Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAMIL
Anne mengalami mual setiap bangun tidur, tidak parah namun cukup membuatnya tidak nyaman karena sudah terjadi beberapa hari. Ia pikir mungkin karena gangguin pencernaan atau menjelang menstruasi saja. Namun karena takut terjadi sesuatu pada kesehatannya, Anne memutuskan untuk pergi ke dokter.
Rumah Sakit Medika
Begitu sampai di rumah sakit dan masuk ke ruang pemeriksaan, dokter dengan sabar mendengarkan keluhan Anne. Beberapa kali kondisi tubuhnya juga diperiksa, ditanyai riwayat keluhan yang lain, lalu dokter tersenyum tipis.
"Kesehatan kamu baik, Anne. Tidak ada masalah serius." ujar sang dokter, membuat Anne sempat lega. Namun kalimat selanjutnya membuat dadanya berdegup lebih kencang.
"Tapi, saya menyarankan kamu melakukan pemeriksaan kehamilan."
Anne terdiam. Matanya membesar, wajahnya kaki seolah tak percaya dengan yang baru saja didengarnya.
"Kehamilan." Kata itu langsung menggema di kepalanya.
Rasa bingung, takut memenuhi hati gadis ini. Tangannya reflek menggenggam tas di pangkuannya lebih erat. Seakan berusaha menahan gelombang perasaan yang bercampur aduk di dalam dada.
Segera ia menuruti saran dokter, pergi pemeriksaan kehamilan. Benar saja, dia positif hamil. Usia kehamilan masih sangat muda dan harus dijaga dengan baik. Dokter menyarankan untuknya agar tidak kelelahan dan banyak pikiran agar tidak mengganggu tumbuh kembang janin. Tidak lupa rutin mengkonsumsi vitamin dan makanan bergizi.
Keluar dari ruang pemeriksaan, Anne berdiri sejenak di lorong rumah sakit.
"Kenapa bisa hamil? Aku hanya melakukan sekali saja." keluhnya ingin menangis sembari memegang perutnya.
Anne tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Memberitahu Sky? Itu tidak mungkin. Yang ada pria itu memaki dirinya, atau bahkan tidak mau mengakui anak dalam perutnya.
"Sky pasti akan memintaku menggugurkan anak ini." pikir Anne jelas tidak rela. Meski kejadian itu tidak diinginkan tapi anak ini tidak bersalah.
"Tidak, tidak. Lebih baik Sky tidak tahu hal ini. Toh aku bisa mengurusnya sendiri. Menjadi ibu tunggal itu bukan sesuatu yang buruk. Aku pasti bisa melakukannya." ujarnya memilih mempertahankan kehamilan.
"Papa dan Tante Dea tidak boleh tahu aku hamil. Yang ada akan menimbulkan masalah. Apalagi pelakor itu, pasti akan menggunakan kabar kehamilan untuk menjatuhkan diriku."
Anne harus segera memikirkan sesuatu untuk membuatnya aman.
Ditengah rasa bingungnya, tiba-tiba seorang pria tidak sengaja menabraknya.
"Aduhhh... jalan lihat-lihat dong." Anne berujar marah.
"Maaf, maaf. Kepalaku sedang pusing dan juga merasa mual." kata pria itu dengan cepat mengambilkan kertas milik Anne yang jatuh ke lantai.
"Oh kau sedang hamil, maafkan aku tidak sengaja menabrak mu." tambahnya setelah melihat isi kertas yang ternyata hasil pemeriksaan kehamilan.
"Skyyy... " Anne berucap lirih ketika menyadari pria di depannya adalah orang yang saat ini ingin dia hindari.
"Kauuu... " Sky ikut terkejut ketiak mendongak ke atas, ikut terkejut melihat wanita yang baru ia tabrak.
Segera Anne merebut kertas yang ada ditangan Sky. "Sungguh sial harus bertemu denganmu lagi, Tuan Sky. Aku benar-benar membencimu." katanya lalu bergegas pergi keluar dari rumah sakit.
Sky masih mematung, mencerna apa yang baru saja terjadi. "Dia... Anne?" ujar Sky mencoba mengenali. "Iya, itu Anne." Sky mulai ingat jelas wajah Anne. "Kenapa dia begitu kesal denganku? Dan, kenapa wajahnya mirip dengan wanita itu?" lanjutnya merasa familiar.
"Tunggu, tadi Anne sedang hamil? Bukankah dia belum menikah? Dia hamil anak siapa? Kenapa ini terasa seperti kebetulan." Sky mendadak lupa dengan tujuannya datang ke rumah sakit untuk apa.
"Apa Anne adalah wanita malam itu?" batin Sky mulai curiga.
Dengan cepat Sky menelpon asistennya untuk mengecek apakah malam itu Anne berada di hotel yang sama dengannya?
"Kabari aku secepatnya, aku tunggu sekarang!" perintah Sky dengan tegas.
"Jika benar Anne, habislah sudah." pikir Sky mengusap kasar wajahnya.
Tidak lama menunggu tiba-tiba Sky mendapatkan pesan dari asistennya.
"Iya, aku menemukan rekaman Anne datang ke hotel. Setelah aku telusuri lebih jauh, memang dia yang masuk kamarmu. Namun dari keterangan resepsionis, Anne berniat datang ke kamar 668, letaknya disamping kamar bos. Sepertinya ia salah masuk kamar."
DEG
Sky mendadak linglung setelah mengetahui fakta ini. "Jadi benar Anne orangnya." kata Sky lirih. "Entah kesialan atau keberuntungan untukku? Tapi Anne sedang hamil. Apa itu benar anakku?"
Sky segera bangkit dari kursi mencari tempat pemeriksaan kehamilan di rumah sakit ini. "Bertanya dengan Anne adalah sesuatu yang tidak mungkin. Karena dia pasti tidak akan jujur denganku. Lebih baik aku cari tahu sendiri dulu."
Hampir 30 menit Sky mengusahakan agar bisa bertemu dengan dokter yang memeriksa Sky, akhirnya berhasil juga.
"Maaf dok, aku ingin bertanya tentang wanita bernama Sky. Dia baru memeriksakan kehamilan disini tadi. Aku tahu ini privasi pasien. Namun anak dalam kandungan Sky adalah anakku. Jadi tolong beritahu aku apa hasil pemeriksaannya."
Dengan susah payah Sky membujuk dokter tersebut. Bahkan mengeluarkan kartu nama miliknya, menyatakan sebagian besar saham di rumah sakit ini atas namanya. Ternyata hal itu berguna, dengan antusias dokter memberitahu Sky.
"Usia kehamilan 1 bukan, masih dini jadi harus dijaga dengan baik. Kondisi ibu dan janin juga sehat. Namun dari raut wajah Nona Anne tampak terkejut mengetahui dirinya hamil. Bulan depan Nona Anne akan datang lagi kemari untuk pemeriksaan bulanan. Jika tuan berkenan aku akan mengatur pemeriksaan khusus untuknya."
Sky terdiam sejenak. "Jangankan Anne. Aku saja terkejut tahu dia hamil, apalagi itu anakku." batin pria itu memikirkannya.
"Berikan yang terbaik untuknya. Namun aku minta hal ini cukup kita yang tahu. Nanti aku akan memberimu bonus tambahan jika bisa diajak kerjasama." kata Sky membuat dokter mengangguk cepat.
"Baik tuan, tenang saja."
Setelah tahu hal ini, Sky menjadi bingung harus bagaimana.
"Aku dan Anne tidak pernah akur. Bahkan dia secara terang-terangan mengatakan membenciku. Sekarang kami terlibat masalah sangat serius. Ahh kenapa harus seperti ini. Kenapa masalah terus datang menimpaku."
Brakkk
Sky memukul stirnya, dia benar-benar kesal sekali.
"Wajar Anne membenciku. Saat SMA, aku dulu yang mengatakan tidak menyukainya karena merasa dirinya sainganku. Aku juga selalu menggangu dan mem-bully, Anne. Bahkan sampai urusan pekerjaan kami selalu menjadi saingan bisnis. Ini semakin menyulitkan kami untuk bertemu dan mengobrol."
Disisi lain, Anne segera mencari apartemen mewah untuk tempat tinggalnya. Ia memutuskan tinggal sendiri demi melindungi diri dari papa dan istrinya.
"Tenang, nak. Mama akan memberimu kehidupan yang layak. Tidak akan satu orang pun mengusik kita." ujarnya dengan mantap atas pilihannya.
"Sky, aku harap dia tidak menyadari atas apa yang terjadi di antara kami."
Anne cemas dirinya akan dalam bahaya jika Sky tahu semuanya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, sekretarisnya menelpon.
"Siang bu, maaf ada tawaran kerjasama dari Perusahaan Kendrick."
Mata Anne membulat kaget. "Apa? Perusahaan Kendrick? Milik Sky Dom Kendrick?"