Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Perkelahian antara Ganes dan April langsung menjadi tontonan murid lainnya. Bermula dari satu orang murid yang hendak masuk menggunakan toilet, dan melihat kejadian itu, berakhir dengan banyak siswa berdiri di depan pintu toilet. Tanpa ada yang berniat melerai keduanya.
Bukan tanpa alasan, itu karena Ganes langsung menyalak, begitu ada yang hendak melerai. April pun demikian. Keduanya belum rela mengakhiri adu jambak, dan adu mulut.
"Lo emang sekolah ! Tapi mulutnya ketinggalan di rumah ! Setan ! ". Umpat Ganes, sambil menjambak, ditambah, Gadis itu berhasil menarik telinga April, yang membuat lawannya itu meringis kesakitan untuk kesekian kali nya.
"Sekolah bukannya belajar malah ngelont* !!! ". Teriak April tidak mau kalah dengan Ganes. April pun melakukan hal yang sama pada Ganes. Dia menjambak, dan berhasil menorehkan satu garis di pipi Ganes.
"Astagaa !! Minggir ! Berhenti Kalian berdua ! Ini sekolah, bukan ring pertandingan ! Bubar semua, bubar dan masuk ke kelas kalian !! ".
Sanjaya datang bersama dua orang guru, yang merupakan wali kelas kedua murid yang sedang adu kekuatan. Dia menghalau murid - muridnya yang malah menonton, bukannya melerai.
Mendengar suara Sanjaya, Ganes langsung melepaskan tangannya dari rambut April.
"Auchh !! ". April yang sudah tidak dijambak lagi oleh Ganes, masih bertahan. Dia masih tidak rela, Adik kelasnya itu menghinanya. April tersenyum puas saat Ganes kesakitan, karena jambakan terakhir yang Dia lakukan benar - benar sekuat tenaga.
"Ganes ! April ! Apa - apa an kalian berdua?! ".
Sanjaya hanya bisa menggeleng melihat kondisi kedua muridnya. Baju berantakan dan keluar dari rok, ditambah rambut yang berantakan seperti singa. Astaga !!
Ganes tidak berani menatap Sanjaya. Gadis itu hanya bisa meniup poni nya yang entah seperti apa rupa nya sekarang. Dan merapihkan seragamnya yang tadi sempat tersingkap karena ditarik April.
"Ikut Saya ke ruang BK ! ".
Sanjaya keluar dari ladies toilet, dengan wajah menahan amarah. Perintah Sanjaya agar murid - muridnya kembali ke kelas, rupanya tidak di indahkan, karena semua yang tadi menonton, masih bertahan di sana. Hanya mundur beberapa langkah saja.
Mereka masih penasaran dengan Ganes dan April, yang selama ini tidak pernah bersinggungan, namun tiba - tiba sudah adu kekuatan saja. Sahabat Ganes, yang empat itu pun ada di antara para penonton. Mereka datang saat Sanjaya sudah berada di toilet. Keempatnya sangat khawatir dengan Ganes. Gadis itu tidak pernah memiliki riwayat adu fisik dengan orang lain.
"La, Kamu yang sekelas kok bisa kecolongan sih? Itu liat Ganes kayak monster gitu rupanya ! Tadi kuliat ada darah juga di pipi ! ". Sasi meringis. Dia sangat khawatir pada sahabatnya itu.
"Aku nggak tau ! Tadi Dia dipanggil ke ruang BK. Gara - gara yang tadi pagi itu ! Dan ku pikir lagi dihukum ! ". Jawab Lala sama khawatirnya.
Dia tidak berpikir sejauh itu. Yah, siapa juga yang akan menduga kalau Ganes akan berkelahi dengan Kakak kelas Mereka? Yang kalau diingat - ingat, tidak pernah bercakap - cakap sama sekali.
Sasi, yang baru tahu siapa yang beradu jambak dengan Ganes, langsung berpikir tentang April yang waktu itu pernah berkomentar tidak senonoh di postingan Pak Wis.
'Apa Ganes ingat postingan itu? Terus langsung ngamuk? Masa gitu? '. Batin Gadis itu.
Sementara, Dua orang murid yang tadi berkelahi di ladies toilet, saat ini akan di sidang dihadapan Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Guru BK. Kedua orang tua murid itu diminta untuk datang hari ini juga. Tanpa alasan tidak dapat datang, atau Anak Mereka akan langsung dikeluarkan dari Sekolah.
April sudah menghubungi orang tua nya. Dan Gadis itu memutuskan untuk duduk sendiri di pojokan ruangan, sebelum orang tuanya hadir. Males jika harus berjejer dengan Ganes. Adik kelasnya itu juga duduk di pojokan. Pojok sisi yang lain tentu saja.
Sementara Ganes, Gadis itu bingung harus menghubungi menggunakan hape siapa. Sebab Dia tidak pernah membawa ponsel ke Sekolah. Biasanya Dia akan meminjam ponsel Lala untuk menghubungi Ayah atau Ibu.
"Hubungi Ayah sekarang ".
Ganes mendongak, dan melihat Sanjaya berdiri di depannya, sambil mengulurkan ponsel milik nya. Ganes menelan ludahnya yang terasa anyir. Sanjaya menatapnya tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Seperti setelan awal, saat Dia belum menjadi kekasihnya.
Ganes menerima ponsel itu, kemudian mulai membukanya. Begitu terbuka, Wallpaper ponsel Gurunya membuat Ganes melebarkan matanya. Itu foto dirinya saat di bukit bulan. Dia tidak tahu jika Sanjaya bisa memfotonya se-candid itu.
Hampir saja Ganes lupa apa tujuannya memegang ponsel milik Sanjaya. Beruntung, tangannya ingat apa fungsinya. Tangan itu menekan ikon bergambar gagang telpon, kemudian mencari nomor ponsel milik Ayah yang sangat Dia hapal di luar kepala.
Deringan pertama, Ayah langsung mengangkat panggilan.
"Halo, Anak Ayah yang ganteng.. Hehe". Suara Ayah dari seberang, membuat Ganes mendengus. Ternyata Ayahnya menikungnya dari belakang. Ayah punya anak lain selain dirinya.
"Ini Ganes, Ayaah..". Ucap Ganes, pelan. Ganes takut mengatakan ke Ayah. Seumur - umur, tidak pernah Dia membuat kedua orang tuanya dipanggil karena dirinya yang bertingkah di sekolah. Baru kali ini.
"Loh, Anak Ayah yang cantik rupanya. Kenapa?". Suara Ayah di seberang, terdengar seperti sedang menunggu informasi yang akan diberikan oleh Anaknya.
"Apa Ayah sedang tidak sibuk?". Tanya Ganes lagi. Lebih pelan dari sebelumnya.
"Ayah tidak sibuk jika untuk Anak Ayah, Ganes.. Langsung saja, atau Ayah langsung datang ke Sekolah?". Tanya Ayah, tidak sabar.
"Eh, Iya.. Ayah ke Sekolah ya.. Heheee ". Ganes terkekeh. Ayah nya sangat peka. Ganes yakin Ayahnya berkata datang ke sekolah tidak dengan pikiran buruk apapun. Pasti Ayah berpikir jika Dia ingin dijemput oleh dirinya, bukan dijemput sopir keluarga mereka.
"Berikan ke Saya ponselnya, Saya mau bicara sebentar !".
Ganes hendak berpamitan pada Ayah untuk menutup telepon, Namun Sanjaya lebih dulu mengambil ponsel yang bahkan masih menempel di telinga Ganes.
Sanjaya langsung keluar dari ruang BK, Guru itu memutuskan untuk berbicara dengan Ayah Ganes di luar ruangan saja.
Ganes melihat sekitarnya. Kepala Sekolah yang berbincang dengan wali kelasnya dan Wali kelas April. Dan April, lawan main nya barusan, yang duduk di pojokan. Ganes tersenyum sinis melihat senior nya itu.
Jujur, Ganes sangat deg - deg an sekarang. Biasanya Dia hanya akan mendapatkan hukuman dari Sanjaya saja, selaku Guru BK. Namun ini? Melibatkan Kepala Sekolah, Wali Kelas, bahkan Orang tua. Ganes jadi sedikit menyesal tadi sudah tersulut emosi. Harusnya Dia tadi tidak usah meladeni April. Tapi sekarang, Nasi sudah menjadi bubur. Mau menyesal juga buat apa?
Sanjaya yang sudah selesai berbicara dengan Ayah Ganes, kembali masuk ke ruang BK. Dia menghampiri Ganes yang sedang duduk diam di pojokan.
Sanjaya memberikan sebuah plester luka kepada Ganes. Tadi Dia sempat masuk ke ruang guru, dan mengambil plester luka yang biasa disediakannya di laci meja kerja nya.
"Tutupi luka itu ! ". Perintah Sanjaya, sebelum kemudian berjalan menuju tempat Kepala Sekolah dan dua orang rekannya.
.
.
.
Bersambung.
#Masih edisi Ganes berkelahi ya 😂