NovelToon NovelToon
Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Wilona Anastasia adalah seorang gadis yang dibesarkan di desa. namun Wilona memiliki otak yang sangat jenius. ia memenangkan beberapa olimpiade dan mendapatkan medali emas sedari SMP. dia berniat untuk menjadi seorang dokter yang sukses agar bisa memberikan pengobatan secara gratis di desa tempat ia tinggal. Lastri adalah orang tua Wilona lebih tepatnya adalah orang tua angkat karena Lastri mengadopsi Wilona setelah Putri satu-satunya meninggal karena sakit. namun suatu hari ada satu keluarga yang mengatakan jika mereka sudah dari kecil kehilangan keponakan mereka, yang mana kakak Wijaya tinggal cukup lama di desa itu hingga meninggal. dan ternyata yang mereka cari adalah Wilona..
Wilona pun dibawa ke kota namun ternyata Wilona hanya dimanfaatkan agar keluarga tersebut dapat menguasai harta peninggalan sang kakek Wilona yang diwariskan hanya kepada Wilona...
mampukah Wilona menemukan kebahagiaan dan mampukah ia mempertahankan kekayaan sang kakek dari keluarga kandungnya sendiri...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Pagi itu udara di rumah besar keluarga Dirgantara terasa tenang.

Matahari baru saja naik, menembus jendela ruang makan yang dipenuhi aroma roti panggang dan nasi goreng hangat.

Hanya dua orang yang duduk di meja panjang itu yaitu Galen dan Wilona.

Kakek Felix sedang ada kunjungan ke luar kota selama dua hari ke depan, jadi pagi ini hanya mereka berdua yang sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Wilona duduk di kursi seberang, dengan rambut dikuncir rendah, wajahnya sedikit tertunduk.

Sedangkan Galen, tampak duduk santai, tapi matanya… tidak berhenti memperhatikan gadis di depannya.

Sejak kejadian ciuman yang di awali ketidaksengajaan semalam, suasana di antara mereka benar-benar berubah. Mereka sama-sama kikuk.

Wilona hampir tidak berani menatap Galen sama sekali, bahkan suaranya jadi pelan setiap kali menjawab pertanyaan Galen.

Sementara Galen sendiri, entah kenapa, sejak tadi matanya selalu tertuju pada bibir pink alami gadis itu.

Dan dalam hati ia terus berperang dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa sih gue malah jadi pengen nyium dia lagi? kenapa bibir nya seolah manggil-manggil gue buat ngecup. Morning kiss kali ya." pikir Galen.

Ia menghela napas panjang, berusaha mengalihkan pandangan dan pikiran nya, Tapi sia-sia.

“Lona..”

Suara Galen memecah keheningan.

Wilona yang tengah menyuap nasi goreng langsung tersentak, hampir saja tersedak. Ia buru-buru meneguk air putih dan menatap Galen dengan wajah panik.

“I-iya?”

Galen menahan senyum melihat reaksi canggung itu.

“Kenapa dari tadi kamu nggak lihat aku?” katanya sambil mencondongkan badan sedikit ke depan.

“Aku ada salah, ya?”

Wilona buru-buru menggeleng. “Nggak kok!”

“Atau…” lanjut Galen dengan nada menggoda, alisnya terangkat sedikit,

“...karena aku hari ini kurang ganteng?”

ukhukkk..

Galen berhasil membuat Wilona tersedak karena gadis itu Tengah minum.

Wajah Wilona langsung memanas. Ia menunduk lebih dalam, suaranya kecil.

“Apasih Gal, Kamu tuh… aneh banget hari ini."

“Aneh kenapa? Aku cuma nanya,” jawab Galen pura-pura polos sambil menyuap nasi gorengnya santai.

“Soalnya biasanya kamu orangnya cuek banget, tapi hari ini kok jadi pemalu. Aku jadi mikir, jangan-jangan efek semalam?”

Wilona hampir tersedak lagi. Ia buru-buru menatapnya, wajahnya merah padam.

“Galen! Jangan ngomongin itu lagi bisa gak!”

Galen tertawa pelan, suaranya rendah tapi terdengar jelas di ruang makan yang hening.

“Kenapa? Aku cuma bercanda, kok.”

“Nggak lucu!” balas Wilona cepat, tapi ujung bibirnya menahan senyum kecil.

Galen menatapnya lama, matanya berkilat geli.

“Kamu tahu nggak,” katanya pelan.

“Kalau kamu marah-marah gitu, kamu malah kelihatan lucu banget. Apalagi bibir kamu yang manyun gitu, pengen aku cup.”

Wilona langsung mendelik, tapi jelas wajahnya makin merah.

“Awas ya kalau kamu nyosor lagi. Udah ah, ayo habisin makanan kamu. Aku nggak mau telat sekolah.”

Galen menahan tawa. “Santai aja, aku kan ketua OSIS. Nggak mungkin guru nyalahin aku kalau kita telat bareng.”

Wilona mendengus. “Sombong banget.”

“Bukan sombong, Sayang” balas Galen cepat, senyumnya nakal. “Cuma pengin lebih lama aja bareng kamu.”

Deg

Kata-kata itu membuat sendok di tangan Wilona berhenti.

Ia menatap Galen sebentar, hanya sebentar, sebelum buru-buru kembali menunduk.

Namun senyumnya tak bisa disembunyikan lagi.

“Dasar…” bisiknya pelan, “Jantung gue kenapa lagi kek gini, receh banget.”

Selesai makan, mereka segera berjalan ke arah garasi untuk berangkat ke sekolah, hari ini Galen menggunakan mobil, tentu saja itu atas perintah dari kakek Felix karena tidak ingin cucu menantunya kedinginan kalau pakai motor berangkat pagi-pagi dan siangnya kepanasan. Saat memasuki mobil Galen menatap Wilona dari samping.

Matahari pagi jatuh di wajah Wilona, membuat pipinya tampak bersinar lembut.

Dan di detik itu, Galen tahu

entah sejak kapan, tapi rasa suka itu benar-benar tumbuh.

"Mine."

...****************...

Suara motor, tawa para siswa, dan bunyi bel sepuluh menit pertama bergema di udara. Tapi tiba-tiba saja seluruh perhatian tertuju ke satu arah, ke sebuah mobil sport hitam yang baru saja berhenti di area parkir utama.

Mobil itu milik Galen Dirgantara, ketua OSIS, sekaligus siswa paling populer di sekolah.

“Itu Galen, kan?”

“Iya, kayaknya… tapi tunggu, siapa cewek yang turun bareng dia?”

"Tumben kalian bawa mobil ke sekolah biasanya juga pakai motor."

Bisik-bisik langsung menyebar cepat seperti api kecil yang kena angin.

Semua mata tertuju pada pintu mobil yang perlahan terbuka, dan muncullah Wilona, dengan seragam rapi dan rambut dikuncir setengah. Gadis itu tampak canggung saat melangkah keluar, sesekali melirik ke arah Galen yang berjalan di sampingnya.

Beberapa siswi langsung saling pandang.

Ada yang menutup mulut menahan jeritan, ada pula yang menatap dengan tatapan tak percaya.

“Wilona naik mobil Galen?, Omaygat, sejak kapan ada cewek yang boleh masuk ke mobil Galen.”

“Bener banget, bukannya nggak ada cewek yang boleh masuk mobil kak Galen ya, apa mereka sedekat itu?, Sejak kapan mereka deket?”

“Wah… berani banget tu cewek nebeng ayangbeb gue...”

Wilona bisa merasakan tatapan-tatapan itu menusuk dari berbagai arah.

Tangannya refleks menggenggam tali ransel lebih erat, sementara Galen tampak tenang-tenang saja, bahkan sempat melirik dan berkata santai,

“Tenang aja, sayang. Mereka emang agak lebay."

"Sayang...lagi....” gumam Wilona pelan, pipinya memerah.

Galen hanya terkekeh, lalu berjalan lebih dulu ke arah gedung utama, meninggalkan aroma parfum maskulin yang entah kenapa malah membuat jantung Wilona berdetak makin kencang.

Dari kejauhan, seorang siswi berambut panjang dengan seragam OSIS memperhatikan mereka dengan wajah dingin, dia bernama Intan.

Ia memegang map berisi berkas rapat OSIS di tangannya, tapi matanya tak lepas dari punggung Galen dan Wilona.

“Dia lagi?” desis Intan lirih, suaranya penuh kesal.

“Baru juga semester ini masuk sekolah, udah berani banget deketin Galen.”

Di sebelahnya, sahabatnya yang juga anggota OSIS, Rara, ikut melirik penasaran.

“Cewek itu anak pindahan, kan? Katanya tinggal di rumah keluarga Kusuma juga…”

Mata Intan langsung menyipit. “Jadi dia sepupunya Tania?” suaranya meninggi tanpa sadar.

“Gue denger sih gitu.”

"Bukannya Tania juga udah lama suka sama kak Galen?."

"Itu kan udah jadi rahasia umum semua orang juga tahu."

"Terus kenapa dia biarin aja tuh cewek naik mobil kak Galen, pasti itu cewek udah ngerayu kak Galen. Dasar cewek kampung."

Rara menatapnya canggung. “Tan, lo cemburu, ya?”

Intan menghela napas keras, menahan emosi. “Bukan cemburu. Gue cuma… nggak suka lihat cewek kayak dia deket sama idola sekolah kita.”

Tangannya mengepal di sisi tubuh. “Aku udah capek berjuang biar bisa deket kak Galen lewat OSIS, tapi malah dia yang datang tiba-tiba dan dapet perhatian duluan.”

Wilona berjalan pelan menuju kelasnya,berusaha tenang dan santai, pura-pura tak mendengar bisik-bisik yang terus mengikuti langkahnya.

Beberapa teman sekelas bahkan menatapnya dengan ekspresi campuran antara iri dan kagum.

“Wilona, lo diantar Galen, ya?” tanya salah satu teman perempuan dengan nada penasaran.

“He-he, iya... kebetulan sekalian berangkat bareng,” jawab Wilona gugup, mencoba tersenyum.

“Wah, deket banget dong kalian sekarang, apa kalian udah jadian?” sindir yang lain, separuh bercanda tapi jelas ada nada nyinyir di sana.

Wilona cuma bisa tertawa canggung dan buru-buru mengeluarkan buku pelajaran.

Ia tahu, sejak pagi tadi hidupnya di sekolah tidak akan sama lagi setelah keluar dari mobil itu bersama Galen.

Sementara itu, di ruang OSIS, Intan duduk di kursinya sambil menatap jadwal rapat di papan tulis.

Namun pikirannya sama sekali tidak fokus. Bayangan Galen dan Wilona terus bermain di kepalanya.

“Kamu pikir aku bakal diem aja, Wilona?” gumamnya pelan.

“Aku bakal pastiin semua orang tahu, kamu nggak pantas deket sama Kak Galen.”

Senyum miring muncul di wajahnya, senyum yang menyimpan rencana.

1
Evi Lusiana
jd tania itu wilona y thor?
Yurin y Meme
Membuat saya terharu
Call Me Nunna_Re: makasi kk sudh mampielr🙏 semoga suka
total 1 replies
Call Me Nunna_Re
makasi kk sudh mampir🙏
Tachibana Daisuke
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!