Harap bijak dalam memilih bacaan, sebagian isi dalam konten ini berunsur dewasa 21+
Bagaimana jadinya jika satu minggu sebelum menikah, karena ulah jahil teman-temanmu. Kamu dengan tidak sengaja meniduri sahabatmu sendiri dan setelah pulang dari bulan madu, sahabatmu mengatakan kalau dia hamil anakmu.
Inilah kisah King Bryan anak dari pasangan Aline Gunawan dan Dannis Bryan, yang terpaksa harus menjadikan sahabatnya sendiri Ni Luh Putri anak dari Dewa Barata sahabat Ibunya, sebagai istri keduanya demi status anaknya.
"Katakan kalau kamu mencintaiku, maka aku akan mempertahankan mu." batin King dalam hati.
"Entah sejak kapan cinta ini mulai tumbuh, tapi sungguh aku tidak mau menjadi duri dalam pernikahanmu, biarlah ku bawa cinta ini pergi." batin Putri.
"Karena kita adalah sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat, jadi mari kita bercerai." ucap Putri kemudian sembari menahan sesak di dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~35
"Sayang, kamu tahukan perusahaanku sedang bermasalah dan saat ini aku lagi butuh uang." keluh Evan sore itu nampak peluh masih membasahi tubuhnya setelah percintaan panasnya bersama Gladys di dalam ruangan kantornya.
"Aku nggak punya uang segitu van, uang kamu yang dulu saja belum kamu kembalikan. Kalau aku memberikan mu lagi nanti King akan tahu."
"Baiklah, nggak jadi 2M tapi 1M saja, uang segitu nggak ada apa-apanya buat kamu. Bahkan kartu yang kamu pegang itu tak berlimit."
"Tapi bagaimana kalau King tahu ?"
"Sayang, please." pinta Evan yang kini mulai menjamah kembali tubuh polos Gladys.
"Van....." Gladys mengerang ketika tangan nakal Evan mulai kemana-mana.
"Please, sayang. Hanya 1M, setelah itu aku tidak akan meminta lagi. " bisik Evan dengan suara paraunya.
"Baiklah, tapi please selesaikan ini dulu." rancau Gladys yang terlihat kelimpungan karena ulah Evan.
"Baiklah, sepuasmu sayang." sahut Evan dengan wajah berbinarnya.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah memakai pakaian dengan rapi. Hari mulai gelap dan Gladys harus segera pulang sebelum suaminya itu sampai rumah.
"Aku sudah mentransfer ke rekeningnya Bunga, tapi cuma 500 juta aku harap kamu tepat waktu mengembalikanya sebelum suamiku tahu."
"Tapi aku butuhnya 1M sayang."
"Kamu mau King tahu hubungan gelap kita, lagipula gara-gara uang yang kamu pinjam kemarin aku harus puasa shopping selama 2 bulan." keluh Gladys yang mulai jengah.
"Baik-baik, Iya sayang segitu juga nggak apa-apa. Mau ku antar ?" ucap Evan.
"Nggak, aku bawa mobil. Ya sudah bye." ucap Gladys kemudian ia berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Ketika melewati meja Bunga, Gladys hanya tersenyum sinis ketika melihat wanita itu. "yes." gumam bunga, ia bersorak dalam hati seraya menatap kepergian Gladys yang semakin menjauh.
Beberapa saat kemudian, tanpa mengetuk pintu Bunga segera masuk ke dalam ruangan bossnya. "Kenapa cuma 500 juta, itu kurang untuk membeli Apartemen dan mobil baru sayang." keluh Bunga.
"Iya nanti sisanya aku transfer ya, tapi nanti malam jadikan menginap di Apartemen ku ?"
"Tentu saja, tapi kapan kamu akan menjauhi wanita itu." ucap Bunga yang sudah duduk di pangkuan Evan.
"Tunggu balas dendamku tercapai sayang."
"Tapi sampai kapan, kamu sudah tidak pernah menyentuhnya lagi kan. Aku nggak mau di saat kamu menyentuhku, tapi kamu juga menyentuh wanita itu."
"Eh, ten-tentu saja tidak sayang. Kamu tenang saja hanya kamu satu-satunya wanita yang bisa memuaskanku." sahut Evan gugup.
"Baiklah, aku percaya. Aku akan kembali ke mejaku, jangan lupa 30 menit lagi kamu ada meeting." Bunga beranjak dari pangkuan Evan, kemudian ia berlalu keluar dari ruangan tersebut.
Evan hanya menatap datar kepergian Bunga, ia akui saat ini ia jatuh dalam pesona sekretarisnya itu. Apalagi dia adalah orang yang pertama mengambil kesucian wanita itu dan sejak saat itu ia merasakan candu padanya.
Tapi ia juga tidak bisa mengabaikan misi balas dendamnya, membalas sakit hatinya pada Gladys. Dimana dia dulu sangat mencintai wanita itu dan berencana membuat masa depan dengannya, tapi justru wanita itu meninggalkannya dan lebih memilih pacaran lalu menikah dengan pria lain.
Sejak saat itu ia menjadi casanova sejati, baginya wanita hanya lah pemuas nafsunya dan tujuan hidupnya saat ini adalah melihat kehancuran mantan kekasihnya itu.
Disisi lain, Putri sedang menggerutu karena tidak biasanya dia mimisan dan ini adalah ketiga kalinya dalam beberapa hari terakhir.
"Kayak bocah saja mimisan." Putri nampak menengadahkan kepalanya ke atas agar darah segar yang mengalir dari hidungnya segera berhenti.
"Apa ini juga salah satu bawaan bayi, astaga Nak, kecil-kecil banyak banget ulah mu. Sudah membuat Mama mual-mual setiap hari bahkan sekarang Mama juga mimisan." gumam Putri seraya mengusap lembut perutnya yang terlihat sudah sangat membesar dan sepertinya bayinya memberinya respon dengan menendang kuat perutnya hingga ia meringis karena kram.
"Astaga sayang, kamu marah ya sama Mama, maaf ya Mama hanya becanda." ucapnya lagi sembari terkekeh.
Tak lama kemudian, Kalla yang baru pulang dari kantornya segera menghampiri Putri di kamarnya. Laki-laki itu nampak membawa beberapa bungkus makanan di tangannya.
"Hallo kakak ipar, aku membawakan banyak makanan kesukaan mu dan semua khas Bali." Kalla mengangkat tangannya dengan senyum ramahnya.
"Astaga Kalla, bisa tidak mengetuk pintu dulu sebelum masuk." tegur Putri.
"Habis aku terlalu bersemangat mau memberimu ini." Kalla menunjukkan bawaannya pada wanita kesayangannya itu, bermacam-macam kacang-kacangan, keripik bawang dan pie susu. Semua adalah makanan ringan kesukaan Putri.
"Kamu dari Bali ?" tanya Putri tak percaya, karena laki-laki itu tadi pagi masih sarapan bersamanya.
"Nggak, tadi ada teman yang bawain." sahut Kalla beralibi, padahal ia rela pulang pergi dari Bali hanya untuk membelikan makanan kesukaannya.
Begitulah cara Kalla mencintai sahabatnya dalam diam, dia rela melakukan apapun asal melihat orang yang dia cintai bahagia. Bodoh memang, tapi itu lah makna cinta yang dia pahami.
"Terima kasih, dari dulu kamu selalu ada buat aku." Putri nampak berkaca-kaca.
Kalla yang melihat kesedihan di mata wanita itu, ia segera merengkuhnya lalu membawanya ke dalam pelukannya.
"Apa perbuatanku ini begitu mengharukan, hm ?" canda Kalla seraya mengusap lembut punggung Putri, tapi ia merasakan ada yang berbeda dengan tubuh wanita itu.
"Kamu sakit Put, badan kamu panas sekali ?" Kalla melepaskan pelukannya, lalu menyentuh dahi Putri dengan telapak tangannya.
"Aku akan ambilkan obat." Kalla beranjak dari duduknya tapi Putri langsung menahan tangannya.
"Aku nggak apa-apa Kall, aku hanya butuh istirahat saja. Lagipula aku nggak mau minum sembarangan obat." tolak Putri.
"Baiklah, kamu istirahat saja. Aku akan mengambil air hangat untuk mengompres mu." Kalla membaringkan Putri di atas kasurnya lalu segera menyelimutinya.
"Aku akan segera kembali." ucap lagi seraya melangkahkan kakinya pergi.
Beberapa saat kemudian ia kembali dengan membawa ember berisi air hangat dan kain untuk mengompres.
"Bagaimana kalau ku antar ke dokter ?" ucap Kalla sembari mengompres Putri.
"Aku baik-baik saja Kall, setelah istirahat juga baikan." tolak Putri.
"Apa selama beberapa hari ini kak King belum ada pulang ?" tanya Kalla yang sedikit geram karena kakaknya itu seolah tak pernah peduli dengan Putri.
"Mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya, aku juga nggak mau mengganggunya. Karena Gladys juga lebih membutuhkannya, aku masih punya Ayah dan Bunda, Mama Aline dan Papa Dannis dan juga kamu. Sedangkan Gladys, dia hanya punya seorang Ibu yang sedang berjuang melawan sakitnya."
"Kamu tahu nggak, sifat kamu dan kak King itu sama saja?" ucap Kalla sedikit geram.
"Sama apanya ?"
"Sama-sama lebih mempedulikan perasaan orang lain dari pada perasaan diri kalian sendiri."
"Bukannya sebagai manusia kita harus seperti itu."
"Tapi aku khawatir Put, suatu saat nanti hanya ada penyesalan yang akan kalian dapatkan."
"Kadang apa yang menurut kita baik, belum tentu itu baik menurut Tuhan, Kall. Jadi lebih baik jalani aja seperti air mengalir, aku yakin di setiap alirannya pasti ada kebaikan yang menyertainya." ucap Putri kemudian ia mulai memejamkan matanya.
"Tidurlah Put, aku akan di sini menemani mu." bisik Kalla dengan lirih, dadanya terasa sesak ketika melihat kesedihan yang sengaja di sembunyikan oleh wanita itu.
"Aku tidak pernah menyesal mencintaimu Put, bagi ku kamu adalah sosok wanita terbaik di dunia ini selain Ibuku. Sungguh bodoh kak King sudah menyia-nyiakan mu."
rugi bandar si king
sudah istri nya diembat uang nya pun di sikat si Evan 👻👻👻👻👻👻