Pria tidak sengaja mendapatkan sistem di dalam Game console berbasis full dive. perjalanan nya di dalam game dan mempengaruhi kehidupan nyata. mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afief46, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Sahara
Hari berganti hari. Semua player menaikan level mereka dengan farming bos yang sudah menetap di teritorinya. Semua guild menyepakati akan membeli sebuah bangunan besar di sebuah kota.
Di ibu kota J, guild besar berjumlah lebih dari 30 orang tidak terlalu banyak. bisa di hitung dengan jari. Tapi guild kecil sangatlah banyak. Total keseluruhan guild ada 46 guild.
"Kita sudah mengumpulkan uang untuk membangun kapal Terbang. Mari kita mulai membangun". Monic membawa blue print itu keluar bangunan.
Di dalam game cukup mengumpulkan uang, lalu barang pun muncul seketika. Begitu juga dengan dunia yang baru ini, di ciptakan Nirvana sedemikian rupa.
Tampak konsep keluar dari blue print berbentuk hologram. Monic memilih design yang cukup mewah untuk sebuah kapal Terbang.
"DING"
< Kapal Terbang Level 1 aktif >
"Woah.... Besar sekali, seperti rumah terbang". Billy mengadah menghadap ke atas langit. Kapal itu turun dengan perlahan menyentuh tanah.
Pintu terbuka dan mereka masuk ke dalam Kapal terbang tersebut.
Di dalam muncul satu robot berbentuk manusia. Dia adalah AI di kapal tersebut, dia membantu kru kapal untuk menjalankan kapal tersebut.
Dia memperkenalkan setiap setiap ruangan dan kokpit. Untuk menjalankan kapal tersebut. Mereka bingung saat melihat banyak di tombol kokpit. Tapi Ai itu berkata bahwa mereka cukup memerintah nya untuk menjalankan Kapal terbang.
Semua yang mendengar pun lega, karena mereka sudah pasti tidak mengetahui fungsi fungsi dari tombol tersebut.
Setelah mereka berkeliling, mereka memutuskan untuk kembali farming.
....
Tiga Minggu sudah berlalu, level mereka sudah mentok di 75. Monster yang biasa di jadikan bahan farming pun sudah tidak memberikan exp.
"Aku mencoba menghubungi Jarvis, dia mengatakan bahwa player di tempat mereka memutuskan untuk ke daerah gurun Sahara". Garry sudah berbicara dengan Jarvis yang sedang berada di negara A. Player di sana memutuskan untuk menjelajahi gurun terbesar. Mereka penasaran dengan keadaan di sana. Apakah monster juga berada di sana.
"Betul juga, kita masih belum mengetahui apakah di sana juga ada monster. Karena di Sahara jarang ada kehidupan manusia". Renard pun penasaran dengan apa yang ada di Sahara.
"Kalau begitu kita putuskan. Lusa kita akan berangkat bersama semua nya". Billy bersemangat untuk pergi jalan jalan dengan kapal terbang barunya.
"Aku sudah menambahkan beberapa item" Rido menambahkan beberapa kata di tengah tengah sebelum mereka bubar. "Aku sudah membuat kain besar yang bisa menutupi kapal perang kita, biaya nya dari kas sebesar 80.000 gold". Rido menunjukan kain yang besar itu.
Billy melihat kain besar itu dan berpikir " Hanya kain untuk apa ?". Dia membolak balikan kain besar itu dan tidak terlihat istimewa.
"Lihat ini" Rido menekan tombol yang berada di ujung kain. "Nging ...." Tiba tiba kain itu menyatu seperti menyatu dengan background belakang. Mereka melihat nya dengan takjub. Ternyata itu kain kamuflase.
"Baiklah dengan ini semua sedah siap, lusa kita akan berkemas. Kalian ada waktu ke pasar dan jual item Drop. Jangan sampai memenuhi tas" Renard menyarankan mereka untuk segera menjual semua hasil drop monster.
Monic berbisik kepada Renard "Besok senjata untuk mereka semua sudah selesai". Renard langsung mengacungkan jempol kepada Monic dan tersenyum.
Iris yang melihat adegan itupun langsung curiga dan penasaran. Monic juga cantik dan manis, dia takut Renard akan di ambil oleh Monic.
Iris berjalan mengikuti Renard dari belakang. Renard menyadari bahwa Iris mengikutinya.
"Ada apa Iris, kau seperti penguntit saja" Renard berbalik tiba tiba. Spontan saja Iris terkejut dan merasa malu.
"A... Aku.. Aku ingin bertanya tentang hubunganmu dan Monic" Iris langsung ke inti permasalahan. Dia tidak pandai berbasa basi.
Renard melihat wajah Iris terlihat merah. Dia sangat malu mengatakan itu. Iris menutup wajahnya yang kemerahan.
"Kau penasaran ?" Renard mencoba melihat wajahnya dari dekat. Dia menggoda Iris yang terlihat sangat imut.
"Iya, aku hanya tidak mau kau di manfaatkan oleh orang". Iris membuat alasan yang tidak masuk akal. Hanya beralasan itu dia bertanya kepada Renard.
"Besok ada sesuatu untuk kalian semua, nanti kalian akan segera mengetahuinya. Sekarang lebih baik beristirahat" Renard mengelus pelan kepala Iris.
Iris yang seketika di elus tanpa aba aba, membuat darahnya mendidih. Tubuhnya memanas dan wajahnya semakin merah seperti buah apel.
Iris berlari tanpa sepatah katapun. Dia langsung kembali menuju kamarnya.
Renard yang melihat Iris berlari pun hanya bisa tersenyum. Dalam hati Renard melihat Iris dengan wajah merah dan tiba tiba berlari, dia berpikir "Imut sekali, andai saja aku mendapatkan wanita seperti itu". Dia saja tidak tau bahwa Iris menyukainya.