NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Dinda tidak menyangka kalau pernikahannya bakal kandas ditengah jalan. Sekian lama Adinda sudah putus kontak sejak dirinya mengalami insiden yang mengakibatkan harus menjalani perawatan yang cukup lama. Hingga pada akhirnya, saat suaminya pulang, rupanya diceraikan oleh suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9 Ucapan yang begitu menyakitkan

Kemudian, Vikto mengajak Adinda untuk sarapan pagi. Sementara Mbak Tia memilih sarapan bersama para asisten lainnya di dapur. Saat Vikto mendorong kursi roda Adinda keluar dari kamar, langkah mereka terhenti karena melihat Oma Hela yang baru saja keluar dari kamarnya.

“Waaah, kalian sudah rapi rupanya. Selamat pagi, Nak Dinda,” sapa Oma Hela ramah sambil tersenyum.

“Pagi juga, Oma,” balas Adinda sopan, berusaha tersenyum meski sedikit gugup.

Tak lama, dari arah koridor muncul Tuan Abdi dan istrinya, Nyonya Wirna. Begitu melihat Adinda, keduanya hanya berpandangan singkat tanpa sepatah kata pun. Nyonya Wirna bahkan hanya melengos, lalu berjalan menuju ruang makan bersama suaminya dan putrinya.

Adinda sempat membuka mulut untuk menyapa, namun urung melakukannya. Ia menunduk, hatinya terasa sedikit nyeri.

Melihat itu, Vikto menepuk pelan bahunya. “Ayo, Dinda, kita sarapan dulu,” ucapnya lembut.

Adinda hanya mengangguk pelan.

Oma Hela yang melihat suasana canggung itu langsung menimpali dengan nada tegas namun hangat.

“Kamu gak perlu canggung, Nak. Di rumah ini, Nenek yang paling berkuasa. Kalau ada yang berani macam-macam sama kamu, biar Oma yang hadapi. Termasuk si Vikto ini, ya! Bilang aja kalau dia berani menindas kamu.”

Vikto langsung terkekeh pelan. “Oma ini suka banget berprasangka sama Vikto. Mana mungkin Vikto bakal nindas Dinda. Yang ada, malah Oma yang sering nindas Vikto.”

Oma Hela sontak melotot, membuat Vikto langsung pura-pura takut sambil mengangkat kedua tangannya.

“Iya, Oma, iya... ampun. Vikto gak akan bikin Oma kesal lagi, janji!”

Oma mendengus kecil, lalu tersenyum puas. “Nah, begitu dong. Tuh, lihat, Nak. Selain kamu, Oma juga bisa bikin Vikto nurut.”

Adinda tersenyum tipis, hatinya sedikit hangat. “Makasih ya, Oma,” ucapnya lirih.

“Ya sudah, yuk, kita sarapan bareng. Jangan sampai makanannya keburu dingin,” ajak Oma dengan lembut.

Vikto hanya menggeleng kecil sambil tersenyum melihat keduanya. Pagi itu terasa sedikit lebih cerah bagi Adinda. Setidaknya, masih ada seseorang yang benar-benar menerimanya di rumah itu.

Di ruang makan, aroma roti panggang dan kopi hitam memenuhi udara. Meja panjang sudah tertata rapi dengan berbagai hidangan: bubur ayam, telur setengah matang, dan segelas susu.

Oma Hela mempersilakan Adinda duduk di sebelahnya, sementara Vikto mengambil tempat di sisi berhadapan.

Namun, sejak awal, suasana meja makan itu sudah terasa kaku. Tuan Abdi hanya sibuk membaca koran pagi, sementara Nyonya Wirna diam, menyendok makanan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Adinda.

“Silakan makan, Nak Dinda. Jangan sungkan, ya. Makan yang banyak biar cepat sembuh,” ucap Oma Hela ramah sambil menaruh lauk ke piring Adinda.

“Makasih, Oma,” jawab Adinda lirih, mencoba menutupi rasa canggungnya.

Namun saat Adinda mulai menyuap makanan, Nyonya Wirna mendengus pelan, cukup keras untuk didengar semua orang.

“Orang luar saja sekarang ikut makan di meja keluarga…” gumamnya pelan tapi tajam.

Vikto spontan meletakkan sendoknya. “Mah, cukup! Jangan bicara seperti itu di depan Adinda.”

“Kenapa? Mama cuma bicara kenyataan. Rumah ini bukan penampungan,” balas Nyonya Wirna dingin tanpa menatap putranya.

Suasana mendadak hening. Adinda menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya menggenggam sendok dengan gemetar.

“Oma…” ucap Vikto, menahan diri agar tidak meninggikan suara.

Namun Oma Hela sudah lebih dulu menegakkan tubuhnya. Tatapan tajamnya langsung mengarah pada menantunya.

“Wirna, jaga bicaramu. Adinda tamu Oma, dan dia sudah seperti cucu Oma sendiri. Kalau kamu tidak suka, makanlah di kamarmu!”

Nyonya Wirna terdiam, wajahnya menegang.

“Sudahlah, Ma,” potong Tuan Abdi, mencoba menengahi. “Kita tidak perlu memperpanjang hal ini.”

“Tapi Papa—”

“Cukup, Wirna.” Nada Tuan Abdi kali ini tegas, membuat istrinya bungkam.

Oma Hela lalu menepuk lembut tangan Adinda. “Jangan dengarkan mereka, Nak. Orang tua kalau sudah keras kepala, memang susah dilunakkan. Kamu makan aja yang enak, ya.”

Adinda mengangguk pelan, suaranya bergetar. “Terima kasih, Oma… Maaf kalau kedatangan Adinda bikin suasana jadi seperti ini.”

Vikto menatap Adinda dengan iba. “Kamu gak salah apa-apa, Dinda. Justru aku yang minta maaf karena belum bisa membuat mereka mengerti.”

Oma Hela tersenyum tipis, berusaha mencairkan suasana. “Sudah, kalian berdua makan dulu. Urusan hati orang tua, biar Oma yang urus. Oma belum pensiun dari urusan rumah tangga.”

Ucapan itu membuat Adinda sedikit tersenyum. Meski suasana masih terasa kaku, setidaknya di meja itu masih ada kasih yang tulus, dari seorang nenek yang menjadi satu-satunya pelindungnya di rumah besar itu selain Vikto.

Setelah sarapan usai, satu per satu anggota keluarga meninggalkan meja makan.

Tuan Abdi menuju ruang kerja, Nyonya Wirna berjalan cepat menuju kamar, dan hanya tersisa Oma Hela yang masih berbicara ringan dengan asisten rumah tangga.

Adinda menunduk, kedua tangannya saling menggenggam di pangkuan. Wajahnya tampak pucat dan sendu.

Sejak ucapan tajam Nyonya Wirna tadi, hatinya terasa sesak, seolah keberadaannya memang tidak pernah diinginkan.

Vikto yang memperhatikannya dari tadi, berdiri lalu menghampiri. Ia berjongkok di depan kursi roda Adinda.

“Dinda,” panggilnya lembut.

Adinda menatapnya sekilas, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. Matanya mulai berkaca-kaca.

“Kamu kenapa? masalah Mamaku tadi ya?” tanya Vikto lirih.

“Gak apa-apa,” jawabnya pelan, berusaha menahan isak. Tapi suaranya bergetar. “Aku cuma kepikiran ucapan Mama kamu tadi. Mungkin memang benar aku gak pantas di sini. Aku cuma merepotkan semua orang.”

Vikto menarik napas panjang, lalu menggenggam tangan Adinda.

“Jangan ngomong begitu, Dinda. Kamu gak merepotkan siapa pun. Kamu di sini karena aku yang minta kamu untuk tetap tinggal. Kamu tidak perlu menanggapi Mamaku atau Diva, juga Papaku.”

Adinda menggeleng pelan. Air matanya akhirnya jatuh.

“Gak, Kak… Aku cuma beban. Aku gak bisa apa-apa. Jalan aja belum bisa normal. Aku cuma nyusahin Kakak, dan bikin Kakak bertengkar sama kedua orang tua Kakak.”

Vikto menatapnya lama, matanya sendu tapi tegas.

“Kamu bukan beban, Dinda. Justru… kamu itu adalah tanggung jawabku.”

Adinda tersentak, menatapnya dengan mata berair.

Vikto melanjutkan, suaranya dalam dan penuh ketulusan.

“Selama ini aku hidup buat nurutin kehendak mereka. Tapi soal kamu, aku sadar, aku juga punya hak buat nentuin siapa yang mau aku lindungi dan aku bahagiakan.”

“Kak Vikto…” suara Adinda bergetar, tak tahu harus berkata apa. "Aku bukan siapa-siapanya Kak, adik kandung aja bukan."

Vikto tersenyum kecil, lalu mengusap air mata di pipinya.

“Udah ya, jangan nangis lagi. Kalau kamu terus sedih, Kakak juga ikut sakit hati.”

Adinda menunduk, menatap tangan Vikto yang masih menggenggam jemarinya erat. Untuk pertama kalinya sejak perceraian pahit itu, ia merasa sedikit tenang, karena seseorang benar-benar peduli padanya tanpa syarat.

Dari kejauhan, Oma Hela memperhatikan mereka berdua. Ia tersenyum tipis sambil berbisik pada dirinya sendiri,

“Cinta sejati memang kadang tumbuh di tempat yang tak terduga… semoga kalian kuat menghadapi badai ini.”

1
Qaisaa Nazarudin
Noh yang lain,Denger gak tuh pesen Oma ke Dinda..Buka telinga kalian lebar2...
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah,ku pikir Oma manggil Dinda nyuruh dia ninggalin Vikto..
Apa keluarga nya Percaya dengan omongan Dinda nanti tentang wasiat Oma,Takutnya menuduh Dinda mengada2..Harusnya 2 orang yg masuk sebagai saksi..
Qaisaa Nazarudin
Selalu ALASAN ini yg digunakan untuk memaksa anak2 MENIKAH, Dengan cara begini anak2 gak bisa MENOLAK..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Baru juga Vikto dan Dinda menemukan BAHAGIA, udah ada aja hambatan nya..kasian banget Dinda..
Qaisaa Nazarudin
Ialah dia PERGI dia udah diceraikan,ngapain lagi dirumah ini..Riko juga udah gila Talak kayaknya,Sebelum Cerai kenapa gak diselidiki dulu kebenaran nya,main Percaya gitu aja omongan mereka, Sekarang kamu yg kayak orang SEWEL,Kalo ketemu juga Dinda udah MILIK orang lain,Rasain kamu..😠😠😠
Uba Muhammad Al-varo
Riko oh Riko..... penyesalan terdalammu udah terlambat dan kau Vikto jagalah selalu Adinda.
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja Adinda baik' saja dan kabar yang terjadi pada tuan Abdi tidak mempengaruhi pernikahannya Adinda dan Vikto
Uba Muhammad Al-varo
Vikto udah cinta dan sayang ke Adinda ternyata udah lama 😉😊
Uba Muhammad Al-varo
nggak salah kok kalian berdua tidur berpelukan,Vikto dan Adinda kan udah resmi menikah 🙂🙂🙂
Uba Muhammad Al-varo
semoga ini awal kebahagiaannya Adinda dan Vikto
Anjana: Semoga ya kak, kasihan menderita terus😭
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
jadi kalau seumpamanya Riko menemukan Adinda, Riko tidak bisa membawa pulang Adinda karena Adinda sudah menikah dengan Vikto.
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Vikto dan adinda menikah 🙏
Uba Muhammad Al-varo
karena sering bertemu antara Adinda dan Vikto akhirnya benih cinta tumbuh diantara kedua nya
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda sembuh kembali dan mendapatkan kerja, buktikan ke keluarga nya Riko,kamu bisa sukses dan berhasil menjalani hidup
Uba Muhammad Al-varo
semoga cintanya Vikto diterima oleh Adinda dan mereka segera menikah
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda bertemu dengan Vikto semoga ini juga awal kehidupan nya Adinda lebih baik lagi
Uba Muhammad Al-varo
Adinda....😭🤧😭🤧😭🤧 semoga kamu mendapatkan kebahagiaan ditempat baru
Uba Muhammad Al-varo
semangat sembuh Adinda,kamu pasti bisa melewati ujian sakit ini💪💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
benar Oma Hela kalau cinta sejati memang harus diuji dengan badai yang besar demi bisa bertahan
Uba Muhammad Al-varo
benar omongan mu mbak Tia,Vikto itu ada rasa sama Adinda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!