Story Of Love

Bara yang mendapatkan kabar jika putrinya mendapatkan bullying di kampusnya membuat ayah dari dua anak itu langsung meninggalkan semua pekerjaannya begitu saja.

"Bagaimana, sudah mendapatkan informasi tentang siapa keluarganya?" tanya Bara pada orang suruhannya.

"Sudah, Pak. Kami sudah mengirimkan informasinya." jawab orang suruhannya.

"Baiklah, terima kasih." jawab Bara yang langsung membuka ponselnya setelah selesai bicara dengan orang suruhannya.

"Raka Pradja." gumam Bara melihat siapa orang tua dari seorang anak yang kedapatan membully putrinya.

Senyuman sinis terukir di bibirnya, setelah melihat siapa ayah dari anak nakal itu.

Bara pun keluar dari dalam mobilnya untukmu menemui anak laki-laki yang bernama Satria itu. Dia ingin tahu apa alasannya bisa sampai membully putrinya.

"Kamu Satria?" tegur Bara yang membuat Satria langsung berhenti ketika namanya di panggil.

Satria yang sedang bersama teman-temannya langsung berhenti ketika namanya di panggil.

"Ya?" Jawab Satria

Satria berdiri, menatap sosok tampan yang berdiri di depannya.

"Kau Satria bukan?" tanya Bara dengan wajah datarnya.

Satria menganggukkan kepalanya berdiri di depan Bara dengan di temani kedua temannya. Ada Jay dan Dewa bersamanya.

Bara maju beberapa langkah di depannya hingga mereka berdiri dan saling berhadapan.

"Atas dasar apa kau membully putriku?" tanya Bara dengan begitu angkuhnya.

Satria yang mendengar hal itu memberanikan dirinya untuk menatap sosok yang ada di depannya saat ini.

"Maksudnya?" jawab Satria.

"Chyntia!" Satria tersenyum saat sebuah nama di sebutkan di depannya saat ini.

"Apa yang anak gadis Om katakan?" jawab Satria tanpa rasa takut sedikitpun.

Melihat keberanian anak muda ini menjawabnya membuat Bara merasa tertantang untuk berhadapan langsung dengannya.

"Kau pikir siapa dirimu berani mengatakan hal seperti itu? apapun yang dikatakan putriku itu tidak ada urusannya denganmu. Tapi satu hal yang harus kamu ketahui, jika setetes aja air mataku putriku jatuh, maka aku akan membalas yang berkali-kali lipat lebih menyakitkan dari itu." ucap Bara yang membuat Satria masih tersenyum di sana.

Dia dengan berani menjawab Bara tanpa rasa takut sedikitpun.

"Saya rasa Om cukup pintar untuk menganalisa semuanya. Dari apa yang saya lihat, om itu bukan orang sembarangan. Jadi alangkah baiknya sebelum mengancam seseorang, tolong pastikan lebih dulu kebenarannya. Apakah informasi itu valid atau tidak." jawab Satria yang membuat Bara merasa tertantang untuk itu.

Dia menarik jaket hitam yang digunakan anak muda itu, hingga membuat Satria semakin tersenyum untuknya.

Melihat temannya diperlakukan buruk seperti itu membuat Jay dan Dewa berusaha untuk menghentikan keributan ini.

"Jangan ikut campur!" ucap Bara memperingatkan kedua teman anak muda itu. "Ini urusan kami berdua!" lanjut Bara.

"Saya peringatan untuk pertama dan terakhir kalinya, jangan berani-berani yang menyakiti Chyntia. Jika sampai aku mengetahui hal ini kembali terjadi, bukan hanya kamu yang akan mendapatkan akibatnya. Tapi saya akan pastikan orang-orang terdekat kamu juga akan mendapatkan ganjarannya. Ingat itu!" ancam Bara sambil melepaskan tangannya yang mencengkeram jaket Satria hingga membuat anak muda itu terhuyung ke belakang.

"Camkan itu!" ucap Bara untuk yang terkahir kalinya sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan area kampus.

Sementara Chyntia yang mendapatkan kabar bahwa papinya datang ke kampus membuat dirinya langsung berusaha mencari keberadaan cinta pertamanya itu.

Pasti sesuatu telah terjadi di sini. Jika tidak mana mungkin papinya sampai menyempatkan diri untuk datang ke kampusnya.

Chyntia berusaha melewati Satria dan teman-teman yang di sana. Tapi, ada sesuatu yang Satria katakan hingga membuat dirinya langsung menghentikan langkahnya saat itu juga.

"Udah puas ngadu ke Papi Lo? Cih, dasar anak manja!" ucap Satria penuh dengan sindiran pedasnya pada Chyntia.

"Apa maksud kakak ngomong kayak gitu?" sahut Chyntia yang memberanikan dirinya untuk bicara dengan laki-laki itu.

"Lo tanya maksud gue apa? nggak usah pura-pura nggak tahu deh. Lagian gue udah hafal banget, cewek-cewek manja kayak lo. Lagian mesti banget ya ngadu-ngadu ke bokap lo? Emangnya gue apain sih Lo sampai bisa ngadu sama bokap lo? Apa gue ngelecehin Lo? Gue gak ngerasa gue nge-bully lo juga! Tapi, kalau tadi gue sentuh daerah sensitif Lo, baru Lo bisa-"

Plak!

Chyntia melayangkan tangannya hingga menampar wajah Satria yang membuat mereka melihat itu langsung terdiam di tempatnya.

"Itu balasan atas tuduhan kakak ke aku! satu hal yang harus kakak tahu, kalau aku nggak pernah ngadu apapun ke Papi! Jadi kalau kakak pikir aku ngadu-ngadu ke Papi aku, Kakak salah besar. Karena kenyataannya aku nggak pernah ngadu apapun sama papi!" balas Chyntia yang langsung berlalu meninggalkan mereka.

***