NovelToon NovelToon
LUKA YANG TAK TERLIHAT

LUKA YANG TAK TERLIHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Hai.. aku balik nulis lagi setelah menghilang hampir 4 tahun. semoga kalian bisa menemukan serta bisa menerima kehadiran karya ini ya...

Rania dan Miko, bukan pasangan masalalu. Mereka saling membenci. Rania memiliki sifat jahat di masa lalu. Namanya di blacklist hingga jatuh sejatuh-jatuhnya, dibuang ke tempat asing, lahirkan anak kembar hingga menikah dengan orang yang salah, siksaan mental dan fisik ia terima selama 4 tahun. Menganggap semua itu Karma, akhirnya memilih bercerai dan hidup baru dengan putra-putrinya. Putranya direbut ibu Miko tanpa mengetahui keberadaan cucu perempuan, hingga berpisah bertahun-tahun. Si kembar, Alan-Chesna tak sengaja bertemu di SMA yang sama.

Gimana kisah lengkapnya?

Selamat membaca yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Kamar kos Chesna hening, hanya suara kipas angin tua yang berdecit tak berirama. Gadis itu masih terbaring lemah di kasurnya. Tubuhnya panas, kepalanya pusing, dan jantungnya berdebar tak karuan. Sesekali ia menatap layar ponsel, menunggu balasan pesan Shenia.

“Katanya sebentar lagi sampai… kenapa lama banget?” gumam Chesna. Ia mencoba duduk, tapi segera kembali rebah karena tubuhnya terlalu lemas.

Waktu berjalan lambat. Lima belas menit… dua puluh menit… setengah jam. Tidak ada kabar dari Shenia. Telepon yang Chesna lakukan hanya berdering panjang tanpa jawaban.

Hatinya mulai gelisah. “Shenia… jangan-jangan dia enggak dapat izin mamanya?” pikirnya, berusaha positif.

Namun, kenyataannya berbeda. Di jalanan sepi tak jauh dari kos, tampak Shenia tak sadarkan diri di balik kemudi. Ia nekat membawa mobil itu diam-diam. Ia tahu ibunya tidak akan pernah mengizinkan dirinya menyetir sendiri. Tapi mendengar Chesna sakit membuatnya tidak berpikir panjang.

Shenia baru belajar menyetir, tangannya kaku memegang setir. Saat melewati tikungan tajam, ia kehilangan kendali. Mobil oleng, menghantam pembatas jalan, lalu berhenti dengan kaca depan retak.

Lampu hazard berkedip pelan, asap tipis keluar dari kap mesin. Beberapa orang mulai mengerumuni tempat kejadian, memanggil ambulance.

Chesna di kamar kos terus menunggu sudah hampir 1 jam, menatap layar ponsel yang masih kosong dari notifikasi. Ia tidak tahu sahabatnya tengah duduk sendiri di dalam mobil ringsek, mencoba memberanikan diri menelepon seseorang untuk meminta pertolongan.

Chesna tenaga yang masih ada, Chesna berusaha bergerak, mencari jaket, membuka aplikasi taxi online di ponselnya. Ia tidak tahan lagi menunggu bantuan.

Dalam perjalanannya, ponsel Chesna berbunya yang ternyata datang dari kontak Shenia. Chesna pun menjawabnya. Tapi bukan suara ceria Shenia yang terdengar, melainkan suara tegas milik mama dari Sahabatnya itu.

Bukan sapaan ramah yang terdengar melainkan suara teriakan kemarahan yang memintanya segera ke rumah sakit karena Shenia terlibat kecelakaan.

Chesna langsung meminta driver ijol yang dia tumpangi untuk mengubah arah ke rumah sakit lain.

Chesna sangat ketakutan. Ia benar-benar tidak mau temannya itu kenapa-kenapa, juga takut bertemu mama Shenia yang sepertinya marah besar.

___

Lorong rumah sakit sore iti...

Di depan ruang operasi, keluarga Shenia duduk gelisah. Mama Shenia mondar-mandir, sesekali menggenggam tangan suaminya, sementara Gideon juga disana yang datang dengan kedua orangtuanya, matanya tidak lepas dari pintu bercahaya merah bertuliskan “Operation Room”.

Tak lama, langkah cepat terdengar. Alan muncul bersama Miko dan Lila, tidak sengaja melintas disana. Rupanya mereka baru saja selesai pemeriksaan untuk Lila di poli anak.

“Gideon?” suara Alan pelan, kaget melihat mereka di sana.

Gideon berdiri, wajahnya suram. “Om…Alan... Shenia kecelakaan. Sekarang lagi dioperasi.”

Kalimat itu membuat cukup terkejut.

Di tengah suasana menekan itu, seorang gadis berlari dengan napas tersengal, rambutnya berantakan, wajahnya penuh kecemasan, Chesna. Ia terhuyung mendekat, matanya langsung mencari-cari seseorang.

Menyadari keberadaan orang-orang yang belakangan ini cukup dikenalnya, Langkah Chesna terhenti.

Semua kepala menoleh padanya.

Tiba-tiba, PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Chesna. Gadis itu terhuyung, hampir jatuh. Suara lantang penuh emosi pecah di lorong.

“Kamu! Kenapa Shenia bisa sampai seperti ini?!” Mama Shenia menjerit, matanya merah karena tangis dan amarah. “Kalau bukan karena kamu, anakku tidak mungkin nekat nyetir sendirian! Kamu itu bawa pengaruh buruk!”

Chesna membeku, pipinya panas berdenyut. Semua tatapan tertuju padanya. Ya, tentu saja.

"Tante!" Alan dan Gideon sama-sama mendekat. Gideon berdiri di depan Chesna untuk melindunginya dari serangan mama Shenia, semenntara Alan menopang tubuh Chesna.

"Tante jangan asal nuduh! Chesna bukan pengaruh buruk." Suara Gideon meninggi tanpa rasa takut.

“Jangan bela dia! Aku sudah peringatkan Shenia untuk tidak berteman tapi Shenia tidak nurut, anak ini hanya membawa masalah. Dia itu tidak tinggal dengan orangtuanya. Bahkan tidak punya ayah. hidup seenaknya, dan sekarang? Lihat akibatnya!”

Mendengar kalimat itu, Alan menoleh perlahan, memeriksa wajah Chesna. Adakah luka yang terpancar disana? Chesna juga membalas tatapan dalam itu dan benar saja. Alan menemukan luka hati di wajah kembarannya. Tatapan keduanya sangat dalam, seolah ada dialog yang sangat berarti meski keduanya hanya diam. Tatapan itu, mungkin hanya mereka berdua yang paham apa artinya.

"Chesna," Suara Alan terdengar panik. Ia mendekap adik perempuannya dengan perasaan campur aduk

Dari hidung Chesna, darah mengalir keluar. Pandangannya mulai berkunang-kunang. Nafasnya pendek, wajahnya pucat. Tidak sempat berkata apa-apa, dan matanya terpejam, tubuhnya terkulai begitu saja.

"Chesna!" Gideon ikut memeluk tubuh Chesna, merebutnya dari Alan, seolah merasa dirinya lebih berhak melakukan itu.

Mama Shenia tampak kaget sendiri dengan apa yang baru terjadi. Ia menatap tangannya masih bergetar, wajahnya mulai memucat menyaksikan darah yang mengalir dari hidung Chesna.

Miko, dengan wajah menegang, memberi isyarat. “Cepat bawa dia ke ruang gawat darurat.” Dua perawat segera datang dengan brankar, Gideon meletakkan Chesna dengan hati-hati.

Lorong rumah sakit berubah ricuh. Shenia masih di ruang operasi, tapi kini semua mata terbelah pada Chesna yang terkulai tak berdaya.

___

Suara beep beep mesin monitor detak jantung terdengar samar di telinga Chesna. Cahaya lampu putih menusuk matanya saat perlahan ia membuka kelopak. Pandangan pertama yang tertangkap adalah langit-langit putih polos rumah sakit.

Tubuhnya terasa berat, kepala pening, hidung masih perih. Ia mengerjap, mencoba mengingat apa yang terjadi. Ingatan akan tamparan keras itu kembali menghantam, membuat dadanya sesak.

“Chesna…” suara lembut namun penuh kecemasan terdengar dari samping. Itu suara Gideon. Ia duduk di kursi kecil di dekat ranjang, tubuhnya sedikit membungkuk ke depan. Matanya lelah tapi sorotnya tetap penuh perhatian.

Chesna menoleh perlahan, menatapnya dengan pandangan bingung. “Aku… di mana?” suaranya serak.

“Di IGD. Kamu tadi pingsan,” jawab Gideon cepat, lalu meraih segelas air putih dari meja samping. Ia membantu Chesna minum perlahan. “Tenang saja, kamu aman sekarang.”

Chesna menelan, lalu menunduk. “Shenia gimana?” tanyanya pelan. Ada rasa malu, rasa bersalah, bercampur semuanya.

"Shenia sudah dioperasi. Dokter bilang tinggal tunggu dia sadar," jawab Gideon.

Terlihat Chesna menghela napas. "Andai aja bukan aku penyebabnya." lirihnya, sedih.

Gideon menggeleng, nada suaranya tegas tapi lembut. “Bukan salah kamu. Jangan pernah berpikir begitu. Yang penting sekarang kau istirahat.”

Chesna terlihat makin sedih. Airmatanya mengalir begitu saja "Aku punya mama... meskipun aku gak tau orang seperti apa papaku tapi aku punya mama..." Chesna seperti berusaha menjelaskan tentang dirinya dan mamanya.

Gideon mendengarkan dengan tenang tanpa menyela. Ia sangat paham jika Chesna masih sangat terluka akibat perkataan mama Shenia.

"Meskipun mama gak selalu ada tapi aku selalu menjaga diriku... aku gak hidup bebas seperti tuduhan mama Shenia. Aku punya orangtua yang peduli, kok." Chesna terus membela diri seolah ada yang meminta penjelasan. Entah Gideon suka mendengarnya atau tidak, Chesna tak peduli.

Pintu terbuka. Alan berdiri di ambang. Ia menatap Chesna dengan mata berkaca-kaca, mungkin Alan mendengar semua kesedihan Chesna. namun ia segera menunduk menutupi emosinya. Gideon sadar itu dan merasa tidak nyaman.

“Aku hanya… ingin memastikan dia baik-baik saja,” kata Alan pelan, berusaha terdengar tenang.

Chesna terdiam. Ada sekilas keraguan di matanya, ia tak sanggup menatap Alan lebih lama.

Suasana hening beberapa detik.

"Ches, ada hal penting yang mau aku bicarakan dengan kamu." Alan mendekat.

"Aku gak mau dengar. Sebaiknya kamu pergi. Kalian berdua, pergilah, aku pengen sendiri."

.

.

Bersambung...

1
septiana
biarkan Chesna sendiri dulu Alan. kalau emosinya sudah mereda baru kamu ngomong baik2 sama dia. jelaskan sama dia kalau kamu masih peduli dan sayang sama dia.
septiana
kemana shenia??? apa dia dilarang mamanya??🤔
septiana
bukan kamu yg di musuhin Chesna,tapi Chesna yg bakal di musuhin cewek 1 sekolah
septiana
kamu jangan kawatir Alan bakal nikung kamu Gideon.. karena Chesna itu saudara kembarnya Alan
Nurlaila Ikbal
jangan lama2 thor buat chesna kumpul bareng mm nya
septiana
Miko, Chesna itu juga anak mu. jangan lihat dia sebagai musuh hanya karena Alan begitu peduli.. suatu saat kamu akan menyesal karena menganggap Chesna sebagai ancaman.
Adinda
seharusnya kamu melindungi adikmu alan walau bahaya sekali pun bagaimana perasaan mommy mu kalau tau kamu gagal melindungi adikmu
septiana
yap bener kata shenia,kamu itu harus PD Chesna..
septiana
Miko sudah mulai melunak,tapi masih banyak yg harus di pikirkan Rania.
Nurlaila Ikbal
sedih banget dengan nasib chesna
Reetha: Makasih kk udah baca kisah ini. Ayok lanjut ya kk
total 1 replies
Adinda
aku gak rela kalau rania sama miko Sudah cukup penderitaan rania atas perbuatan miko lebih baik rania sama pria yang lebih dari miko
Reetha: Makasih atas komennya ya kk😍😍😍
total 1 replies
septiana
pasti sedih banget sudah didepan mata tapi seperti ada tembok tinggi yg menghalangi.. untuk Alan Chesna sabar ya semua akan indah pada waktunya. walaupun jalannya tak semudah itu.
Daulat Pasaribu
sedihnya rania sama anak anaknya
Daulat Pasaribu
kok bisa si rania dapat kehidupan yg menyakitkan,kesalahan apa yg di perbuatnya sampai vertahun tahun hidup di dalam penderitaan
Reetha: Makasih udah mampir ya kak. Silakan panjut baca kk🥰🥰
total 1 replies
septiana
apa ya yg akan dikatakan Lila??🤔
septiana
sebenarnya kamu sendiri yg membuat Chesna terasa menjauh... ya,karena Alan. sekarang Chesna sudah tau siapa kamu Miko.
septiana
akhirnya Chesna tau masa lalu itu.. sabar ya Chesna tunggu ibu mu menjelaskan semuanya. kalau sampai Miko tau kamu juga anaknya bisa bisa kamu juga diambil sama dia.
septiana
hadeh udah ketemu di depan mata, malah begini jadinya. Alan pura2 ga kenal untuk melindungi Chesna apa ya🤔ah ditunggu aja kelanjutannya...
Reetha: Silakan ditunggu kk😍
total 1 replies
septiana
udah mulai ada rasa nih Gideon sama Chesna.. bener kata shenia,kamu jangan ganggu Chesna karena hidupnya tidaklah mudah.
septiana
ternyata seorang Chesna bisa mengganggu pikiran Gideon. sayangnya Chesna ga merasa diperhatikan malah Gideon yg kelabakan sendiri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!