KASTA CINTA (Mencintaimu Dalam Doa)

Kalia tiba dirumahnya. Terlihat ketiga rekannya sudah menunggunya didepan rumah, dan tampak mereka sedang bercengkrama dengan sang ibunda, sepertinya para gadis itu sangat senang, mungkin sana hal itu disebabkan karena orangtua mereka yang sibuk bekerja, sehingga tidak ada waktu yang membuat kedekatan itu terjadi.

Melihat kehadiran Kalia mereka akhirnya bernafas lega, sebab sudah sangat lama menunggu.

"Aku ganti pakaian dulu." Kalia turun dari motornya, dan memasukin rumah dengan tergesa-gesa.

Sementara utu Susi dan Ratna yang sudah berada diteras rumah sepagi itu, menatap Kalia yang dijemput temannya menggunakan mobil. "Lihat tuh, ekonomi sulit tapi gaya elit. Tukang jualan donat dipasar saja sok belagu temenan dengan orang yang kaya. Dasar gak tau diri!" Susi menatap drngan sinis.

"Iya, anak janda miskin saja, tapi gayanya selangit! Paling juga mereka mau dugem," sahut Ratna yang ikut nyinyirin.

"Apalagi kalau gak dugem abis dugem minum-minuman alkohol, terus itu yang istilah sekarang ngebungkus, nah, kalau udah bunting, nanti playing victim, nangis-nangis. Padahal dianya yang gak bener," Susi menimpali dengan wajah masamnya. Rasa kebencian sepertinya sudah mendarah daging didalam tubuhnya.

Tak berselang lama, terlihat Kalia keluar dengan menggunakan celana jeans kulot dan kemeja putoh yang dimasukkan dengan ikat pinggang yang juga berwarna putih.

Ia menggunakan sepatu snakers yang mana kemarin hadiah ulang tahun dari ketiga temennya, dan mereka menukarnya, sebab Kalia sudah mendapatkan sepatu sekolah dari Bu Kinoy.

"Bu, uang hasil dagangannya Kalia letak dikamar ibu." ucapnya sembari menyalim tangan Yatmi--ibunya.

"Hati-hati, ya. Jangan ketempat maksiat," pesannya pada puteri satu-satunya itu.

"Insya Allah, Bu. Kalia akan ingat selalu pesan ibu," Ia berpamitan pada wanita tersebut, dan diikuti oleh metiga sahabatnya.

Kemudian, mereka berempat masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Kalia yang diikuti oleh tatapan sinis dari Susi dan Ratna.

"Dasar miskin, belagu!" ucap Susi dengan hati yang panas.

"Iya, sok kecakepan," Ratna menimpali. Tatapan mereka terus mengikuti mobil yang ditumpangi oleh keemaptnya, hingga menghilang ditikungan jalan. "Saya pamit dulu, Bu Susi, mau masak sarapan," Ratna beranjak bangkit, dan meninggalkan rumah Susi.

"Iya, saya juga, mau belanja." Susi juga beranjak dan masuk ke dalam rumahnya.

Sedangkan Yatmi terlihat kesamping rumahnya. Oa memilih untuk berkebun dengan memanfaatkan perkarangan yang ada dengan menggunakan polybek untuk menanam sayuran dan juga bumbu dapur.

****

Mobil yang dikendarai Wina berhenti disebuah parkiran pantai. Karena hari libur, pengunjung lima kali lebih banyak dari hari biasa.

"Kita cari pondok yang menghadap pantai," usul Ahyana yang keluar dari mobil.

"Aku ke gerai makanan dulu, mau pesan makanan dan minuman," Wisel keluar dari mobil dan menuju gerai yang menjual makan dan minuman.

Ketiganya pergi mencari pondok santai untuk mereka menikmati hari liburan mereka.

Terlibat ada banyak pondok yang sudah terisi, dan tersisa satu saj, lalu Wina bergegas melangkah, dan berhasil mendapatkannya, sebab takut akan diserobot pengunjung lainnya.

Iya melambaikan tangannya pada Ahyana dan Kalia yang kalah cepat darinya.

Kedua gadis itu bergegas menuju kearah tempat dimana Wina memanggil mereka.

"Kencang juga larinya," ucap Ahyana, sembari terkekeh. Keduanya bergegas menuju ke arah Wina dan naik ke atas pondok.

"Kalau hari libur padat banget pengunjungnya," ucap Ahyana sembari menyapu pandangannya.

Sementara itu, Kalia membuka akun media sosialnya, lalu menyiarkan siaran langsung tentang liburannya yang tak begitu jauh dari rumah hanya butuh waktu perjalanan dua puluh menit saja.

Ia merekam semua kegiatan orang-orang yang sedang bermaon pasir dipantai, dan juga kearah pondok yang berjejer dengan dihuni para pengunjung yang sebagian rata-ratanya adalah orang yang berleluarga.

Akan tetapi, tanpa sengaja dan tanpa disadari oleh Kalia, ia merekam sepasang kekasih yang sedang berkecupan mesra, tanpa memperdulikan daerah sekitarnya, dan Kalia tak menyadari akan hal tersebut.

Setelah puas merekam siaran langsungnya, ia mempostingnya, dan memberika caption jika ia sedang berliburan murah meriah.

Tak berselang lama, Wisel datang dengan membawa camilan, dan diikuti oleh dua pelayan gerai yang membawa empat buah kelapa muda diatas nampan dan mie cup yang sudah disedu air panas.

Setelah sajian terhidang, mereka menikmatinya sembari bercengkrama. Terlihat Ahyana menonton video siaran langsung yang baru saja diposting oleh Kalia, dan saat detik perekaman dua orang sejoli yang sedang berkecupan bibir dilihatnya, ia men-zoomnya, lalu tersentak kaget.

Ahyana membolakan kedua matanya, lalu menoleh ke arah pondok yang mana tempat tadi kalia tanpa sengaja merekam aksi keduanya.

Ia mengulas senyum sinisi, lalu beranjak dari tempatnya. "Mau kemana, Yan?" tanya Wina dengan rasa curiga. "Mau ke toilet, ikut?" tanyanya balik.

"Belum kebelet, hati-hati, ya," pesan Wina pada sahabatnya.

"Jangan lama-lama, Yan. Ntar mie nya ngembang," Kaia mengingatkan.

"Ya." jawabnya dengan singkat, dan menganggukkan kepalanya. gadis itu berjalan sembari merekam video yang kali memang disengaja.

Sedangkan ketiga rekannya kembali menikmati sajian mereka.

Setelah jaraknya hampir dekat dengan pondok yang menjadi tempat kecurigaannya, ia sengaja memperlambat dan memperjelas hasil rekamannya, lalu berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi setelah mendapatkan hasil yang diinginkannya. Ia bergegas menuju toilet umum, dan didalamnya ia menyimpan rekaman tersebut dalam file di sebuah applikasi rahasianya.

Setelah selesai, ia kembali ke pondok tempat dimana ketiga rekannya sedang bercengkrama.

"Yang habis ditoilet kelihatannya seneng bener, ada apa, sih?" tanya Wina dengan rasa curiga.

"Mungkin yang dikeluarinnya bukan kotoran, tapi intan berlian," sahut Wisel, dan membuat mereka terkekeh.

"Ada, deh! Liat saja nanti, akan ada yang viral dan sekolah akan gempar," ucap Ahyana dengan senyum misterius.

Sontak saja ketiganya berhenti menyuapkan mie cup kedalam mulutnya, dsn mengunyah dengan cepat.

"Ada apaan, sih?" Wina semakin penasaran.

"Pokoknya ada deh," Ahyana berusaha menyimpan rapat rahasianya.

Ketiganya saling pandang, dan rasa penasaran cukup besar didalam hati mereka.

"Jangan ada rahasia diantara kita," ancam Wisel dengan nada serius tapi wajah bercanda.

"Pokoknya rahasia, titik! Dan cepat atau lambat akan ketahuan juga, tanpa ku beritahu," Ahyana menekankan ucapannya.

Hal itu semakin membuat mereka penasaran, tetapi Ahyana memilih untuk bungkam.

Sementara itu, sepasang sejoli yang saat ini sedang memadu kasih, memutuskan untuk pergi dari pondok, sebab sang pria sudah merasa sangat ngebet dan tidak lagi dapat menahan rasa hasratnya yang menggebu. "Sayang kita pindah ke Hotel yang ada didepan sana saja, ya. Soalnya Joni saya sudah berdiri," bisik pria tersebut, dan hal itu ditanggapi oleh pasangannya, lalu mereka memutuskan untuk pergi ke hotel dan melanjutkan asmara mereka yang sudah menggebu.