NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:114.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panik

Sang dokter menatap semua orang di ruangan itu dengan ekspresi serius.

"Nona Jelita kemungkinan mengalami amnesia sementara. Beberapa memorinya, tidak cocok dengan kenyataan."

Ruangan mendadak hening.

Tak ada yang bersuara.

Mama Jelita akhirnya tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia menangis dalam pelukan sang suami, bahunya terguncang hebat.

Dokter menatap mereka penuh pengertian.

“Saya menyarankan agar kalian semua mulai memperkenalkan diri kembali pada Nona Jelita. Biarkan ia merasa aman. Jangan paksa dia mengingat, cukup dampingi dia perlahan.”

Semuanya mengangguk pelan.

Setelah dokter dan para perawat meninggalkan ruangan, keheningan sejenak melingkupi udara. Suasana menjadi ganjil, canggung, penuh harap, namun juga sarat dengan kebingungan.

Mama Jelita melangkah maju perlahan. Senyumnya lembut, namun jelas terlihat getar di sudut bibirnya. Ia mencoba mengendalikan emosi, mencoba menjadi kuat di depan anak yang bahkan tak mengenalnya.

“Halo, sayang.” ucap Mama dengan suara pelan, seperti sedang menyapa anak kecil yang baru pertama kali dikenalnya. “Kata dokter kamu mengalami amnesia sementara, jadi, kita kenalan dari awal dulu, ya?”

Jelita menatapnya bingung. Wajah wanita itu cantik dan teduh.

“Aku adalah mamamu. Nama mama, Acha Yunanda. Kamu bisa panggil Mama Acha,” lanjutnya sambil meraih tangan Jelita perlahan. “Dan, nama kamu itu Jelita Yunanda.”

“Hai... Mama Acha!” ucap Jelita agak canggung.

Di sebelah Mama, pria paruh baya ikut melangkah maju. Posturnya tinggi, berwibawa, namun wajahnya memperlihatkan kehangatan.

“Aku Papa kamu,” katanya pelan. “Nama Papa, Rendy Yunanda. Panggil saja Papa Rendy.” ucapnya sambil mengelus kepala Jelita dengan penuh kasih sayang.

“Hallo, papa Rendy!”

Jelita menelan ludah pelan. Jelita Yunanda.

Namanya mengalun pelan dalam kepala.

Ada sesuatu yang terasa aneh. Nama itu bukan cuma familiar, tapi terlalu familiar.

“Jelita Yunanda, bukankah itu nama karakter figuran dalam novel terakhir yang aku baca? pikirnya panik. ‘Cintaa untuk Laura’, itu novel yang aku baru beli dan terakhir aku buat bercandaan bersama ketiga sahabatku. Jangan bilang... jangan bilang aku... Tolong jangan bilang aku..”

Tatapannya melayang ke sekeliling ruangan. Orang-orang yang berdiri di sana, wajah-wajah mereka juga terasa tak asing. Seolah, ia pernah melihat mereka sebelumnya. Tapi bukan di dunia nyata.

“Jangan bilang aku masuk ke dunia novel itu, setelah kecelakaan, aku? Ah kenapa aku malah masuk kedalam karakter figuran sih, mana muncul nya hanya beberapa. Aduh jalan cerita nya bagaimana juga. Au Ah pusing!”

Suara Mama Acha memecah lamunannya.

“Anak-anak, ayo! kalian juga kenalan sama adik dan teman kalian. Biar Jelita bisa mengenal kalian satu-satu lagi.”

Dua anak laki-laki yang mirip bagai pinang dibelah dua maju. Yang satu berponi rapi menutup dahinya, yang satu lagi berambut poni nya sedikit berantakan.

“Hai, aku kakak kamu, namaku Reza,” ucap si poni berantakan sambil tersenyum lebar.

“Dan aku si kembar Reza, Kakak kamu juga, Raza,” sambung yang berponi, nadanya lebih kalem.

“Dua-duanya kembar?” tanya Jelita pelan, masih bingung.

Reza tertawa. “Iya, tapi kamu dulu sering bilang aku lebih ganteng.”

Raza mendengus. “Itu dulu, sekarang Jelita amnesia, jadi belum tentu ingat siapa yang lebih ganteng.”

Jelita hanya mengangguk pelan. “Wah karakter fiksi memang gak main-main visualnya cakep poll! Kakak ku ganteng poll weh, lah kak Jordi juga sih tak kalah ganteng, cuma kalah usia.” ucap nya dalam hati sambil tertawa.

Lalu seseorang dari belakang mereka maju.

“Aku Willy,” ucap anak laki-laki berpostur lebih tinggi dengan senyum lebar.

“Dan aku Harry!” ucap anak laki-laki disebelahnya.

Willy, Harry, Reza, Raza, Devano, dan Verrel. tunggu, Devano, dan Verrel?

Pandangan Jelita langsung terpaku pada dua laki-laki yang berdiri di pojok ruangan. Sejak tadi, salah satu tatapan laki-laki itu tak pernah lepas darinya. Tatapan yang... sulit dijelaskan. Antara sedih, rindu, dan harapan yang membuncah.

“Aku Devano,” ujarnya pelan saat menyadari Jelita menatapnya.

“Em, dia aneh, kenapa tatapannya begitu saat melihatku? Apakah dia punya hubungan dengan si Jelita? Tapi kan di novel tidak di jelaskan.” ucap Jelita dalam hati.

Lalu tatapannya tertuju pada lelaki bernama Verrel. Sorot matanya tenang dan dalam. Wajahnya seolah dilukis langsung dari imajinasi penulis roman. Tatapannya menusuk ke dalam, tapi bukan karena tajam, melainkan karena terlalu lembut.

“Ah berarti yang terakhir ini pasti pemeran utama novel, si Verrel kan?” Ucapnya dalam hati.

“Aku Verrel, Lita!”

“Ah karakter utama nya memang cool sih, Hem emang author nya gak kaleng-kaleng. Seluruh karakter wajah nya aduhai.” ucap Jelita dalam hati.

Apalagi ketika tiga gadis lainnya ikut mendekat. Wajah-wajah cantik, anggun, dan khas. Salah satunya langsung membuat alis Jelita terangkat tinggi.

“Hai, Lita. Aku Meyriska, Maafkan aku, buat kamu jadi begini.” ucapnya pelan. Wajahnya sendu, matanya bengkak karena menangis tadi. Mungkin juga ia menangis sudah lama.

Di belakangnya, dua gadis lain menyusul.

“Dara,” ucap salah satu, sambil menatap Jelita dengan senyum kecil yang tidak jelas maksudnya.

“Dan aku Tiara!” kata yang satu lagi dengan senyum cerah dan gaya rambut dua kuncir kuda yang langsung mengingatkan Jelita pada sahabat si tukang makan.

“Meyriska, Dara, Tiara dan Jelita. Empat sahabat, atau mungkin empat karakter antagonis dalam novel ‘Cinta untuk Laura,’”pikir Jelita dalam hati.

“Tapi kenapa, kenapa karakter mereka malah kelihatan lebih mirip sahabatku di dunia nyata? Apa author nya gak salah?”

Ia sempat menoleh ke kaca di sisi ranjang, melihat pantulan wajahnya sendiri. “Dan kenapa, wajahku seperti Jelita Yunanda yang ada di cover belakang novel itu?! Yang berada paling belakang dari belakang dan paling terbelakang?’

Jelita mengerjap. Sekujur tubuhnya mulai merinding. Ia menatap tangan sendiri, lalu menarik selimut perlahan.

“Aku... transmigrasi? Masuk ke dunia novel?! Tapi kenapa jadi karakter figuran?!”

“KENAPA AKU JADI KARAKTER FIGURAN!” jeritnya tiba-tiba.

Semua orang di ruangan itu langsung kaget, menatap ke arahnya.

Verrel langsung maju, menyentuh bahu Jelita. “Lita, kamu kenapa?”

Jelita membeku.

Suara itu... oh, bahkan suara Verrel juga sama dengan suara tokoh utama yang pernah dia bayangkan dalam otaknya saat membaca novel itu dengan penuh baper.

“Adik, kamu kenapa?” ucap Reza dan Raza bersamaan.

Jangan bilang ini benar-benar dunia fiksi.

Ia menatap semua orang satu per satu lagi. Wajah-wajah ini, dunia ini, semuanya terlalu hidup.

Dan semakin dia berpikir, semakin nyata pula perasaan bahwa dirinya bukan lagi Jelita Pramono. Tapi Jelita Yunanda, karakter figuran yang hanya muncul beberapa kali di novel itu... sebelum akhirnya dilupakan begitu saja.

“Tunggu... kalau ini novel Cinta untuk Laura, dan aku adalah karakter figuran, jangan bilang aku nggak punya plot penting apa-apa?”

Jelita mulai panik.

“Aduh... gimana aku bisa bertahan di dunia ini kalau aku bukan tokoh utama? Mana bisa aku balik lagi ke dunia nyata kalau nggak ada arc ceritanya?!”

“Tolong bangunin aku, Please!”

Tolong dukung cerita baru ku, dengan cara like, komen dan jangan lupa subscribe dan Vote nya ya.

1
ainie lee
jgn lama kak upnya..yg lainnya upnya c4t msh ni lama kak
Imas Masripah
semangat KK,sy suka wanita tangguh.sy g tau kenapa begitu lama baru up tp apapun itu semoga KK author di berikan kesehatan dan kelancaran supaya bisa terus berkarya dan menghasilkan karya yang luar biasa /Smile//Smile//Determined//Determined//Determined/
Retno Palupi
akhirnya update juga
cowettttttt
baru up LG Thor aku tunggu in sampe lupa cerita ny ..untung blm aku hapus dr rak buku....
Narti Narti
akhirnya setelah sekian purnama thor lanjut jangan lama-lama abdet ya thor 🙏🙏🙏🙏🙏💪💪💪💪
vj'z tri
terbaikkkk geng jelitaaa ......🎉🎉🎉🎉🎉 akhirrrrrnyaaaa setelah sekian purnama author dapet wangsit buat up 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🫰🫰🫰🫰
asih
kemna aja thour , lama bnget up y
semangat ditunggu updatenya
Lilyana Azzahra Dekranasda: lagi nungguin ide datang 😭😭
total 1 replies
adlyu
Lagi thor update ye
nur laela
keren..👍🏻👍🏻👍🏻
Diyah Pamungkas Sari
brp lama bru up, tp ni bab sangat 👍👍👍👍
Lilyana Azzahra Dekranasda: lupa 😭😭🙏 baru ada notif NT
total 1 replies
Inez Putri
sudah hampur 1 bln q menunggu mu akhirnya kau up juga thour.. hampir lupa q ma critanya...
Lilyana Azzahra Dekranasda: baca lagi dari awal kak 😭😭
total 1 replies
𝓔𝓵𝓵𝓮
di tunggu up selanjutnya kak
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
sekian purnama akhirnya up juga
Siti Nurain
ceritanya menarik....harap tak tergantung
Umy Anny
Lumayan
Inez Putri
kok lama bnvet ini ip nya. lama² lupa ma critanya juga thour
Retno Palupi
lah kok blm lanjut kak??
Kucingku Hitam
up nya kk semangatt
Narimah Ahmad
baik 👍
Narimah Ahmad
lanjutt thor teruuss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!