NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Pulang Jakarta

Wisuda kelulusan Vier dihadiri oleh Alona dan Ethan. Alona hadir dengan kebaya modern bersama anak laki - lakinya yang mengenakan baju batik yang senada dengan rok kebaya yang Alona kenakan. Kehadiran mereka menjadi pusat perhatian. Vier mewakili rekan - rekan tentara yang diwisuda hari ini menyampaikan kata sambutan. Alona bangga melihat suaminya. Selesai seremonial wisuda Alona memberi buket bunga dan ciuman mesra bersam Ethan kepada suaminya.

"Istri kamu sangat cantik."

"Terima kasih." Vier mengandeng tangan istrinya dan mengendong Ethan menuju mobil mereka. Itulah Vier sifat posesifnya masih ada.

Dua bulan ini Alona sedikit ringan tanggung jawabnya karena Vier suaminya bisa membantu menjaga Ethan. Sehingga di konsentrasi buat menyelesaikan ujian spesialisnya.

Satu tahun sembilan bulan mereka kembali di bukan oktober ke Jakarta, Vier sudah melapor ke Kantornya. Dan kedatangan mereka disambut oleh keluarga dan sahabat.

Sementara Vier dan keluarga menempati rumah keluarga. Rumah dinas yang lama sudah ditempati oleh anggota yang baru. Satu minggu ini Vier dan Alona ke tempat kerja bersama - sama. Ethan dirumah tinggal bersama suster yang menjaga dan opanya. Serta ada Lusi, dan Lucas yang sudah berusia tiga tahun.

Menjadi dokter bedah Alona sekarang sedang sibuk - sibuknya tempatnya selalu berada di ruang operasi bersama Soni dan Zaki. Pengalaman mereka waktu di Kalimantan di gunakan ditambah ilmu yang baru Alona pelajari.

Hari ini Alona sedang observasi pasien untuk pengangkatan daging yang menonjol dibagian kepala. Bukan yang pertama buat Alona, karena di Amerika dia perna mengoprasi pasien dengan keluhan dan gejela yang sama.

Ini kali pertama Alona akan bertatap muka dengan pasien yang terdaftar di riwayat pasien bernama tuan Fernandes.

"Selamat Pagi bapak dan ibu." Alona menyapa pasien dan dibalas oleh sepasang suami istri ini. "Perkenalkan saya dokter Alona Timothy saya yang akan membantu bapak dalam pengangkatan tumor atau daging tubuh di selaput bagian dalam kepala bapak."

"Ooooooo dokter yang bernama Alona istri dari Mayor Xavier Anthonio."

"Iya benar. Ibu kenal dengan suami saya?" Alona menjawab dengan ramah.

"Iya, sangat kenal, dia teman kecil anak saya. Dan karena dia anak saya harus mengalami depresi."

"Mama....." Suaminya menegur istrinya agar tidak terlalu berbicara. Alona tersadar dan membaca nama pasiennya.

"Bapak dan Ibu, orangtua dari saudari Clara Fernandes?"

"Ya itu anak saya."

"Maafkan kami bapak dan Ibu."

"Saya yang meminta maaf, karena anak saya perna mencelakai kamu dokter. Bapak harap tidak ada dendam dalam diri kalian. Sekarang Clara dalam tahap pemulihan dan sudah menerima takdir atas kesalahannya." Jawaban bijaksana dari seorang ayah atas kesalahan yang dibuat anaknya.

Alona menjelskan tentang kemungkinan yang akan terjadi atas penyakit yang diderita oleh papanya Clara, sedetil mungkin. Dan Alona memberi surat yang harus ditanda - tangani jika keluarga pasien atau pasien sendiri setuju untuk dilakukan tindakan.

Terlihat raut muka tidak suka dari mama Clara, sedangkan papanya Clara langsung menanda tangani.

"Kami percaya padamu dokter Alona."

"Terima kasih bapak dan ibu. Bapak istirahat yang cukup, dan jam sembilan malam bapak sudah puasa. Sampai ketemu besok pagi di ruang operasi. Tuhan memberkati."

Alona pun keluar dari ruangan orang tua Clara. Melihat raut muka orangtua Clara tentu mereka bersedih, karena mereka tidak mengira darah dagingnya bisa berbuat seperti itu. Apalagi profesi papa dan mama Alona yang merupakan orang terpelajar dengan pekerjaan sebagai diplomat.

Alona berpikir bahwa besok hari adalah hari dimana dia harus membuktikan kebolehannya. Jika tidak berhasil, maka pasti kridibilitasnya sebagai dokter juga sebagai istri dari Mayor Xavier Anthonio akan bernilai burukk dimata orangtua Clara Fernandes, orang yang mencintai Vier secara ugal - ugalan.

Diruangnya Alona berdoa, dan belajar. Melihat foto kepala tuan Fernandes struktur dan posisi benjolan yang ada. Alona berharap tidak ada masalah besar dengan benjolan itu. Semuat hal Alona pelajari. Sampai sore hari didepan ruangannya dia melihat sosok yang Alona cintai.

"Mukanya suntuk amat? Ada masalah."

"Mas, masuk." Alona berdiri menyambut suaminya yang berjalan ke arahnya. Dicium istrinya. Itulah bahasa cinta mereka berdua yang suka disentuh dan memberi perhatian.

"Ada apa? Apa mas boleh tahu?" Alona menduduki suaminya di kursi yang biasa pasiennya duduk.

"Besok, aku akan mengoprasi pertama, pasien yang ada tumor di kepalanya. Belum tahu tumor itu jinak atau ganas. Tetapi dari hasil pemeriksaan lengkap itu jinak sembilan puluh lima persen. Dan mas tahu? Orang yang akan ade operasi adalah papanya Clara Fernandes."

Alona langsung larut dalam pelukan suaminya. Vier mencium kening istrinya berkali - kali. "Mas yakin, Tuhan tidak akan mempermalukan anak - anaknya. Pasti kamu bisa sayang."

"Terima kasih atas dukungannya mas. I love you."

"Kamu tahu gadisku, aku sangat mencintaimu."

Pukul empat Alona di jemput di rumah sakit Vier mau membawa istrinya melihat rumah dinas yang akan mereka tempati. Semua sudah dibereskan oleh Vier bersama anggotanya.

"Hari sabtu kita bisa menempatinya."

"Sangat bisa."

Setelah menyala lampu - lampu rumah, Alona dan Vier pulang ke rumah masa kecilnya di kebon jeruk. Betapa kagetnya melihat suster dan anaknya berada diluar bersama dengan Lusi dan Lucas anak angkat usi. Ternyata didalam rumah terjadi pertengkaran hebat antara adik - adik dan mama tiri dengan usi. Alona langsung menghampiri mereka. Sedangkan Vier langsung masuk kedalam rumah.

"Ada apa ini?"

"Kami mau membawa papa. Kalian.merebutnya.dari kami?"

"Merebut??? Sadar diri ya. Kalian dan mama kalian yang merebut dari saya dan adik saya. Papa saya datang kesini karena kalian tidak mengurus dia."

"Tetapi papa masih punya tanggung jawab terhadap kami."

"Tanggung jawab apa?"

"Kalian sudah besar - besar, malu kalau masih minta uang. Adek saya sekolah menegah pertama tidak perna mendapat uang dari papa kami, dia bekerja membersihkan motor orang asal mendapat uang jajan buat sekolah."

"Punya tangan dan kaki masih sempurna. Jadi bekerja. Saya hitung sampai tiga, jika kalian tidak keluar dari rumah ini, maka polisi akan datang mengeluarkan kalian. Dan satu lagi jangan perna injak kaki di rumah ini. Papa kami tidak akan pergi dengan kalian. K E L U A R!!!!"

Meskipun sudah aman. Namun malam ini sedikit tegang dirumah ini. Kami melihat kesedihan dari raut wajah papa.

"Papa kenapa bersedih? Papa mau kembali kepada mereka?"

"Tidak usi tidak ijinkan." Terlihat papa menangis. Vier yang sempat mengelurkan suara keras kepada papanya menghampiri tubuh tua itu dan memeluknya.

"Vier sayang papa, papa dalam masa bahagia, tidak bekerja buat mereka yang badannya besar - besar." Papanya hanya mengangguk.

"Papa sama kalian saja."

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!