NovelToon NovelToon
MANUSIA ABADI

MANUSIA ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Taufik

Sebelum ada bintang, sebelum Bumi terbentuk, dia sudah ada.

Makhluk abadi tanpa nama, yang telah hidup melewati kelahiran galaksi dan kehancuran peradaban. Setelah miliaran tahun mengembara di jagat raya, ia memilih menetap di satu tempat kecil bernama Bumi — hanya untuk mengamati makhluk fana berkembang… lalu punah… lalu berkembang lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam di kota : pertemuan di kota

Bab 4 (Lanjutan)

Bayangan Masa Lalu yang Tak Pernah Pudar

Suasana bar semakin hangat. Musik jazz lembut mengalun di latar, menemani percakapan ringan para sosialita dan pebisnis yang datang untuk melepas penat malam itu.

Alex Chu duduk di sudut ruangan, gelas wine merah di tangan kirinya. Pandangannya tidak tertarik pada siapa pun—sama seperti biasanya. Seolah dunia di sekitarnya tak lebih dari debu yang lewat tanpa arti.

Namun di sisi lain ruangan, seorang wanita melangkah masuk. Tubuh tinggi semampai, balutan gaun hitam sederhana yang elegan, dan sepasang mata tajam yang memancarkan dominasi.

Shen Qingran.

Nama yang mengguncang dunia korporat Tiongkok dalam lima tahun terakhir. CEO muda dari perusahaan raksasa "Qingran International", dikenal dengan kecantikannya yang dingin dan reputasi tanpa celah. Tak pernah satu pun pria berhasil mendekatinya.

Tatapan semua pria langsung tertuju padanya. Tapi Shen Qingran tak menggubris satu pun.

Matanya justru terpaku pada sosok yang duduk di sudut ruangan.

Pria itu…

‘Tak mungkin…’ batinnya bergemuruh, menghentikan langkahnya sesaat.

Ia mengenali siluet itu. Garis rahang yang tegas, mata setenang laut mati, dan sikap tenang seolah tak ada satu pun yang pantas ia pedulikan di dunia ini.

Kenangan lama menyeruak.

---

13 Tahun Lalu – Kota Milan, Italia

Shen Qingran kecil, berusia 10 tahun, duduk diam di ruang pertemuan besar sebuah hotel bintang lima. Ia menemani ayahnya dalam pertemuan bisnis dengan para investor asing.

Saat itu, seorang pria muda masuk ke ruangan.

Langkahnya membuat semua CEO veteran berdiri.

Bahkan ayahnya—yang tak pernah tunduk pada siapa pun—menyambut pria itu dengan penuh hormat.

Shen kecil yang duduk di pojok ruangan melihatnya dengan rasa penasaran. Sosok itu terlalu muda untuk memimpin pertemuan bisnis sebesar ini… dan terlalu tampan untuk dilupakan.

Yang paling aneh… adalah auranya. Seperti bukan manusia.

Dan kini, lebih dari satu dekade kemudian, pria itu duduk di bar yang sama dengannya. Wajahnya… tidak berubah sedikit pun.

---

Shen Qingran mendekat.

Ia berhenti di depan meja Alex. "Kau," ucapnya dingin, tapi dengan nada samar tak percaya. "Kita pernah bertemu, bukan?"

Alex mengangkat kepalanya perlahan. Mata mereka bertemu.

Tatapan Shen penuh tanya. Tatapan Alex… hampa, datar, dan tanpa gelombang.

"Aku rasa tidak," jawab Alex tenang. Ia menyesap wine-nya tanpa minat, lalu menoleh ke samping seolah keberadaan wanita itu tak lebih dari angin malam.

Namun Shen Qingran tak berpaling. Ada keraguan di hatinya, tapi juga ketertarikan yang aneh. Rasa penasaran yang sudah lama terkubur muncul kembali.

‘Kalau benar dia orang yang sama… kenapa wajahnya tak beubah.

,Oh kalo begitu maaf, mungkin salah orang

Dia menarik napas, menatap Alex sekali lagi, lalu tersenyum samar. “Oh… maaf, mungkin aku salah orang.”

Dengan langkah ringan namun penuh wibawa, Shen Qingran pun berbalik dan melangkah menjauh dari meja Alex.

Namun tindakan kecil itu justru menciptakan gelombang besar di dalam bar.

Beberapa orang yang semula hanya diam sambil menikmati minuman mereka kini saling melirik, membisikkan satu sama lain.

> “Barusan… Shen Qingran ‘menyapa’ seorang pria?”

“Mustahil. Wanita itu tidak pernah berbicara duluan pada siapa pun.”

“Siapa dia sebenarnya?”

“Orang yang bisa membuat Dewi Dingin seperti Shen Qingran memulai percakapan duluan

Seorang pria berjas abu-abu yang sejak tadi duduk tak jauh dari meja Alex bahkan berdiri dan menoleh ke arah bartender.

> “Siapa yang baru saja bicara dengan CEO Shen?” bisiknya penasaran.

Bartender, yang juga memperhatikan kejadian itu sejak awal, menggeleng perlahan.

> “Dia datang sendiri. Tidak banyak bicara. Cuma pesan satu botol wine mahal dan duduk di sana dari tadi.

1
Dah Leha
bagus dan menarik
Mít ướt
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
Rizitos Bonitos
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Azure
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!