Riris Ayumi Putri seorang gadis yang haus akan kasih sayang dan cinta dari keluarganya. Dan sialnya ia malah jatuh cinta pada kakak temannya sendiri yang umurnya terpaut jauh dengannya. Bukanya balasan cinta, justru malah luka yang selalu ia dapat.
Alkantara Adinata, malah mencintai wanita lain dan akan menikah. Ketika Riris ingin menyerah mengejarnya tiba-tiba Aira, adik dari Alkan menyuruhnya untuk menjadi pengantin pengganti kakaknya karena suatu hal. Riris pun akhirnya menikah dengan pria yang di cintainya dengan terpaksa. Ia pikir pernikahannya akan membawa kebahagiaan dengan saling mencintai. Nyatanya malah luka yang kembali ia dapat.
Orang selalu bilang cinta itu membuat bahagia. Namun, mengapa ia tidak bisa merasakannya? Apa sebenarnya cinta itu? Apakah cinta memiliki bentuk, aroma, atau warna? Ataukah cinta hanya perasaan yang sulit di jelaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Riris dan Alkan telah kembali, untuk sementara mereka tinggal di rumah orang tuanya. Alkan yang memintanya agar istrinya ada temannya. Ia khawatir terjadi apa-apa dengan mereka jika dirinya sedang tidak ada di rumah.
Kini di sebuah kamar. Terlihat Riris yang sedari tadi sedang menangis sambil menatap sebuah foto.
"Ma, Pa, Abang, aku kangen," lirihnya sambil mengusap foto keluarga kecilnya yang sekarang sudah hancur.
Tiba-tiba terasa elusan lembut di kepalanya. Wanita itu sontak menoleh, terlihat suaminya yang sedang tersenyum manis padanya.
Melihat istrinya menangis, Alkan merasakan sesak di dadanya. Ia mengusap lembut air mata wanita itu. Lalu duduk di sampingnya dan langsung menariknya ke dalam pelukannya.
"Mas janji bakal bantu kamu buat luluhkan hati orang tuamu. Ini salah Mas, tidak seharusnya mereka membuangmu," ucap Alkan yang memang sudah tahu semuanya dari Aira.
"Ini bukan salah Mas, dari dulu mereka memang tidak menyukaiku," balas Riris yang membuat Alkan terdiam mencoba mencerna perkataannya.
"Setelah kepergian Rayyan, kamu kemana? Aku terus mencarimu dan sampai sekarang aku baru menyadari jika kamu adiknya Ray," ujar Alkan.
Riris mengerutkan keningnya heran. Mengapa suaminya kenal dengan Abangnya. Padahal ia belum menceritakan apapun.
"Mas kenal Abang Ray?"tanyanya penasaran.
"Aku Al, sahabat Abangmu. Ternyata kamu Ayumi, dulu aku sangat menyukaimu karena lucu. Dan sampai sekarang malah makin gemesin," ucapnya sambil mencubit pipi chubby istrinya gemas.
"Ish, ternyata kamu Mas Al. Kenapa sekarang berbeda," Alkan hanya terkekeh mendengar ucapan istrinya.
Memang dulu dia adalah pria culun yang suka di bully.
"Apa yang terjadi setelah kepergiannya?" tanya Alkan penasaran yang membuat istrinya terdiam.
"Cerita saja, jangan di tutup-tutupin. Mulai sekarang kita harus terbuka," ucapnya sambil mengelus pipi istrinya lembut.
Riris mendongak, melihat suaminya yang sedang tersenyum menatapnya dengan tulus. Alkan mengangguk pelan seolah mengiyakan untuk mengatakan semuanya.
"Orang tuaku menyalahkanku lagi atas kepergian bang Ray. Dulu mereka terus menyiksaku dan sampe sekarang tidak pernah memperdulikanku lagi," jelasnya sambil menunduk.
Alkan terdiam, dengan perlahan ia kembali menarik istrinya ke dalam pelukannya. Pantas istrinya terus mengkonsumsi obat penenang, ternyata selama ini dari kecil dia menderita. Alkan memejamkan matanya tiba-tiba teringat masa lalunya.
*Flashback on*
Dari SD Alkan tidak memiliki teman karena dirinya yang culun. Bahkan Alkan selalu di bully dan di kucilkan oleh temannya. Hingga menduduki bangku SMP, Alkan masih suka di bully. Namun, tiba-tiba dia bertemu dengan Rayyan. Pria yang selalu membantunya jika di bully.
Hingga akhirnya mereka berteman dekat. Rayyan selalu melindunginya dan menasehatinya untuk menjadi pria kuat.
Kini di sebuah taman, mereka sedang mengajak adik-adiknya bermain. Alkan dan Rayyan saat ini berusia 14 tahun, yang akan menginjak kelas 3 SMP.
"Ray, Lo kenapa sih dari tadi diem aja?" tanya Alkan melihat sahabatnya yang seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Perasaan gue tidak enak. Jika terjadi sesuatu, tolong jaga adik gue ya. Tolong gantikan gue untuk selalu melindunginya," ucap Ray sambil terus menatap gadis kecil di depan sana.
Terlihat dua gadis kecil berusia sekitar lima tahun sedang bermain bersama. Mereka terus berlarian dengan memainkan sebuah bola, di iringi dengan tawa ceria.
"Lo ngomong apa sih Ray?"
Rayyan hanya diam, matanya tak luput dari adik perempuannya yang sangat ia sayangi. Perasaannya entah mengapa tidak tenang.
Selama ini orang tuanya selalu bersikap tidak adil pada adiknya karena tidak sengaja menyenggol Mamanya di tangga saat sedang hamil, sehingga menyebabkan keguguran. Terkadang mereka bersikap manis ketika sedang berada di hadapan Rayyan saja, karena pria itu terus memaksanya untuk adil. Gadis itu belum mengerti apa-apa lagian ia tidak sengaja membuat mamanya terjatuh.
Memang sebenarnya orang tuanya tidak menyukainya dari kecil. Karena semenjak kelahirannya, usaha mereka hampir bangkrut. Mereka selalu egois selalu menyalahkannya, menyebutnya anak pembawa sial.
"Lala awas!" teriak Ayumi dengan cadel.
"Yumi!!" Rayyan sontak langsung berlari menghampiri adiknya.
Alkan menoleh dengan mata membulat. Terlihat adiknya Aira sedang berjongkok berniat mengambil sebuah bola. Namun, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang.
Ayumi mendorong pelan tubuh Aira untuk menjauh dari sana, tanpa memperdulikan keselamatannya. Rayyan yang melihat adiknya dalam bahaya. Dengan secepat kilat berlari menghampirinya. Ia meraih tubuh mungilnya dan memeluknya dengan erat hingga ....
Bruk!
Tubuh keduanya terpental jauh dengan terguling-guling. Dengan sekuat tenaga Rayyan terus mengeratkan pelukannya. Ia melindungi kepala adiknya agar tidak terbentur. Tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah terluka karena terus terbentur aspal dan bebatuan.
Keduanya tergeletak dengan posisi Ayumi berada di atas tubuhnya. Gadis itu hanya luka-luka kecil, sedangkan Rayyan sudah terluka parah.
"A-bang?" gadis itu hanya terisak pelan melihat darah segar terus mengalir dikepala abangnya.
Ray mengangkat tangannya dengan perlahan. Ia mengelus pelan rambut adiknya sambil tersenyum tipis.
"J-jaga d-dirimu, a-bang akan s-selalu b-berada di sisimu," ucapnya dengan terbata-bata.
"Ray!" Alkan menghampirinya dengan nafas terengah.
Sontak pria itu menoleh sambil tersenyum tipis. "G-gue titip d-dia," ucapnya dan perlahan mulai menutup matanya.
"Abang!!!" teriak Ayumi sambil menangis histeris.
Kecelakaan itu menyebabkan Rayyan meninggal dunia. Semenjak kepergian abangnya, Ayumi kembali di salahkan oleh orang tuanya. Mereka tidak pernah lagi peduli hingga akhirnya harus tinggal bersama nenek dan kakeknya.
Hingga suatu hari terjadi lagi kejadian yang tak terduga. Kakek dan neneknya ikut pergi untuk selamanya karena kecelakaan maut yang menimpa mereka. Kecelakaan yang terjadi saat Riris terus memaksa mereka untuk pergi berliburan.
Dan lagi-lagi orang tuanya kembali menyalahkan nya. Mereka selalu mengatakan dirinya anak pembawa sial. Mereka terus menyiksanya, tak ada lagi kasih sayang yang ia dapat.
Saat menginjak sekolah dasar, Riris selalu di bully karena orang tuanya tidak pernah datang ke sekolah. Ia selalu di hina tidak punya orang tua. Sehingga membuatnya menjadi pendiam dan tidak punya teman.
Dan saat sma dirinya mencoba aktif karena merasa sangat kesepian. Bertemulah dengan Aira, teman pertama yang sangat baik padanya. Riris sangat senang karena hidupnya sedikit lebih berwarna, tidak kesepian lagi.
*Flashback off*
"Maaf," lirih Alkan merasa bersalah.
"Sudahlah yang lalu biarlah berlalu," ucap Riris sambil tersenyum tipis.
Cup!
Alkan mengecup pipi istrinya sambil tersenyum. Sontak membuat Riris langsung menoleh kaget dengan pipi bersemu. Pria itu dengan sengaja malah membelai pipinya lembut.
"Boleh Mas menciummu?" tanyanya sambil menatapnya dalam.
Riris menatap ketulusan di mata teduh suaminya. Sontak ia mengangguk pelan menandakan mengiyakan.
Alkan yang mendapatkan lampu hijau dengan perlahan mulai mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Jarak mereka sangat dekat, Alkan menaruh tangannya di tengkuk leher wanita itu. Dan menariknya pelan agar semakin dekat.
Cup!
Benda kenyal itu berhasil bertemu dengan bibir tebal sang istri. Alkan mulai melum@tnya pelan dengan sangat lembut dan penuh cinta. Riris memejamkan matanya menikmati, untuk pertama kalinya mereka melakukan itu dengan sadar atas dasar sama suka.
"OMG! Astaghfirullah, mataku ternodai!!!"
Sontak keduanya langsung melepaskan lumat@nya. Mereka menoleh menatap seorang gadis yang berdiri di ambang pintu dengan wajah terlihat sangat shock.
Alkan menatapnya dengan tatapan tajam. Sedangkan Riris menundukkan wajahnya merasa sangat malu. Pipinya sudah merah merona mengingat apa yang barusan mereka lakukan.
baru pub chap 6 penulisan makin bagus, aku suka>< pertahankan! cemangattttt🫶