Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Ruang kerja Liam – jam 7 malam
Leon, Renzo, dan Demon duduk mengelilingi meja kaca bundar. Liam berdiri di dekat jendela besar, membelakangi mereka. Tangannya di saku, bahunya tenang tapi matanya gelap. Mendung.
Renzo menyodorkan flashdisk.
“Isinya rekaman Nadira ngobrol dengan wartawan gosip. Dia sebar fitnah soal Kayla—seolah-olah Aldi itu cuma alat pencitraan demi proyek sosial rumah sakit.”
Leon menyambung, “Dia bahkan menyebut nama Liam. Bilang kalau Liam mungkin punya hubungan khusus dengan Kayla dan Aldi untuk proyek amal.”
Demon mengepalkan tangan. “Dia nggak tahu batas. Kalau dia nyentuh Cika...”
Liam akhirnya bicara. Suaranya tenang.
“Jangan pakai emosi. Kita bukan preman jalanan. Kita selesaikan ini... bersih dan elegan.”
Leon menaikkan alis. “Lo nggak mau bawa ini ke direksi rumah sakit?”
“Aku akan kirim rekamannya ke kepala etika medis dan kepala HRD. Lalu, beri waktu 24 jam untuk pihak rumah sakit ambil tindakan.”
Renzo mengangguk. “Tapi lo gak akan diamkan dia, kan?”
Liam menatap mereka satu per satu.
“Bukan karena Kayla butuh perlindungan. Tapi karena rumah sakit ini gak boleh dikuasai orang beracun.”
---
Besok paginya – Ruang staf rumah sakit
Nadira masuk dengan penuh percaya diri. Rambut disanggul tinggi, wajah tanpa dosa.
Namun semua orang menatapnya dingin. Tak ada sapa, tak ada senyum. Bahkan beberapa suster membalikkan badan begitu melihatnya.
Ia baru hendak membuka mulut ketika seorang staf manajemen datang.
“Nona Nadira, Anda diminta ke ruang kepala etika medis sekarang.”
Nadira menegang. “Ada apa?”
“Segera, ya.”
Langkahnya berat. Tapi ia tetap pura-pura percaya diri.
Di ujung lorong, ia bertemu tatapan dingin Liam.
Dan tatapan itu... menusuk seperti es yang menampar wajah.
Tapi yang membuat Nadira benar-benar gemetar adalah kenyataan bahwa di belakang Liam, berdiri Kayla—tanpa senyum, tanpa takut.
---
Di ruang staf dokter wanita –
Cika: “Satu-satu karma datang ya.”
Rina: “Dan kita gak perlu ngapa-ngapain. Cukup rekam dan kirim.”
Lala: “Kay, lo oke?”
Kayla tersenyum pelan. “Aku nggak perlu menangis, karena yang salah bukan aku. Aku cuma kasihan, seseorang harus serendah itu demi jadi tinggi.”
Mereka tertawa kecil.
Demon mengintip dari pintu. “Cika!”
Cika berdiri cepat, “Kenapa?”
“Lo... ngunci laci gue lagi gak?”
“Laci lo? Emangnya gue pacar lo?”
Demon nyengir. “Kita bahas itu nanti. Sekarang, lo dapet bunga.”
Cika menatap buket bunga ungu di tangannya. “Siapa yang ngasih?”
“Gue, bego.”
---
Sementara itu – Aldi di sekolah
Aldi mulai merasa aneh saat beberapa teman mulai berbisik tentang dirinya.
“Itu anak asuh dokter Kayla, kan?”
“Iya... katanya dia anak jalanan, cuma buat branding doang.”
“Tapi pinter juga sih.”
Aldi menunduk. Perasaan bersalah mulai menumpuk. “Apa aku beban buat Kak Kayla?”
Saat pulang, ia diam sepanjang jalan. Tak seperti biasanya.
Kayla langsung menangkap sinyal itu.
“Ada yang kamu mau ceritain?”
Aldi menggeleng. “Enggak, Kak. Capek aja.”
Tapi saat Kayla menyiapkan makan malam, Aldi berkata lirih dari dapur:
“Kak... kalau aku ninggalin rumah ini... Kakak bakal lega, ya?”
Kayla menutup kompor, berjalan cepat ke arah Aldi dan langsung memeluknya erat.
“Jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. aku adalah rumahmu, aku kakakmu dan kamu adik ku. jadi jangan pernah berpikir untuk pergi, kita adalah saudara dan satu lagi jangan dengarkan ucapan orang lain yang tidak bermutu. Kita hanya perlu tunjukkan jika kita ini tidak sedang melakukan drama"
Aldi menunduk haru, lalu mengangguk mengerti.
...----------------...
Pagi di rumah Kayla – setelah insiden gosip menyebar
Kayla duduk di ruang makan sambil menyuapi Aldi yang masih agak lesu.
“Maaf ya, Kak...” ucap Aldi tiba-tiba.
“Aku bikin Kak Kayla kena gosip.”
Kayla mengusap kepala adiknya dengan lembut.
“Kalau kamu denger siapa pun bilang hal buruk tentang kamu, cukup tanya ini: 'Dia pernah tidur kelaparan kayak aku?' Kalau jawabannya nggak, abaikan.”
Aldi tersenyum tipis, tapi matanya masih redup.
Tiba-tiba... telepon rumah Kayla berdering.
Kayla mengangkat, dan dari seberang terdengar suara dalam, tegas, penuh amarah:
Kakek Albert: “Kayla? Ini Kakek.”
Kayla : “Iya, Kek?”
Kakek Albert: “Kakek baru tahu dari Renzo dan Demon soal fitnah Nadira. Kamu baik-baik saja?”
Kayla : “Aku baik, Kek. Semuanya sudah ditangani, dan—”
kakek Albert : “Kakek tidak tanya siapa yang tangani. Kakek tanya kenapa kamu gak bilang ke Kakek duluan!”
Kayla terdiam.
Kakek Albert: “Kakek ini siapa buat kamu, Kayla?”
Suara itu... mengguncang. Tidak seperti biasanya
Kakek Albert: “Kamu tahu nggak... kalau kamu diam karena gak mau Kakek marah, justru Kakek bisa makin meledak. Karena kamu itu cucu Kakek. Dan gak ada seorang pun boleh menjatuhkan nama kamu di mana pun.”
Kayla menggigit bibir. Aldi memegang tangannya, khawatir.
Kayla : “Kek... maaf.”
kakek Albert: “Jangan minta maaf. Cukup janji sama Kakek, mulai sekarang kamu gak hadapi ini sendirian.”
Kayla : “Aku janji.”
---
Sore hari – Rumah sakit utama
Di ruang direksi rumah sakit, rapat mendadak sedang berlangsung. Kepala etika, HRD, dan beberapa pejabat berkumpul.
Pintu terbuka tiba-tiba.
Kakek Albert masuk dengan jas abu-abu elegan dan tongkat kayu hitam. Semua orang berdiri.
“Pak Albert... kami tidak tahu Anda akan hadir,” kata direktur rumah sakit.
“Aku datang karena mendengar rumah sakit ini menjadi tempat fitnah terhadap salah satu dokter muda terbaik kita — Kayla.”
Direktur HRD mencoba menenangkan. “Kami sedang menangani kasusnya, Pak. Nona Nadira sedang dalam proses evaluasi—”
“Evaluasi?!” Suara Pak Albert meninggi.
“Seharusnya kalian sudah tahu karakter siapa yang bekerja di sini! Kalau Kayla dipermainkan sedikit saja, kalian tahu apa yang akan terjadi?” kakek Albert marah
Semua diam. Tegang.
“Jangan karena dia tidak membawa nama besar, kalian pikir dia tidak punya pelindung.” ujar kakek Albert
“Dia cucu saya!” jelas kakek Albert
Ruangan mendadak senyap. Direktur rumah sakit bahkan terlihat keringat dingin.
Kakek Albert menatap tajam seluruh ruangan.
“Aku tidak main-main. Jika reputasi Kayla jatuh karena rumah sakit ini tidak bisa melindungi tenaga medisnya, aku akan cabut semua donasi dan kerja sama yayasan sosial-ku.”
Semua langsung mengangguk cepat.
---
Di lorong rumah sakit – saat Kayla hendak pulang
Kayla berjalan pelan, tak tahu bahwa seluruh rapat direksi tadi terjadi.
Saat menuruni tangga, ia melihat Kakek Albert keluar dari ruang direksi. Di belakangnya berdiri Liam, Leon, Renzo, dan Demon.
Kakek Albert menatap Kayla dan tersenyum.
“Tuh, cucu Kakek udah bisa bikin satu rumah sakit berdiri tegak cuma karena namanya dicatut.”
Kayla tertegun.
“Kakek…”
Kakek Albert menghampirinya, memegang bahu Kayla dengan mantap.
“Mulai sekarang, kalau ada yang ganggu kamu... jangan hanya bergantung pada kekuatanmu sendiri. Kamu udah punya keluarga. Kamu gak sendirian lagi.”
Bersambung
bnyk yg syng dn pduli sm dia,bhkn smp mlakukn apa pun dmi mmbelanya....
yg jd biang kerok,mga cpt d pecat....trs jd pngangguran....😛😛😛
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....