Seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya. Ia kehilangan segalanya karena sang suami direbut oleh pelakor.
Bahkan, suami yang gemar melakukan KDRT pada isterinya itu pun tak merasa bersalah ketika sang isteri keguguran anak pertama mereka akibat perbuatan kasarnya.
Sang wanita yang dulunya seorang CEO dan telah yatim piatu itu makin terpuruk, setelah semua hartanya direbut sang suami. Ia menderita, menjadi gelandangan dan hidup di jalanan.
Hingga akhirnya, sebuah takdir merubahnya. Ia bertemu gank motor beranggotakan para gangster yang semuanya beranggotakan wanita, saat ia terpaksa berteduh pada sebuah club malam terbengkalai yang ternyata membawanya ke sebuah kelompok mafia terbesar di Rusia.
WARNING!
💣Cerita ini hanya fiktif belaka
💣Siapkan mental karena novel ini mengobrak-abrik perasaanmu
💣Jangan lupa makan sebelum membaca
💣Jangan lupa dukung author dg like, komen positif, vote poin, koin & vocer yg banyak
Lele padamu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lelevil Lelesan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Life
Akhirnya setelah perjalanan panjang, mereka sampai di kota Tyumen malam hari. Mishka membangunkan Manda perlahan agar memberitahukannya arah menuju ke rumah saudarinya. Manda pun bangun dan terlihat mulai bersemangat.
Tak lama mereka sampai di rumah pertanian yang terbuat dari kayu itu pukul 11 malam. Terlihat sebuah rumah sederhana berwarna putih dengan banyak tanaman bunga di sekelilingnya. Terlihat asri dan bersih.
Manda turun dari mobil dan langsung berlari menuju ke rumah itu dengan gembira. Mishka ikut turun dan merentangkan tubuhnya. Ia begitu lelah karena perjalanan jauh.
Tapi, rumah itu sepi. Manda sampai berteriak berulang kali mencari keberadaan isteri Roberto yang tak terlihat. Manda teringat akan kunci cadangan yang di simpan dalam pot bunga tersembunyi. Manda pun mencarinya dan membuka pintu itu.
Mishka asik melihat sekeliling rumah dimana terlihat begitu damai dengan angin sepoi-sepoi. Banyak tanaman sayur dan pohon buah. Mishka berasumsi jika Manda anak dari keluarga petani.
Meski di sekitar rumah itu gelap dan memiliki pencahayaan yang minim, tapi Mishka menyukainya. Ia melihat Manda sudah masuk ke dalam. Mishka berfikir jika Manda sudah bertemu saudarinya.
Mishka pun menurunkan tas Manda yang tertinggal di dalam mobil. Saat Mishka sudah di depan pintu masuk, Manda terlihat bingung. Mishka meletakkan tas itu di teras depan rumahnya pada sebuah kursi kayu.
"Ada apa?"
"Mm ... rumahnya sepi. Aku tak tahu kemana Elma. Apa dia di rumah Roberto ya?" ucap Manda terlihat bingung.
"Memang di mana rumah Roberto?" tanya Mishka ikut bingung.
"Krasnodar."
Mishka terdiam, ia terlihat berfikir sejenak. Jarak yang ditempuh menuju Krasnodar dari Tyumen hampir sama yakni 36 jam perjalanan menggunakan mobil. Manda melihat Mishka seksama dan ia tahu apa yang dipikirkannya.
"Kau tak perlu mengantarku, Mishka. Kakakku akan kembali. Jangan khawatir, aku akan meneleponnya dan memberitahukannya jika aku sudah di rumahnya. Tak apa," ucap Manda yakin jika Mishka berinisiatif akan mengantarkannya ke sana.
"Benarkah? Tapi, kau sendirian sendiri," ucap Mishka khawatir.
"Hahaha tak apa. Aku sudah biasa sendiri. Sudah malam. Kau tidurlah di sini. Kau bisa pulang besok pagi. Ada kamar kosong," ucap Manda mempersilahkan Mishka masuk dan mengambil tasnya yang diletakkan Mishka di teras.
"Oh baiklah. Aku akan menghubungi Linda dulu. Aku belum memberinya kabar seharian ini," ucap Mishka sembari mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
Manda mengangguk dan masuk duluan. Mishka menelepon Linda, isterinya. Manda menyiapkan makan malam seadanya dari bawaan yang sempat ia beli di mini market yang ia temui saat singgah di rest area bersama Mishka.
Tak lama Mishka masuk tergesa ke dalam rumah setelah melakukan panggilan. Ia mendatangi Manda yang sedang memasak di dapur. Mishka menatap Manda seksama, Manda bingung.
"Ada apa?" tanya Manda heran yang sedang mencuci apel di wastafel.
"Kau, apa kau memberikan uang pada kami dan menitipkannya pada William?" tanya Mishka gugup.
"Oh. Maaf ya hanya sedikit. Itu sebagai ucapan terima kasihku," ucap Manda yang kini meletakkan apel-apel itu di keranjang buah dan mengelapnya dengan serbet bersih.
"Itu banyak sekali nona Manda. Untuk apa?" tanya Mishka tak enak hati dan masih menggenggam erat ponselnya.
Manda tersenyum.
"Kalian sudah sangat baik padaku. Aku menganggap kalian seperti keluargaku. Jika aku tak bertemu denganmu di hutan, mungkin sampai sekarang aku masih di jalanan dan bertemu preman atau yang lainnya. Jika Linda tak memberikan aku kamar, mungkin aku tidur di luar beralaskan koran. Uang 20 juta itu tak seberapa, Mishka. Aku berharap bisa memberikan lebih banyak lagi," ucap Manda dengan senyum tulusnya.
Mishka terharu. Ia sangat berterima kasih pada Manda. Karena sejujurnya, Mishka dan keluarganya sedang membutuhkan banyak uang. Manda mempersilahkan Mishka duduk dan makan malam bersama di ruang makan. Mishka makin tak enak hati, tapi Manda memaksanya.
"Maaf ya. Hanya makanan kaleng. Sepertinya kakakku baru meninggalkan rumah ini beberapa hari yang lalu karena ku lihat di lemari es masih banyak makanan segar. Aku cukup yakin mereka akan segera kembali," ucap Manda sembari menyendok daging kornetnya.
Mishka mengangguk. Mereka berdua makan dengan lahap karena sepanjang perjalanan mereka hanya makan seadanya tak ingin membuang waktu agar bisa segera sampai di Tyumen.
"Lalu, apa rencanamu setelah ini, nona Manda?" tanya Mishka sembari meneguk beer dingin dalam kaleng.
"Aku akan menetap di sini sementara waktu. Aku akan mengunjungi saudara lelakiku di Karasnodar jika sampai 3 hari ia tak kembali. Jangan cemas, aku tahu jalan ke sana," ucap Manda sembari meraih jus jeruk kemasannya.
Mishka tersenyum dan kembali makan. Selesai makan, Manda menunjukkan kamar dimana Mishka bisa beristirahat. Mishka sangat berterima kasih. Manda juga kembali ke kamar yang biasa ia pakai ketika berkunjung di sana. Ia menyempatkan mandi dimana tubuhnya sudah sangat lengket dan bau.
Selesai mandi, Manda berpakaian dan merebahkan tubuhnya di ranjang yang empuk itu. Ia mengambil ponsel yang sedari kemarin belum diaktifkan jaringan selulernya. Manda pun menyalakannya agar bisa menghubungi Roberto.
Manda tertegun, rentetan panggilan masuk dari nomor Antony sampai 375. Mata Manda terbelalak seketika, ia menelan ludah dan gemetaran. Banyak pesan masuk di ponsel itu. Bahkan bunyi notifikasi tak henti-hentinya berdering hingga salah satu pesan, menarik perhatiannya. Pesan dari Brian.
Manda langsung membuka pesan itu dan membaca isinya seksama. Senyum Manda merekah. Ia bahagia karena bayinya, Sia baik-baik saja dan sudah kembali ke rumah.
Tapi, ia mulai cemas karena Barbara kini tinggal bersama Adam. Ada sedikit rasa cemburu dimana ia masih berharap jika dialah yang berada di sana bukan Barbara. Brian juga menulis jika ada anak lain yang tinggal bersama Adam yakni Rio, anak Selly. Seketika Manda merasa sakit hati.
Manda diam sejenak dan menenangkan hatinya. Ia takut jika nomornya dilacak oleh Antony. Ia segera menelepon nomor Roberto, tapi tak diangkat. Manda mulai kesal.
Ia lalu mengirimkan pesan singkat pada Roberto yang mengatakan ia berada di Tyumen, rumah peristirahatan isterinya. Manda langsung mematikan kembali jaringan selulernya tanpa mematikan ponselnya.
Manda menghembuskan nafas panjang. Perasaannya campur aduk. Manda menarik selimut dan mulai bersiap untuk tidur. Sejenak ia teringat akan Antony.
"Apa tuan Tony mencariku? Apa dia mencemaskanku? Ah tidak mungkin. Aku 'kan hanya sekretarisnya. Aku hanya jaminan akan kerjasama bisnisnya dengan Barbara. Semua orang sama saja, tapi tidak dengan Mishka dan keluarganya. Mereka sangat baik. Semoga hidup mereka akan lebih baik setelah ini," ucap Manda lirih dan perlahan memejamkan mata. Manda tertidur.
Malam itu suasana sangat tenang dan damai. Jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan. Terdengar suara serangga bersahut-sahutan menyanyikan lagu penyambut malam yang dihiasi bulan dan bintang. Manda terbuai akan nyanyian alam dan tertidur pulas.
***
Tak terasa pagi sudah menjelang. Manda membuka matanya perlahan karena ia mendengar suara sayup-sayup di luar. Suara Mishka seperti sedang berbicara dengan seseorang.
Manda bingung, tapi seketika ia merasa bahwa saudaranya datang. Manda begitu senang. Ia segera merapikan rambut dan pakaiannya. Ia berlari keluar mendatangi Mishka yang sedang berdiri bersama seorang laki-laki. Senyum Manda mengembang dan spontan berteriak.
"Roberto?!"
Lelaki yang memunggungi Manda itu tertegun dan menoleh dengan wajah datar serta sorotan mata tajam. Manda terperanjat bahkan sampai mundur selangkah karena kaget.
Ia bukan Roberto, melainkan Antony, bosnya. Jantung Manda berdebar-debar seketika. Ia menatap Manda tajam tanpa berkedip. Mulut Manda menganga lebar bahkan suaranya tak keluar. Ia tercekik karena shock.
"Hallo. Ya, aku Roberto, saudara lelakimu," ucapnya tajam dengan seringai muncul di balik bibirnya.
Manda menelan ludah.
nd semua nya rekayasa kematian palsu yg di inginkan Manda 🤔🙄
sampqi sport jantung 👏👍😙
duh senangnya /Kiss/
sia diculik , Manda mw melahirkan
rumit semua Thor , mba lele yg bikin cerita Aq yg deg-deg'an
malah mabok nd ni na ni nu
sm PSK asia 😧😆