NovelToon NovelToon
Ella Dan Emma

Ella Dan Emma

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

"Ampuun! "

Ctass! 

Ctass! 

Arrghhh!

"To-tolong berhenti, ampun!"

"Ampun katamu? Hah! Katakan dulu siapa yang menyuruh mu untuk menculik ketua kami! " Kata Agam marah. Urat urat di tangannya tergambar dengan jelas, tatapan tajam nya menghunus tajam lurus kepada pria gendut yang sudah diambang kematian itu

"Aku tidak mengenali nya, " Jawab pria gendut itu Dengan nafas yang berat

"Bohong! Bagaimana mungkin kau tidak mengenali orang yang sudah membayar mu! " Kata Agam semakin kesal

Pria gendut itu menganggukan kepala dengan cepat. "Saya tidak berbohong, anak muda. Saya hanya menerima dari sambungan telepon saja, " Katanya jujur

Memang waktu itu dirinya hanya menerima panggilan telepon saja. Dan orang nya menelpon nya langsung menyuruh nya untuk menculik Emma. Setelah orang itu mengirim foto Emma serta tanda bukti transfer dengan nominal yang begitu besar, membuatnya buta dan tanpa pikir panjang melaksanakan perintah itu.

Al hasil, inilah yang ia dapatkan dari semuanya. Ia memang ceroboh karena langsung menyetujui nya begutu saja, tanpa mencari tahu latar belakang orang yang akan ia culik. Menyesal? Tentu saja, tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi dan dia hanya bisa menerima semua ganjaran nya dengan pasrah

"Argh! Percuma saja kalau begitu. Mati lah kau! " Teriak Agam mulai frustasi

Sring!

Tanpa pikir panjang lagi, Agam langsung saja memenggal kepala pria gendut itu dengan katana yang ia pegang.

Sudah sedari tadi ia mengeksekusi pria gendut itu, tapi tak satupun ada petunjuk yang keluar dari mulut pria itu, Agam yang memang memiliki kesabaran setipis tissu yang dibelah tujuh itu langsung murka dan memutuskan kepala pria itu.

"Kenapa lo putuskan kepalanya? " Tanya Aidan yang baru masuk keruangan

Agam menoleh dan menatap Aidan yang berada diambang pintu. "Tak ada gunanya berurusan berlama lama dengan pria gendut itu. Sudah setengah jam gue siksa dia, tapi tak satupun ada petunjuk yang keluar dari mulut busuknya itu." Dengus Agam kesal

Ia berjalan menuju kursi dan mendudukkan bokongnya disana. Ia melepaskan sarung tangan hitam yang sedari tadi ia gunakan, dengan kasar ia melemparkan sarung tangan itu ke tong sampah disana.

Agam menatap Aidan yang berjalan mendekati pria gendut itu, dengan santai ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, lalu menghidupkan sebatang rokok itu dan menghisapnya secara perlahan.

"Memangnya dia berkata apa? " Kata Aidan yang berjalan mendekati Agam.  Tak lupa tangan nya membawa satu buah dompet dan juga ponsel milik pria itu

Agam hanya menatap nya saja. "Dia bilang nggak tahu siapa yang udah nyuruh dia. Karena orang itu hanya memberi tahu kan melalui sambungan telpon. " Sahut Agam acuh tak acuh

"Hanya itu? " Ucap Aidan ikut duduk bersama Agam

"Hmm, " Agam hanya berdeham saja membuat Aidan tak lagi bertanya.

Kini ia fokus dengan ponsel dan dompet pria itu. "Wicaksono, umur 45 tahun tinggal di jakarta pusat. " Kata Aidan membaca identitas di KTP milik pria gendut itu

Kemudian ia menyingkirkan nya ketepi dan membuka ponsel milik pria itu yang ternyata tidak terkunci. Agam hanya cuek saja, ia memilih diam dan abai akan dengan yang Aidan lakukan.

"Dia mengatakan jika ia dapat perintah melalui telpon? " Kata Aidan kepada Agam

"Iyaa, " Sahut Agam

Aidan lalu memeriksa ponsel milik Wicaksono dan melihat panggilan terakhir. Ada banyak disana, namun ia mencari dengan tanggal dan jam terakhir yang sama dengan kejadian Emma diculik.

Ghotca! 

"Lacak nomor ini Gam, gue yakin ini nomor orang yang sudah memerintahnya. " Kata Aidan menyodorkan ponsel itu kepada Agam

Sontak hal itu membuat Agam menegakkan punggung nya dan mengambil alih ponsel itu. "Ck sialan! Kalau tahu akan semudah ini, gue nggak perlu repot repot nyiksa dia. " Dengus Agam yang merasa kecewa

Bagaimana tidak. Dirinya sudah semangat ingin menyiksa tikus kecil itu, justru malah tidak ada hasil sama sekali membuat ia marah dan mendesah kecewa.

Aidan menatap remeh Agam dengan pandangan mencemooh membuat Agam melotot tak Terima. "Apa lo! " Katanya

"Makanya lain kali gunakan otak dulu, jangan emosi yang di dulukan," Sinis Aidan membuat Agam mendengus

"Sewot amat lo! " Katanya ketus

"Gimana nggak sewot, orang dimana mana itu dengan kepala dingin, bukan dengan emosi. Sia sia kan, tenaga lo. " Kata Aidan dengan tertawa kecil

"Kebanyakan bacot lo. Awas, gue mau lacak ini nomor. " Kata Agam bangkit dari duduknya

Aidan hanya terkekeh saja melihat Agam bertingkah seperti itu. Memang bukan hal yang lumrah melihat perangai Agam yang selalu mendahulukan emosi.

Aidan pun langsung membersihkan tubuh pria itu dan akan ia berikan kepada hewan berbulu peliharaan Emma. Meninggalkan Aidan, kembali ke Agam yang saat ini berjalan dengan wajah yang ditekuk.

"Kenapa tu muka? Kusut amat? Kolor hello kitty lo hilang lagi bang? " Kata Litha bercanda

Kebetulan Litha juga lewat dan hendak menuju ruang eksekusi menemani Aidan, baru saja Aidan mengiriminya pesan untuk membantu membawa tubuh pria itu ke kandang milik Leon dan Mochi

"Sembarangan aja lo. Nih gue pake. Mau liat, " Tantang Agam menunjukkan celananya

"Sorry to say, nggak minat. " Ucap nya kemudian langsung ngacir begitu saja.

Agam hanya menggeleng kemudian berlalu menuju kamar miliknya berada.

***

"Gimana keadaan kamu sekarang? " Tanya Gustaf kepada Emma yang terbaring diatas berangkar rumah sakit.

Hari ini Gustaf baru saja pulang dari luar kota, dan terkejut mendapatkan kabar jika Emma masuk rumah sakit kata asisten rumah tangga nya. Gustaf yang khawatir dengan keadaan Emma pun tanpa pikir panjang langsung pergi tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.

"Emma baik, pa. " Kata Emma.  Masih dengan nada datar nya tapi Gustaf tak mempermasalahkan hak tersebut

Ingin berbicara dengan nya saja sudah Gustaf syukuri ketimbang sebelum sebelum nya

"Udah makan? " Kata Gustaf lagi yang membuat Emma menggeleng

"Belum, tadi cuma makan buah aja. " Jawabnya yang membuat Gustaf paham

"Tunggu disini dulu, papa mau kekantin beli makanan. " Ujarnya mengusap pelan puncak kepala Emma

"Iya pa, " Setelah nya Gustaf bangkit dan beranjak keluar dari ruangan putrinya dirawat

Saat hendak membuka pintu, tiba tiba saja seseorang masuk membuat Gustaf mematung untuk sesaat.

"Maaf sudah main masuk begitu saja. " Ucap pria itu kepada Gustaf

Gustaf menatap heran kepada pria itu dan kemudian menatap Emma kembali. "Dia bang Gavin pa, teman ku. " Ucap Emma yang paham dengan raut bingung Gustaf

"Ohh iyaa. " Ucap Gustaf setelah sadar

Gavin berjalan mendekati Gustaf lalu menyalami tangan pria itu. "Gavin om, " Kata Gavin sopan

Gustaf tersenyum "baiklah. Papa tinggal sebentar, " Ucap Gustaf tersenyum ramah

Saat hendak melangkahkan kakinya. Suara Gavin terdengar. "Mau kemana om? " Kata Gavin membuat Gustaf kembali menatap nya

"Kekantin, kebetulan om belum makan siang begitu pun dengan Emma. " Jawab Gustaf

"Ohh, kebetulan saya bawa makanan om. Gimana kalau kita makan bersama saja. " Jawab Gavin sambil menunjukkan bawaannya

"Ah, yasudah kalau begitu. " Jawab Gustaf sedikit tidak enak.

Entah kenapa dia merasa sedikit canggung berhadapan dengan Gavin. Aura yang Gavin keluar kan jauh berbeda dengan wajah yang ia tampilkan. Wajahnya memang terlihat ramah tapi tidak dengan aura yang dimiliki Gavin.

Gabin seolah mengeluarkan aura dingin yang membuat Gustaf sedikit canggung dan sulit untuk bernafas.

"Ini makanan mu dek. Abang udah belikan makanan kesukaan kamu, " Ucap Gavin sembari membantu Emma duduk.

"Makasih bang, " Jawab Emma membuat Gavin tersenyum

Gavin dengan telaten membuka semua makanan yang ia bawa, lalu menyuapi Emma dengan sesekali menyuapi dirinya juga. Semua yang dilakukan oleh Gavin tak lepas dari pandangan mata Gustaf.

Gustaf merasa Gavin jauh lebih akrab ketimbang dirinya dengan Emma. Bahkan Gavin sendiri tahu apa makanan yang Emma suka, sementara dirinya tidak sama sekali. Selain itu Emma juga terlihat welcome dan begitu ramah terhadap Gavin. Emma bahkan juga menampilkan senyum manis miliknya membuat Gustaf sedikit merasa iri dengan kedekatan mereka berdua.

 'Siapa sebenarnya pria itu nak, kenapa kamu begitu dekat dengannya ketimbang papa? Bahkan melihat kamu tersenyum tulus seperti itu padanya membuat papa iri dan sakit hati melihatnya. Papa macam apa aku ini, selama ini aku tidak pernah melihat senyum putri ku sendiri. Bahkan  aku sendiri juga tidak tahu apa makanan yang putriku suka dan tidak kau sukai nak. Maafkan papa, ' lirih Gustaf didalam hati.

Sangking fokusnya melamun, Gustaf tidak sadar jika sedari tadi Emma dan Gavin memanggilnya

"Om Gustaf? " Panggil Gavin sambil menyentuh pundaknya

Gustaf tersentak. "Ah iya, ada apa? " Kata Gustaf menatap Gavin yang berdiri di samping nya

Ia terkejut mendapati Gavin yang berdiri disampingnya. Padahal tadi gabin berada di dekat Emma. "Kenapa melamun?  Sedari tadi saya memangil om. " Kata Gavin

"Maafkan saya, ada apa? " Ulangnya kembali

"Ini makanan om, makan lah. Keburu dingin nggak enak lagi nanti om, " Kata Gavin menyodorkan makanan membuat Gustaf menatap Emma. Melihat Emma yang mengangguk pelan membuat Gustaf menerima nya

"Baiklah, Terima kasih. Ayo kita makan bersama. " Katanya berusaha mencairkan suasana canggung yang ia buat sendiri

1
Suryati Mukamad
vion yang hamidun ella
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!