Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.
Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.
"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.
Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?
Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Kau adikku dan bibiku
"Kau benar, dia setuju untuk menggantikanmu menikah."
"Feelingku selalu benar, kek. Paman menyukai perawatku."
"Dasar bocah nakal, kalau pamanmu tahu, kau bisa habis ditangannya."
"Itu tugas kakek untuk melindungiku," ucap Raditya sambil tertawa ringan.
"Apa yang kau inginkan?" tanya kakek to the point, sesuai dengan perjanjian mereka.
"Aku ingin menikah dengan wanita pilihanku tanpa campur tangan kakek maupun ayah dan ibu. Dan kakek harus bisa membuat mereka setuju dan memberikan restu padaku."
"Baiklah itu mudah. Jadi kau sudah punya calon?"
"Belum, kek." sebelum balas dendamku terbalaskan lanjut Raditya di dalam hati sembari melihat ke arah laptop yang ada dihadapannya.
"Cepat pulang dan minta maaflah pada perawatmu."
"Tentu. Kakek tidak perlu khawatir."
Sambungan telepon pun terputus. Kakek teringat akan pembicaraan mereka waktu itu di ruang kerjanya.
"Apa yang ingin kakek bicarakan?"
"Menikahlah dengan Putri." Entah itu permintaan atau perintah dari kakek
"Lagi? Apa kalian belum cukup mengatur wanita yang akan menjadi istriku, meskipun akhirnya aku memang mencintai istriku. Tapi untuk kedepan aku ingin menikah dengan wanita pilihanku."
"Putri wanita yang baik, status kalian juga sama. Jadi itu tidak akan menjadi penghalang dan orang tuamu pasti setuju."
Raditya tertawa sinis. "Kakek yakin semua akan setuju?"
"Apa maksudmu?" tanya kakek sembari mengerutkan keningnya.
"Paman."
"Hardian?"
"Ya, paman menyukai Putri. Apa kakek tidak merasakan itu? Sejak Putri tinggal dirumah, paman sering berada di rumah dan dia selalu memperhatikan Putri meskipun dari jauh. Jika kakek memaksaku untuk menikah dengan Putri, maka aku akan menyakiti hati paman dan aku tidak bisa melakukan itu."
Kakek tampak berpikir, mengingat kejadian belakangan, Hardian yang jarang pulang dan Hardian yang sering berada di rumah setelah kedatangan wanita itu. Benarkah Hardian menyukai Putri pikir kakek.
"Lalu?" tanya kakek yang sudah sangat mengenal sang cucu.
"Aku punya rencana, lanjutkan perjodohan ini seperti rencana awal kakek. Setelah itu aku akan menghilang di hari pernikahan dan aku pastikan paman yang akan menggantikanku untuk menikahi wanita itu."
"Kau yakin?"
"1000 ℅"
"Bagaimana kalau kau gagal."
"Aku akan muncul dan menikahi Putri. Tapi jika aku berhasil kakek harus memenuhi permintaanku."
"Oke." Setelah mendapat kata sepakat Raditya keluar dari ruang kerja kakek.
*
*
Putri mengetuk kamar kakek. Tidak ada sahutan.
"Kemana kakek?" tanyaPutri pada dirinya sendiri lalu melanjutkan langkahnya menuju taman samping, setelah tidak melihat kakek.
Putri menghempaskan bokongnya pada kursi taman. Duduk termenung sendirian.
"Kak Ratna." Putri teringat akan sahabatnya itu. "Jahat sekali dia tidak hadir di pernikahanku." Putri menekan nomer Ratna untuk melakukan panggilan video.
"Tidak aktif, kak Ratna tidak pernah mematikan ponselnya." Putri merasa heran. "Aku baru sadar tidak melihatnya di apartemen, apa dia lembur?"
Mencoba untuk menghubunginya lagi. Nihil. Ponsel sahabatnya tidak aktif. Saat dia sibuk dengan ponselnya. Seseorang melangkah mendekat.
"Put... " panggilnya. Putri mengangkat kepalanya sedikit, namun belum melihat ke arah laki-laki yang memanggilnya karena posisi mereka membelakangi. Putri tahu siapa laki-laki itu. Rasanya ingin menangis mendengar suara laki-laki yang tega padanya.
Laki-laki itu duduk dihadapan Putri.
"Maafkan aku..." Putri menatap laki-laki yang tersenyum padanya. "Kau marah padaku?"
Dia masih bertanya, bukan hanya marah, tapi malu dan kawan-kawan, pokoknya paket komplit dah.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau mau memaafkanku?"
Cium kakiku tiga kali. Putri tertawa dalam hati dengan mimik wajah dingin.
"Bicaralah, jangan diam saja. Kau boleh memukulku, tapi jangan berhenti bicara padaku."
Emang enak di cuekin. Rasakan! Ini belum seberapa dengan rasa malu yang aku rasakan. Lebih dari itu, perasaan tak di inginkan lebih mendominasi dan itu bikin nyesek.
"Paman, pria yang baik, aku yakin kau akan bahagia bersamanya."
Yang benar saja, baik dari Taiwan. Dia selalu menghinaku, membuatku kesal dengan wajah sok tampannya yang nyatanya memang tampan.
"Maafkanlah aku... Perjodohan kita tidak didasari oleh cinta, jadi meskipun pernikahan kita batal, kamu tidak akan patah hati, benar kan?"
Wah... Teori dari mana itu. Woy... aku wanita yang punya hati dan perasaan, bukan batu akik.
"Aku menyayangimu seperti adikku sendiri dan aku tidak bisa menikahi adikku sendiri."
Apa kita sedarah, tidak kan?
"Ayolah bicara padaku, aku terluka jika kau diam saja."
Bukannya seharusnya aku yang terluka, karena aku yang ditinggalkan. Meskipun belum ada kata cinta. Tapi aku hanya wanita yang lemah.
Tuk. Raditya menyentil hidung Putri.
"Au... Sakit." Putri mengelus hidungnya yang terasa sakit.
"Akhirnya suaramu keluar." Raditya tersenyum tanpa dosa.
"Kenapa?" tanya Putri yang mulai bicara.
"Apanya?" Balas Raditya dengan tersenyum, pura-pura tidak mengerti dengan pertanyaan Putri.
"Senyummu membuatku gelisah."
"Kau mencintaiku?"
"Sangat, aku cinta mati padamu," jawab Putri dengan suara keras.
Raditya tertawa terbahak.
"Maaf, kau akan selalu menjadi adikku."
"Tapi, sekarang aku jadi bibimu," balas Putri ketus.
"Ya, yah. Kau istri pamanku. Selamat datang bibi."
"Tidak lucu!"
Kau membuatku dalam masalah.
Seperti itulah hubungan mereka sebenarnya, Putri yang dari awal bersikap seenaknya dan apa adanya membuat hubungan mereka dekat.
"Kau sudah memaafkanku?"
"Aku masih marah, kenapa kau tidak menolak dari awal jika tidak ingin menikah," jawab Putri masih ketus.
"Siapa bilang aku tidak ingin menikah. Tentu saja aku ingin, hanya saja hari itu aku harus pergi karena ada urusan penting dan aku lupa untuk memberitahumu," jawaban yang membuat wanita dihadapannya bertambah kesal.
Urusan penting? Lalu pernikahan kita tidak penting. Rasanya ingin mengucapkan perkataan itu, tapi itu hanya bisa ia ucapkan dalam hati.
"Kenapa harus hari itu kau ada urusan?"
Karena rencananya memang seperti itu. jawab Raditya dalam hati.
"Entahlah, aku juga tidak tahu."
"Kau pintar mencari alasan. Itu bukan hari biasa tapi hari pernikahan kita. Coba kau jadi aku, baru kau akan tahu rasanya."
"Aku laki-laki, tidak bisa jadi wanita," jawab Raditya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Kau menyebalkan!" ucap Putri ketus.
Raditya pindah ke samping lalu menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya.
"Maafkan aku, telah menyakitimu. Maaf membuatmu menghadapi semuanya sendirian. Maafkan aku telah meninggalkanmu. Maafkan aku membuatmu kecewa. Apa lagi ya ... kalau masih kurang nanti aku minta maaf lagi."
Putri memukul dada Raditya. "Aku marah padamu?"
"Oh ya, aku minta maaf karena membuatmu marah." Raditya melepas pelukannya, lalu menatap wajah cantik wanita itu.
"Jangan menangis." Raditya mengusap air mata yang membasahi pipi wanita itu.
"Kau akan selalu menjadi adikku, yang sekarang naik pangkat menjadi bibiku." Putri memukul lengan laki-laki itu lagi. Raditya masih saja menggodanya. itu tidak lucu pikirnya.
Raditya mengelus rambut wanita itu. "Kau harus bahagia, belajarlah untuk mencintai paman dan buatlah dia mencintaimu."
"Kenapa?"
"Karena sekarang dia adalah suamimu."
"Apa boleh di cancel?"
"Tidak boleh."
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
raditya kyknya disembunyikan hardian