Kelahiran Kembali Queen Mafia

hari sudah malam,hanya beberapa saat Aurora tertidur di kamarnya ia terbangun dan menyadari ia ada di kamar miliknya.

Aurora turun dari kasur dan berlari menuju kamar Rey, Aurora membuka pintu kamar Rey dengan perlahan dan Naik ke kasur Rey,kemudian ia mengangkat satu tangan Rey yg tidak terpasang infus.

Aurora pun berbaring di samping Rey dan menjadikan tangan Rey sebagai bantalnya.

Aurora kembali terlelap ke dalam mimpinya,karena ia akan bangun besok untuk memulai misinya.

saat tengah malam tiba-tiba ada pergerakan dari Rey, perlahan-lahan ia membuka matanya.

yg pertama ia lihat adalah langit-langit kamar miliknya.

"apa yg terjadi dengan ku?"gumam Rey lirih dan ingin mengangkat tangannya yg tidak terpasang infus,namun ia merasa ada sebuah beban di lengannya.

Rey menoleh ke arah lengan tangannya yg terasa berat.rey terkejut melihat sosok gadis kecil yg tertidur lelap di sampingnya.

segera memory Rey berputar mengingat apa yg terjadi dengan putri kecilnya itu,tanpa di sadari oleh Rey cairan bening menetes membasahi pipinya.

Rey melepas infus dengan paksa dari tangan sebelahnya dan menggapai wajah Aurora.

"maafkan Daddy"gumam Rey lirih sambil mengusap puncak kepala Aurora.

sedangkan Aurora yg merasa ada yg mengusap kepalanya pun terbangun.

"uhhhg....siapa sih??"ucap Aurora serak khas bangun tidur.

Rey menarik tangannya dari kepala Aurora.

Aurora mengucek matanya dan menatap orang yg menganggu tidurnya.

"Daddy.... Daddy akhirnya kamu bangun"ucap Aurora lalu memeluk erat Rey.

seketika hati Rey menghangat ia kemudian membalas pelukan putrinya sambil terisak menangis.

"aku berjanji untuk merawatnya sepenuh hati Alora" batin Rey.

beberapa saat yg lalu Rey mengalami demam tinggi dan dalam mimpinya Rey bertemu dengan mendiang istrinya, istrinya mengatakan bahwa ini adalah kunjungan terakhirnya dan ia meminta Rey merawat Aurora dengan sepenuh hati dan tak akan melukainya sedikit pun.

Aurora meregangkan pelukannya dan menatap wajah rey.

"Daddy jangan sakit lagi,Yaya tidak ingin Daddy sakit yh!?"ucap Aurora sambil menghapus sisa air matanya.

"maafkan Daddy sayang,Daddy ayah yg buruk selama ini"ucap Rey.

"ssttt.... Daddy bukan ayah yang buyuk, kenapa??kayena selama ini Daddy beyusaha tidak menemui ku kayena Daddy tak mau melukai ku,tak ingin membenci ku kan??"ucap Aurora meletakkan telunjuk mungil miliknya di bibir Rey sambil tersenyum menunjukkan gigi putih miliknya.

"tapi Daddy sudah melukai mu, Daddy sangat jahat"ucap Rey lirih.

"no daddy!! Daddy adalah ayah teybaik bagi yaya,Abang ivin dan kak vino"ucap Aurora.

"terimakasih... terimakasih sudah mu memaafkan Daddy dan mau menerima Daddy "ucap Rey sambil menangis.

"iya Daddy. hoamm....daddy.... Yaya ngantuk,Yaya mau sekolah besok"ucap Aurora menguap.

"baiklah,tapi untuk saat ini kamu sebaiknya tidak perlu sekolah dulu.kondisi mu pasti belum stabil"ucap Rey yg mengingat waktu itu ia melempar Aurora sehingga menubruk dinding.

"tidak.... Daddy tak peyu khawatiy,Yaya sangat kuat. jika Daddy mau Daddy biasa mengantarkan ku ke sekolah bersama paman Lan"ucap Aurora

"baik lah jika itu yang diinginkan putri kecil Daddy"ucap Rey sambil mencubit gemas pipi Aurora.

"Aww sakit Daddy. howammm..... Daddy mataku sudah minus"ucap Aurora lalu mencari lengan Rey untuk menjadi bantalnya.

tanpa meminta izin dari sang empu tangan ia langsung tertidur lelap

TBC