AKU PELAKORNYA

Setelah acara pernikahan selesai. Alvaro langsung membawa Nayla ke mansion nya, tanpa berpamitan kepada orang tua Alvaro ataupun kepada raka. Di mansion itu ada Dina, Alvaro, Nayla dan beberapa pelayan mansion.

"Pak San , kau antarkan Nayla ke kamar ku....!".Alvaro berbicara dengan tegas pada pak San. Pak Hasan adalah kepala dari pelayan pelayan di mansion itu.

"Tunggu Pak San. Al, apa aku tidak salah dengar. Kamar mu? Bukankah kau melarang ku untuk memasukinya". Dina menahan amarah ketika mendengar nayla akan menempati kamar Alvaro. Pasalnya beberapa bulan terakhir ini Alvaro melarangnya memasuki kamar itu.

"Lalu apa aku harus menyuruh pak San mengantar Nayla ke kamar mu?. Apa kau ingin melihat aku bercinta dengannya.!" Seringai senyum sinis di wajah Alvaro terlihat sangat jelas.

"Yaa... Tidak di kamar ku juga masih ada banyak kamar disini.." Dina menghampiri Alvaro lalu merangkulnya dengan manja, mencium bibir Alvaro penuh nafsu. Dengan tatapan memprovokasi ke arah Nayla, seolah menunjukan bahwa Alvaro hanya miliknya.

"Maaf tuan, jadi saya harus mengantar nona Nayla ke kamar tuan atau ke kamar yang lain..?". pak San berbicara dengan melihat tuan Alvaro lalu melihat nona Nayla yang berada di sebelah nya.

Mungkin pak San tau kalau Nayla merasa risi dengan pemandangan yang mereka lihat saat ini "huffft memang mereka ini pasangan suami-istri yang aneh, berciuman di depan ku dan banyak orang lagi"  Nayla bergumam dalam hati nya.

Alvaro melepaskan ciuman dan pelukan Dina kalau menghampiri Nayla dan menatapnya dengan tajam, entah apa yang ada di pikiran pria itu. Wajahnya sangat sulit di tebak datar dan dingin.

"Sudah ku bilang antar dia ke kamar ku..! Apa perintah ku kurang jelas..?". Hardik Alvaro pada pak San.

"Siap tuan, mari nona ikuti saya....!". Pak San berjalan kedepan dan Nayla mengikutinya dari belakang.

Berjalan menaiki anak tangga, Nayla menengok ke belakang terlihat wajah Dina memerah menahan amarah nya. Sedangkan Alvaro dia melihat Nayla dengan tatapan yang sangat tajam.

"Serem amat ya mereka" gumam Nayla dalam hati.

Mereka berhenti di depan pintu kamar yang sangat besar. Kemudian pak San menekan kode di pinggir pintu.

"Kleek". Bunyi pintu yang terbuka.

"Silakan masuk nona dan maaf seharusnya saya memanggil anda, nyonya". Pak San mempersilahkan Nayla masuk ke dalam kamar.

"Saya permisi nyonya, jika nyonya butuh sesuatu panggil saya saja".

"Baiklah Pak San, terimakasih". Ujar Nayla sambil tersenyum pada Pak San.

Lalu Nayla memasuki kamar Alvaro dan betapa terkejutnya dia melihat kamar Alvaro dengan barang-barang mewah dan kamar yang luas.

---

Nayla yang bingung harus berbuat apa hanya diam berdiri. Tak lama setelahnya terdengar suara pintu yang terbuka. Nayla buru-buru membalikkan tubuhnya.

"kreek".

"Hey, apa kau dari tadi berdiam diri disitu" ujar Alvaro begitu memasuki kamar

"Maaf tuan"

"Pergi mandi sana, bersihkan dirimu....!" hardik Alvaro

"Ah..Baik tuan. Tapi boleh saya izin pulang ke rumah?. Karena aku belum Mambawa pakaian gantiku ke rumah ini". Ujar Nayla

"Semua pakaian yang kau butuhkan sudah ada di dalam lemari." Alvaro mengambil minuman dan duduk di teras depan balkon.

Nayla yang bingung harus berbuat apa hanya diam berdiri

"Hey, mau sampai kapan kau diam berdiri disitu.?". Hardik Alvaro.

"Ahh, yah tuan". Lalu Nayla berjalan untuk membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian ganti dan betapa terkejutnya nayla melihat begitu banyak gaun mewah dan pakaian dari berbagai merek terkenal.

"Ini pasti harganya mahal..!". Gumam Nayla dalam hati.

Nayla melihat ke arah baju tidur dan mengambil nya asal. Tanpa memeriksanya terlebih dahulu, Nayla langsung berlalu ke kamar mandi.