Demi biaya pengobatan sang ayah, Ella rela meminjam uang pada rentenir tua yang berakhir harus menikahi pria tua itu karena Ella tak bisa mngembalikan pinjaaman serta bunga yang bertambah banyak..
Keberuntungan memihak Ella karena belum sempat menikahi Ella , rentenir itu sudah meninggal akibat kecelakaan ...
Namun kebahagiaan Ella harus sirna karena kini Ella harus menjadi istri kedua sekaligus budak dari anak rentenir itu yang bernama Alex..
Akankah Ella sanggup bertahan dengan Alex yang penuh banyak sifat dan juga istri pertama Alex yang selalu ingin memisahkan mereka..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apri Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
"Pulanglah ke mansion dan jemput aku besok pagi, aku akan menginap disini." kata Alex sebelum pergi keluar dari mobil.
Sandi hanya menurut paham lalu meninggalkan pekarangan rumah Ella.
Alex kini sudah berada didepan pintu, terlihat sudah sepi dan gelap, Alex tau mungkin Ella sudah tidur karena memang ini sudah pukul 11 malam.
Tiba tiba pintu terbuka padahal Alex belum memencet bel.
"Ada suara mobil ternyata beneran Den Alex." kata Bik Sumi yang kini membuka kan pintu untuk Alex.
"Gimana keadaaan Ella Bik?" tanya Alex yang sudah memasuki rumah.
"Non Ella sudah tidur Tuan.. tadi.." Bik Sumi tak melanjutkan ucapanya.
"Tadi kenapa Bi?"
"Tadi Non Ella belum sempat makan malam karena menunggu Den Alex." kata Bik Sumi.
Seketika raut bersalah terlihat jelas diwajah Alex.
"Aku masuk dulu Bi." kata Alex.
"Baiklah Den... jika mau makan nanti bilang sama Bibi biar Bibi angetin makanan nya." kata Bik Sumi yang hanya diangguki oleh Alex.
Alex segera membuka pintu kamar Ella yang tak dikunci, Ia melihat Ella sudah terlelap.
Segera Alex berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ikut tidur ke ranjang bersama Ella.
Selesai mandi, Alex terkejut karena Ella sudah bangun, duduk sambil bersandar diranjang.
"Kau menginap disini?" tanya Ella.
Alex mengangguk "Bibi bilang kau belum makan malam?" tanya Alex.
"Aku sudah tidak lapar." jawab Ella.
"Ayo makan malam bersamaku, aku juga belum makan malam." ajak Alex yang kini sudah mengenakan piyama.
"Hmm baiklah."
Ella akhirnya turun dari ranjang dan segera mengikuti Alex berjalan menuju meja makan.
"Kupanggilkan Bibi untuk menghangatkan makanan nya." kata Alex.
"Tidak perlu, biar aku saja." larang Ella.
"Kau duduklah dulu akan kubuatkan kopi hangat sambil menunggu makanan nya kuhangatkan." kata Ella yang hanya diangguki oleh Alex.
"Kau sudah baik baik saja?" tanya Alex.
"Sudah." jawab Ella.
Ella meletakan sayur di pan untuk dihangatkan namun hanya mencium baunya saja membuat Ella di landa mual.
Segera Ella berlari ke kamar mandi samping dapur.
Huekk... Huekkk...
Ella memuntahkan cairan bening ke dalam wastafel.
"Kenapa tiba tiba muntah?" panik Alex melihat tubuh pucat Ella.
Bik Sumi yang mendengar keributan diluar akhirnya keluar karena kamar nya memang dekat dengan dapur.
"Astaga Non...." Bik Sumi ikut panik melihat Ella yang muntah lagi.
"Sebenernya Ella sakit apa sih Bi?" tanya Alex.
"Udah Den mendingan bawa Non Ella masuk kamar aja." kata Bik Sumi. segera Alex menggendong Ella dan membawa masuk ke kamar.
"Kalau emang lagi sakit, nggak perlu ngerjain kerjaan apapun." kata Alex saat merebahkan tubuh Ella.
"Aku udah nggak apa apa, lagian aku kan cuma mau nyiapin makan malam." keluh Ella.
"Nggak perlu dipaksain sayang kalau kamu sedang sakit." kata Alex yang untuk pertama kalinya mengatakan kata Sayang dan terdengar sangat tulus.
Bik Sumi masuk membawa secangkir teh hangat. "Ini Non diminum dulu." kata Bik Sumi menggulurkan teh hangat pada Ella.
"Sebenarnya Ella sakit apa sih Bi? kata Vano sakit apa?" tanya Alex lagi membuat Bik Sumi sedikit binggung.
"Nanti biar Non Ella yang menjelaskan saja Den." kata Bik Sumi keluar meninggalkan Ella dan Alex.
"Apa yang dikatakan Vano padamu?" tanya Alex pada Ella.
"Aku takut kamu tidak menyukainya." jawab Ella menunduk.
"Katakan, apapun yang terjadi aku tak akan meninggalkanmu!" kata Alex membuat Ella lega, jadi Alex tak akan meninggalkan nya.
"Jadi apa?" tanya Alex tak sabar.
"Aku hamil." kata Ella.
Bukan nya wajah terkejut atau bahagia yang Ella lihat saat mengatakan pada Alex, namun Alex justru terkekeh geli.
"Vano pasti membual lagi." kata Alex yang kini beranjak mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Sedangkan Ella cukup terkejut melihat expresi Alex yang seperti tidak mempercayai kehamilan nya.
"Jadi benar kan? Alex tidak mempercayainya." batin Ella menunduk ingin menangis.
Alex yang sudah menghubungi seseorang kembali mendekati Ella.
"Bersiaplah, kita akan pergi malam ini." kata Alex membuat Ella kembali terkejut.
"Kemana?" tanya Ella.
"Tentu saja untuk memastikan apakah yang dikatakan Vano benar atau tidak." kata Alex santai yang tanpa Alex sadari itu membuat Ella sedikit sakit hati.
"Kau tidak mempercayaiku?" tanya Ella serasa ingin menangis.
"Bukan kamu, aku hanya tidak mempercayai Vano." tukas Alex dingin.
"Lalu jika benar aku hamil?" tanya Ella.
"Tentu saja aku sangat bahagia." jelas Alex "Sudahlah, lebih baik segera bersiap sebentar lagi Sandi akan kesini menjemput kita." kata Alex.
Ella pun menurut, Ia menganti piyama nya dengan dress selutut tak lupa mengenakan jaket, sedangkan Alex sudah siap sejak tadi.
Mobil yang dikemudikan Sandi sudah memasuki pekarangan rumah Ella, dan tentu saja dengan wajah Sandi yang tak enak dipandang.
Sandi kesal karena Alex menghubunginya disaat Ia sedang menikmati malam indah dengan kekasihnya namun Sandi bisa apa? tak mungkin Sandi menolak keinginan Tuan nya itu, bisa bisa dipecat jika Sandi tidak menurut.
"Segera antarkan aku ke tempat Dina, aku sudah menghubunginya." Kata Alex saat sudah memasuki mobil bersama Ella.
"Baiklah Tuan.." kata Sandi menurut padahal dalam hati Sandi penasaran ada drama apalagi kali ini.
Mobil Alex berhenti didepan rumah mewah milik Dina.
"Segera panggilkan Dina." perintah Alex pada Sandi.
"Baiklah Tuan." Sandi pun keluar lebih dulu kemudian disusul Alex dan Ella.
"Astaga... tak bisakah kalian tidak mengangguku malam malam?" kesal Dina saat membuka pintu.
"Tak perlu banyak bicara! ini penting sekali, segera periksa Dia." perintah Alex pada Dina.
Dengan raut kesal Dina menuruti perintah Alex, lagipula bisa apa dia jika tidak menurut bisa bisa tempat prakteknya ditutup oleh Alex.
"Siapa dia?" tanya Dina sembari menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, sedangkan Ella sudah berbaring diranjang pasien.
"Istriku." kata Alex yang sudah berdiri disamping ranjang.
"Astaga, kau masih belum berubah Alex, sekarang bahkan kau menghamili gadis muda." kata Dina membuat Ella sedikit tersentil.
Apakah Alex sering melakukan pada banyak wanita batin Ella jika mendengar ucapan Dina pasti Alex sudah terkenal playboy.
"Sudah diamlah! lebih baik segera kau periksa Dia." kata Alex kesal mendengar Dina selalu saja kepo dengan kehidupan pribadinya.
"Ya ya ya." jawab Dina sebelum Alex mengamuk.
Dina segera menyentuh perut rata Ella.
"Apa kau merasa mual dan pusing?" tanya Dina.
"Ya.."
"Kapan terakhir kau haid?"
"Bulan lalu."
"Hmm baiklah, coba kita lihat di layar usg." kata Dokter Dina memberikan krim ke perut rata Ella lalu mengerakan dengan alat Usg.
"Sepertinya sebentar lagi akan ada yang memanggilmu Daddy." kata Dina yang sedang fokus menatap layar Usg.
"Apa hasilnya?" tanya Alex tak sabar.
"Selamat untukmu Alex, 9 bulan lagi kau akan menjadi Daddy." kata Dina membuat wajah Alex yang tadinya datar kini bisa menampilkan senyum yang bisa membuatnya semakin terlihat tampan.
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN YAAA....
kl mau cepat emang harus rajin jalan sejak bbrp bulan sebelumnya.
kl mau bisa HB juga asal hati2.
saya lahiran pling lama kontraksi 4 jam.
ada tmn ga sampe 1 jam kontraksi langsung lahiran dan langsung pindah ke ruang perawatan jalan sendiri krn dia rajin bgt jalan2