersekongkol dengan para Elder ini sejak awal!”

“SEMBARANGAN!!”

Ketiga Elder yang dituduh langsung meledak marah. Elder Zhao Kun menghentak meja, suaranya menggelegar.

“Han Qing, jangan asal bicara! Kau menuduh kami bersekongkol hanya karena berbeda pendapat?!”

Elder Fang Mo menyipitkan matanya. “Kau terlalu emosional, itulah kenapa muridmu hanya menjadi beban sekte!”

Elder Sun Wei dingin. “Kau sudah tua, Han Qing. Mungkin waktumu untuk pensiun sudah dekat.”

Duum!

Tiba-tiba aura luar biasa meledak dari kursi Patriark.

Ling Tianyao mengangkat tangannya, melepaskan aura Nascent Soul. Seketika ruangan itu berguncang, para Elder terdiam ketakutan, keringat dingin membasahi pelipis mereka.

“Cukup!” suara Tianyao menggema, menekan semua ego di ruangan itu.

Hening. Tidak ada yang berani bicara.

Namun Jianyu justru tersenyum samar, memanfaatkan situasi.

“Patriark… suara terbanyak sudah jelas berpihak pada saya. Saya berharap Patriark segera bertindak demi kepentingan sekte.”

“CUKUP!!”

Xueya tak tahan lagi. Dengan aura bunga es, ia menghentakkan tangannya, menghempaskan Jianyu ke belakang hingga tubuh pemuda itu terguncang keras menabrak pilar.

“Beraninya kau meremehkan anakku di depanku!”

“JIANYU!!”

Ling Yanshan segera melompat turun, berdiri di depan putranya yang terjatuh, melindunginya. “Apa maksudmu ini, Matriark?! Kau menyerang seorang murid muda berbakat hanya karena emosimu sendiri?!”

Ketiga Elder pun bangkit, berdiri di sisi Yanshan.

“Matriark, anda sudah kelewat batas!” seru Zhao Kun.

“Kami semua tahu anda terpukul… tapi ini tindakan yang tidak pantas!” kata Fang Mo.

“Melukai Jianyu hanya akan mempermalukan anda sendiri,” Sun Wei menambahkan dingin.

Xueya menatap mereka dengan mata merah membara. Namun sebelum ia sempat melawan, tangan Tianyao menggenggam tangannya dengan lembut.

“Xueya…” suara Tianyao berat, matanya menatap dalam pada istrinya.

Xueya menoleh, matanya berair. “Tianyao… apakah kau akan diam saja melihat anak kita ditindas?! Sebagai seorang ayah, kau seharusnya maju paling depan membela dia! Kenapa kau tidak berkata apa-apa?!”

Tianyao terdiam, dadanya naik turun. Suaranya akhirnya keluar, penuh keputusasaan.

“Xueya… aku seorang Patriark. Aku tidak bisa pilih kasih.”

Plaaakk!

Xueya menepis tangannya, air mata jatuh. Suaranya pecah penuh luka.

“Patriark?! Lalu sebagai ayah, di mana kau?! Apa kau dengan pasrah menerima hasil ini… dan menendang anakmu sendiri dari sekte?!”

Ruangan itu hening. Semua orang menahan napas.

Ling Tianyao hanya menunduk, tak mampu menjawab.

Dan di balik semua itu, Jianyu… tersenyum puas.

Suasana paviliun utama masih mencekam, semua mata tertuju pada Patriark Ling Tianyao yang terdiam, di satu sisi tertekan oleh tugasnya sebagai pemimpin, di sisi lain hatinya terkoyak sebagai seorang ayah.

Namun tiba-tiba—

“Siapa tadi… yang berani bilang ingin mengeluarkan adikku dari sekte ini?”

Suara lantang itu bagai pedang surgawi menembus keheningan, membuat semua kepala menoleh serentak.

Di ambang pintu, seorang perempuan berdiri dengan tatapan tajam. Ling Yueran. Jubah putihnya berkibar tertiup angin, aura pedang mengalir deras dari tubuhnya, membuat ruangan seakan dipenuhi ribuan bilah pedang tak terlihat.

Mata semua orang melebar. Bahkan para Elder yang berpengalaman tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.

“Yueran…” bisik Xueya, matanya bergetar haru melihat keponakan nya berdiri tegak membela adiknya.

Jianyu, meski sempat terdiam, segera menyunggingkan senyum tipis penuh siasat.

“Saudari Yueran, kau salah paham. Kami semua hanya berpikir demi kebaikan sekte. Xuanyan itu…”

Shiiing!

Belum sempat kata-katanya selesai, cahaya dingin berkelebat. Dao pedang Yueran menempel di leher Jianyu.

Semua orang terperanjat! Bahkan Ling Yanshan sendiri berdiri kaget, matanya membelalak.

Suara Yueran terdengar rendah namun menggelegar bagaikan petir yang menggetarkan hati.

“Jujur saja… aku sudah muak melihatmu selalu menindas Xuanyan. Sebagai saudara, kau seharusnya melindunginya. Tidak peduli apa yang terjadi padanya. Tapi apa yang kau lakukan? Kau menjadikannya bahan hinaan di depan semua orang!”

Napas Jianyu tercekat, lehernya terasa perih. Meski ia mencoba tetap tenang, matanya jelas menyiratkan ketakutan.

Namun tiba-tiba—

Crack!

Cahaya pedang itu hancur berkeping-keping, dipukul pecah oleh tangan berlapis qi. Elder Zhao Kun berdiri dengan wajah dingin.

“Tahan emosimu, Yueran! Meski kau tidak setuju, hasil sudah diputuskan. Jangan lancang menentang suara para Elder.”

Aura Yueran meledak. Pedang qi menyelimuti ruangan, membuat suhu mendadak menurun. Tekanan dari Dao Pedang-nya menghantam Jianyu, membuat tubuhnya hampir tak sanggup bernapas.

“Aku tidak peduli dengan keputusan busuk kalian.” Suara Yueran bergetar oleh amarah. “Siapa pun yang berani menyentuh adikku, akan kulibas dengan pedang ini!”

Para Elder segera bergerak. Zhao Kun, Fang Mo, dan Sun Wei serempak melepaskan pelindung qi, sementara Ling Yanshan berdiri di sisi putranya. Cahaya pelindung mereka membentuk kubah, menahan tekanan pedang Yueran.

“Yueran! Jangan lancang!” teriak Fang Mo. “Apakah kau ingin memberontak pada sekte sendiri?!”

Yueran tertawa getir, tawanya dingin menusuk.

“Memberontak? Kalianlah yang selalu mencari masalah, menusuk dari belakang demi kepentingan pribadi, lalu menyebutnya keputusan sekte.”

Jianyu, yang mulai bisa bernapas di balik pelindung qi ayah dan para Elder, berteriak dengan wajah memerah.

“Kenapa kakak selalu membela sampah itu?! Xuanyan tidak pantas berada di sini! Dia hanya menodai nama keluarga kita!”

Mata Yueran menyipit, sorotannya dingin menusuk jantung.

“Karena dia adalah adikku. Itu alasan yang tak perlu dijelaskan lagi.”

Jianyu menahan amarah. “Kalau begitu, kenapa kakak justru menentangku? Bukankah aku juga adikmu?!”

Tatapan Yueran berubah muram.

“Kalau kau memang adikku… kenapa sikap kita sangat bertolak belakang? Aku menjaga darah dagingku sendiri, sedangkan kau menikamnya tanpa belas kasihan. Apa itu yang kau sebut saudara?”

Wajah Jianyu memerah. Tangannya mengepal.

Ling Yanshan, yang melihat putranya ditekan dan dipermalukan, akhirnya tak tahan lagi. Suaranya menggelegar, penuh kemarahan.

“Yueran! Beraninya kau mengangkat pedang pada saudaramu sendiri! Kau benar-benar anak durhaka! ibumu… pasti kecewa melihat sikapmu ini dari surga!”

Buuuum!

Tiba-tiba, sebuah serangan pedang qi melesat dari tubuh Yueran, menembus kubah pelindung para Elder, retakan muncul seketika. Dentuman keras mengguncang ruangan, membuat semua orang ternganga tak percaya.

Mata Yueran kini penuh niat membunuh.

“Beraninya kau menghina ibuku… dasar kecoak busuk!”

Aura pedangnya meledak, membentuk naga pedang yang melayang di atas kepalanya, siap menebas siapa pun yang menghalangi.

Ling Yanshan menggertakkan giginya, tubuhnya tegang menghadapi anak saudaranya sendiri. Para Elder di sisinya juga bersiap, wajah mereka pucat menahan tekanan Dao Pedang Yueran.

Namun tepat saat kedua belah pihak hampir bentrok

Duuuum!

Aura luar biasa menekan seluruh ruangan. Ling Tianyao muncul di antara mereka, berdiri tegak, jubahnya berkibar meski tak ada angin.

Suaranya berat dan dalam, bagai dewa yang menurunkan hukum.

“Cukup! Apakah kalian semua ingin menghancurkan paviliun utama ini?!”

Suasana seketika mereda, aura pedang Yueran dipaksa bergetar mundur, pelindung para Elder pecah namun mereka selamat.

Semua orang menunduk, hanya Tianyao yang berdiri tegak di tengah, tatapannya bagaikan gunung yang tak terguncang.

Namun matanya kini beralih ke Yanshan. Tatapannya dingin menusuk tulang.

“Yanshan… jangan pernah lagi menghina mendiang kakakku di hadapanku. Jika kau berani melakukannya… meski kau saudaraku, aku tidak akan segan membunuhmu.”

Sejenak paviliun terdiam. Pernyataan itu mengguncang semua yang hadir.

Wajah Yanshan memucat, matanya bergetar, namun ia hanya bisa menggertakkan giginya keras-keras.

“...Baik.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!