NovelToon NovelToon
Lampu Kuning Kawah Sikidang

Lampu Kuning Kawah Sikidang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Ketos / Perjodohan / Cintamanis / Reinkarnasi
Popularitas:529
Nilai: 5
Nama Author: Ys Simarmata

Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

You like angel?

Terpikir untuk berhenti di rest area mengambil waktu tidur tapi pasti sampai nya siang, benar-benar sangat lelah mereka,sehabis satu cangkir kopi melanjutkan perjalanan.

Mendekati kampung,ya bisa dibilang kampung lah soalnya pertokoan walaupun banyak dibangun perkebunan eh maksudnya wilayah pertanian cukup luas untuk kalangan kampung kan memang cocok ya.

Bibi 1:"Eh udah pagi aja,kita masih dijalan Dri?"

Tampang ku begini aja,mereka masih berani Lo apalagi aku lemah lembut pasti gak ada batasan antara pekerja dan majikan,humm gumam ku kesal dengan pinggang yang mulai panas dan badan mulai menggigil karena bisa dibilang dingin banget.

Bibi 1: "Dri pakek dulu jaket Kamu."

ia menyelipkan jaket diantara bahu ku,ya secara terpaksa tanpa menghentikan perjalanan ku pakai jaket pemberian Bibi 1.

Ya asik dengan perhatian mereka tapi dengan tingkah mereka yang sok humble ittu aku gak suka sama sekali setiap jabatan itu ada batasan nya bagi ku.

Termasuk nih di Indonesia masalah dengan menantu dan mertua aduhh gak ada habis-habis nya kalau begitu mahh.

belokan sedikit dan dapatlah rumah kami, rumah dekat dengan terminal bus dan ya layak nya rumah lama namun sudah konsep bangunan modern.Bentuknya unik aku suka, gak terlalu mencolok ke arah desa sih dulu waktu aku tinggali perasaan gak begini bentuk nya apa Mama setia merawat rumah ini ya.

Adriana:" ehhh lo pada ya enggak ada akhlak banget sumpahh.Jadi manusia gak ada kompeten nya banget, janjinya malam kemarin berangkat ini malah udah satu hari aja disini."

Mereka yang biasa dengan repetan ku memilih mendorong badan ku untuk memilih kamar,dan anjirrr nya mereka menempati kamar utama sisa 2 kamar aja untuk kami,ya aku memilih double bad disatu kamar saja.Karena water heater mereka sendiri sudah beli yang aku beli sengaja ku pasang dikamar pilihan ku,dan bisa jadi nanti ini akan jadi tempat ternyaman ku dari kota Jakarta.

kak Tere:"Dri kamu belum lihat Papa kan,ini gambar-gambar papa waktu kita masih kecil-kecil,ini foto Mama waktu pakai baju dinas nya sebagai istri Papa,kamu masih hitungan bulan nih kata mama."

Tau Mama pernah tunjukkan soalnya,dia menangis menatap gambar-gambar masa kecil mereka.Masa kejayaan terasa banget, Papa ternyata penuh kasih sayang banget.

Adriana:"Kamu tau enggak dari dulu yang aku rindukan dan do'akan itu apa? Iya ini dapat kasih sayang dari Papa dan bang Jonas gak bisa lakuin itu ke aku.Aku Rindu sosok Papa dan mungkin suami ku nanti bisa melakukan itu untuk ku."

Tolehan wajah bang Jonas mengerutkan dahi namun aku tau dia seperti itu jika tidak suka dengan pernyataan ataupun hal-hal yang terjadi.

Tere: "Jangan seolah kamu jadi korban ya Dri,kamu tetap kita juga.Abang juga baru umur 5 Tahun ditinggalin papa,kakak umur 8 Tahun dimana kita lagi butuh-butuh nya Papa."

Aku enggak pernah nampak kan air mata didepan mereka semua, Mama menyimpan penghargaan kami disini semua bahkan foto-foto wisuda ku ternyata di duplikat satu di Jakarta satu di sini,jujur ada gunanya juga bang Jonas ngelakuin ini..

Bang Jonas:"Ayo istirahat besok pagi kita ke Dieng ya, jangan lupa sediakan barang-barang yang perlu."

Lirik mata ku tertuju pada jam tangan seharga 1 motor, IHH masih pagi jam 10:00 juga kurang 15 menitan lagi demikianlah komentar ku kepada bang Jonas.

bang Jonas:"Tadi Abang udah hubungi pengacara karena pihak keamanan dan aparat setempat juga cepat melakukan tindakan jadi aman Dri,kamu enggak kehilangan sepeser pun harta mu."

Terkesan bertanggung jawab, perhatian tetapi amat terasa caper untuk sebuah tujuan.Paham betul untuk urusan manusia-manusia begini mah.Kalau dipikir-pikir ia susah gak ninggalin warisan buat anak, ditinggalin warisan anak-anak bisa bertengkar hanya untuk se uprit peninggalan.

Makanan terjadi rapi, percuma ada 4 asisten rumah tangga disini, mereka juga saling bergosip biarlah itu hiburan tersendiri buat mereka.

Tere:"Dri besok belanja didepan yuk, kemarin jam 3 pagi sudah buka pasar didepan rumah kita.Persediaan selama disini kan bisa kita ambil banyak."

Iya aku setuju dengan ajakan kakak, pertama kali adanya Adriana dimintain pendapat begini pasti ujung-ujungnya duit lagi nih.sedia payung sebelum hujan Dri mana tau_tau mana ya,oke siap-siap amunisi untuk aku berangkat besok pagi-pagi sekali.

Ku minta para asisten ku dimalam hari begini mencari makanan untuk kami bertiga ya tau sendiri manusia-manusia luaran itu hanya memikirkan perut masing-masing makanya ada ajakan tadi.

Adriana:"Aku ada sinus Bi,tau sendiri kan! Jadi aku minta tolong aja ya beliin makanan bebas yang penting pedas, kalau misalnya mau jajan yang lain Cukup-cukupin aja."

Ku percayakan 1 lembar uang bewarna pink dan 1 lembar berwana biru, mereka pergi dengan seizin ku.

Belum sempat merasakan makanan yang dibeli bang Jonas malah mengajakku me time dengan menunjukkan makam kakek nenek kami dekat dengan bukti-bukti dan di sanalah kebun yang akan menjadi warisan ku nanti-nya.

Saat mobil berhenti dari lajunya aku langsung paham oh disini sampai sini pasti tanah kami,dan baiknya mafia tanah menggarap ladang sebelah sehingga saat balik nama atas nama ku tanah itu juga ikut menjadi resmi milik ku,huu Adriana selalu berada pada keberuntungan yang hakiki.

Adriana:"Abang atau kakak kalau memang gak jelas lagi kehidupan dijakarta balik aja kesini.Dirumah ini bisa buka usaha Lo."

Memang gak masuk omongan ku ke bang Jonas,dikira batinnya kali aku menjengkali kehidupan dia di jakarta,'Aku juga ada pencapaian ko makanya berusaha bertahan walaupun gak tertahan ' cobalah jawaban apa begitu bikin mati akal aja ni Abang gue.

Adriana:"Lapar,"

Genggam ku pada perut yang berbunyi.

Kami hanya sekedar melihat pembatas baru dan rencana tanaman apa ya kedepannya,humm sepertinya menanam cabai atau jagung sih bayangan ku.

Bang Jonas yakin kalau dia bisa memanfaatkan tanah itu semaksimal mungkin,dan iya aku tidak terlalu dekat dengan kakak ku apalagi dengan anak-anak nya,no-no-no dosa besar banget itu.

Namun yakinlah kakak yang sama akan menjadi penolong mu kelak Dri demikian lah ujaran ibu tercinta kami,aku tersenyum membayangkan kisah itu.

Lebih baik pulang selain hari makin sore, keadaan badan ku mulai merasakan ingus mengalir dan ya migran ku juga sudah kambuh, Abang Jonas dan aku pulang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!