Transmigrasi Istri Pemburu

"Wah tanganmu besar ya." Ucap Shen Yue.

"Yue, jangan seperti ini." Ucap Yuwen, matanya mulai berkabut.

"Kenapa, bukankah kita suami istri." Ucap Shen Yue.

"Kemarilah." Yuwen menarik Shen Yue mendekat.

Shen Yue mendekat, menyandarkan diri ke pelukan hangat dan kuat milik Yuwen. Keduanya diam saling menatap, menyelami perasaan masing-masing.

"Apa kau yakin, Yue." Ujar Yuwen.

"Yakin apa?." Tanya Shen Yue.

"Aku tidak bisa menahan diri terlalu lama, jangan menangis karena menyesal." Ucap Yuwen.

"Aku yakin, justru tangisanku malam ini adalah kayu bakar gairahmu kan." Ucap Shen Yue, mengelus dada bidang Yuwen.

"Ugh.. sial." Yuwen terlihat menggeram, giginya menggeletuk menahan sesuatu.

Shen Yue semakin berani, bahkan mengecup dada bidang Yuwen. Lalu turun ke bawah dan semakin ke bawah sana, Yuwen menatap lapar ke arah Shen Yue. Akal sehatnya mulai hilang, dan kini sisi buas dalam dirinya keluar dengan ganas.

Yuwen menarik Shen Yue, lalu membantingnya ke samping. Shen Yue kini terkunci di kungkungannya, Shen Yue menatap dengan sayu dan terengah.

"Sialan." Umpat Yuwen, tidak bisa menahan lagi.

cup

Keduanya berciuman, saling melumat dengan dalam. Berusaha mengungkapkan perasaan cinta dan gairah yang dalam, mereka saling memeluk dengan erat, seakan tidak mau di pisahkan.

Puahh

"Ah.. lagi, berikan lagi padaku, sayang." Ucap Shen Yue.

"Shen Yue, hari ini kau mangsaku." Ucap Yuwen, tatapannya terlihat menakutkan.

Yuwen melahap gunung kembar milik Shen Yue, bahkan bermain cukup lama disana. She. Yue hanya bisa berteriak dan melenguh, ini sensasi pertama tapi dia menyukainya.

"Akhhhh... Sayang." Lenguh Shen Yue.

Dengan sekali tarikan kuat, gaun tidur milik Shen Yue robek. Yuwen menarik Shen Yue, mengarahkan pedang gagah miliknya ke wajah Shen Yue.

"S-sayang, bukan kah ini terlalu besar?." Shen Yue syok.

"Menyesal tiada guna." Yuwen mencengkeram rambut Shen Yue, memaksanya mengulum lolipop hangat miliknya.

Arggggh

Ugh

Lenguhan Yuwen terdengar merdu, Shen Yue jadi ikut terbakar gairah. Dia menikmati semuanya, dia bahkan mendongak menatap mata suaminya yang ganas.

Crattttttt

Wajah Shen Yue dikotori semburan lahar panas, Yuwen menatap dengan puas. Bahkan senyum smirk dan tatapan buas itu membuat Shen Yue jadi semakin bergairah.

"Yuwen." Panggil Shen Yue.

"Ya." Jawab Yuwen.

"Berikan malam yang indah padaku." Lirihnya.

"Tentu, Istriku." Bisik Yuwen.

Yuwen mengarahkan pedangnya ke arah gua kehidupan milik Shen Yue, Shen Yue berteriak nyaring. Dia merasa sangat kesakitan, bahkan merasa ada yang robek di bawah sana.

Kyaaaaaaaaaa!!!

Aakkkkhhhhhhhhh!!

"Akhhhhhhh.... Yuwen!!." Teriak Shen Yue.

Yuwen terbakar gairah, dia menghentak dengan keras. Suara robekan terdengar, dan Shen Yue memekik keras bahkan tubuhnya sampai bergetar hebat.

"S-sakit... hiks.." Shen Yue menangis.

Yuwen menatap dengan intens, memberikan waktu Shen Yue untuk beradaptasi. Dia menghapus air mata Shen Yue dengan ibu jarinya, menatap wajah yang memerah dan terlihat kesakitan itu dengan perasaan aneh.

"Kenapa aku menyukainya." Batin Yuwen.

"Yuwen, apa kau mencintaiku." Lirih Shen Yue.

"Aku akan mencintaimu, ini bukan kebohongan. Tapi, setelah hari ini aku pasti akan mencintaimu." Ucap Yuwen jujur.

"Apa karena tubuhku?." Tanya Shen Yue.

"Aku tidak munafik, itu memang benar. Tapi, sebelum ini aku memang tertarik dengan perangaimu yang lucu, kau sangat cantik Shen Yue." Ucap Yuwen.

"Benarkah? kau berbohong." Shen Yue tidak percaya.

"Sungguh, kau sangat cantik. Wajahmu berbeda dengan kebanyakan wanita disini, hidungmu mancung dan mungil, kulitmu putih bersih, kau juga tinggi, tatapan matamu tajam, kau berjalan dengan tegak dan anggun. Bahkan caramu bicara sangat berwibawa, pesona mu melebihi gadis bangsawan." Ucap Yuwen.

"Apa kau pernah bertemu atau berkencan dengan gadis bangsawan?." Shen Yue penasaran.

"Aku pernah bertemu, tapi aku tidak pernah berkencan. Kau satu-satunya wanita yang dekat denganku." Ucap Yuwen jujur.

"Akhh!." Shen Yue memekik, saat Yuwen menggerakkan pinggulnya.

Yuwen menggempur Shen Yue dengan brutal, bahkan Shen Yue sampai tersentak sentak karena perbedaan kekuatan mereka. Yuwen benar-benar buas dan melahap Shen Yue dengan liar.

"Anjir, sakit banget cok." Batin Shen Yue.

1 jam kemudian, Kini Shen Yue mulai ikut menikmati. Sudah tidak lagi terasa sakit, justru dirinya merasakan kenikmatan dunia yang sama dengan Yuwen.

Mereka saling memberikan kenikmatan dan saling mengungkapkan cinta dengan bahagia tubuh. Lenguhan dan ruangan Shen Yue adalah saksi betapa panas pergerumulan mereka malam itu.

Saat Matahari mulai naik di atas kepala, Shen Yue terbangun. Merasa tubuhnya remuk dan akan hancur jika dia bergerak, Yuwen masih tertidur memeluknya dari belakang.

"Ukhhh." Shen Yue merasakan sakit di bawah sana, saat dirinya berusaha duduk.

"Yue, apa kau baik-baik saja?." Yuwen terbangun.

"Apa menurutmu aku baik-baik saja?!." Sungut Shen Yue.

Tanpa banyak bicara, Yuwen menggendong Shen Yue ke kamar mandi. Mereka berendam bersama di bak kayu, air hangat membuat tubuh mereka sedikit rilex dan santai.

Tangan besar dan kekar Yuwen, memeluk Shen Yue dengan erat, Shen Yue tau perubahan perilaku Yuwen. Meksipun masih tidak banyak bicara, tapi Skinship diantara keduanya sudah menjadi lebih intim.

"Katakan padaku, satu rahasia milikmu." Pinta Shen Yue.

"Aku bukan pemburu." Jawab Yuwen.

"Sudah ku duga, aku tidak akan mendesakmu. Tapi, jangan pernah berbohong padaku." Ucap Shen Yue.

"Mungkin kau akan pergi, jika tau siapa diriku yang sebenarnya." Ucap Yuwen.

"Kenapa aku harus pergi? apa kau punya banyak Istri? aku akan bertahan selagi itu bukan tentang wanita lain, perselingkuhan, dan semuanya yang mencakup orang ketiga." Ucap Shen Yue.

"Aku tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita, bahkan saat aku menyelamatkan Siren. Itu bukan karena aku ingin menolongnya." Ucap Yuwen.

"Lalu?." Shen Yue menoleh, ingin tau cerita sebenarnya.

"Karena Siren adalah mata-mata, yang dikirim untuk mengawasiku. Aku berpura-pura menjadi pemburu, dia yang mengira akan hidup nyaman merasa frustasi karena harus hidup miskin. Aku sengaja pura-pura menikahinya karena ingin tau siapa yang mengirimnya." Ucap Yuwen.

"Mana ada mata-mata bodoh begitu? dia bahkan tidak tau identitas yang ingin dia mata-matai?!." Shen Yue merasa curiga.

"Dia tidak mengenalku karena wajahku sekarang tidak memiliki bekas luka." Ucap Yuwen.

"Maksudmu?." Yuwen semakin penasaran.

"Saat aku berusia 8 tahun, aku pernah mengalami penyerangan yang hampir merenggut nyawaku. Saat itu wajah sebelah kiriku tegores pedang dengan dalam, wajahku cacat dan aku dibenci banyak orang. Aku hidup tertutup, bahkan setelah wajahku sembuh pun aku tetap menutupinya. Karena itu Siren tidak tau, jika aku adalah orang yang dia kejar." Ucap Yuwen.

"Sebentar, kenapa aku tidak mendapatkan ingatan apapun tentang tugas mata-mata dari tubuh Siren?." Bingung Shen Yue.

"Ada yang namanya Sihir pengendali pikiran, jika orang itu mati maka otaknya akan di kunci, agar oranglain tidak bisa membaca jejak terakhir dari si mayat, artinya Siren memang sudah mati dan kau itu orang yang berbeda makanya kau tidak bisa melihatnya." Ucap Yuwen.

"Yuwen, kau ini Pangeran ya?." Tebak Shen Yue.

Deg.

Yuwen terlihat tersentak kaget, Shen Yue menatap dengan datar saja. Dia ini tidak bodoh, dia tau gerak-gerik Yuwen yang terlalu kokoh dan tangguh untuk menjadi orang biasa.

"Entah itu Pangeran atau Tuan muda, kau pasti berasal dari keluarga terpandang kan?." Shen Yue menatap dingin.

"Kau berpikir terlalu jauh." Yuwen tetap mengelak.

"Memangnya ada orang biasa yang menerima serangan di usia 8 tahun? bahkan jika itu Tuan muda sekalipun. Kau pasti Pangeran yang kalah dalam suksesi Tahta kan?." Tebak Shen Yue.

"Katakan yang sejujurnya padaku, biar aku bisa membantumu atau melindungimu dengan kecerdasanku. Jangan sendirian lagi, bawa aku dalam rencanamu." Ucap Shen Yue tegas.

"Apa kau yakin? mungkin nyawamu akan dalam bahaya." Ucap Yuwen, terlihat banyak pikiran.

"Apa bedanya nyawaku dengan nyawamu? apa menurutmu jika kau dalam bahaya aku akan senang? apa jika kau mati aku akan baik-baik saja?." Shen Yue menatap berkaca-kaca.

Yuwen menatap Shen Yue dengan tatapan rumit, mata yang terlihat terluka dan penuh ketakutan itu membuat Yuwen merasa bersalah. Dia ingin Shen Yue hidup bahagia tanpa harus ketakutan, tapi jika bersamanya nyawa Shen Yue pasti dalam bahaya.

"Egois lah Yuwen, seperti aku. Jangan pernah berpikir meninggalkanku dengan alasan demi kebaikan atau keselamatanku, apa gunanya aku selamat jika tidak bersamamu. Anggap saja ini ucapan konyol, tapi aku serius." Ucap Shen Yue.

"Yue..." Suara Yuwen tercekat.

"Apa kau ingin aku pergi dan menjauh? apa kau ingin aku menjadi milik pria lain? Katakan sekarang Yuwen, aku akan pergi jika kau memintaku pergi." Ucap Shen Yue.

"Tidak, jangan pergi." Yuwen memeluk Yue erat-erat.

Shen Yue tersenyum puas, sedikit demi sedikit dia telah masuk ke dalam kehidupan Yuwen. Dia jadi tau lebih banyak, Shen Yue harus mengandalkan bakat ekting nya untuk mengelabuhi banyak orang, termasuk Yuwen.

"Maaf Yuwen, perasaan gue emang tulus. Tapi, gue gabisa jujur kalau bakatku itu bersandiwara, biarkan ini tetap menjadi rahasia." Batin Shen Yue.