"Nala katakan pada bibi siapa ayahnya?" bagai disambar petir bagi Nala saat suara wanita paruh baya itu terdengar "maksud bibi apa?" tanya Nala dengan menenangkan hatinya yg bergemuruh "katakan pada bibi Nala !! siapa ayah bayi itu?" lagi - lagi bibi Wati bertanya dengan nada sedikit meninggi. "ini milikmu kan?" imbuhnya sambil memperlihatkan sebuah tespeck bergaris 2 merah yang menandakan hasil positif, Nala yang melihat tespeck itu membulatkan matanya kemudian menghela nafas. "iya bi itu milik Nala" ucapnya sambil menahan air mata dan suara sedikit bergetar menahan tangis "jala**!! tidak bibi sangka dirimu serendah itu Nala" jawab bi Wati dengan mata berlinang air mata "katakan padaku siapa ayah dari bayi itu?" tanya bi Wati sekali lagi. nala menghembuskan nafas berat kemudian bibirnya mulai terbuka "ayahnya adalah" baca kelanjutan ceritanya langsung ya teman - teman happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyataan yg mengejutkan
Nala dan Gavin melotot terkejut, bodohnya Gavin dia tidak mengecek terleih dahulu nama dokter kandungan yang berada di Rumah sakit ibu dan anak mitra medika ini "selamat pagi dok" sapa Nala kembali sedangkan Gavin tidak menyahuti tetap diam.
"Kau masih sama seperti yang dulu ya, dingin tak tersentuh" Ucap Dokter Ana kembali dan Nala hanya diam melihat dokter itu terkekeh kecil "ku kira kau gay karna tidak pernah menggandeng seorang wanita ternyata kau sudah beristri sekarang" ucap dokter Ana kembali.
"Huuuft apa pantas seorang dokter mengatakan hal demikian kepada keluarga pasiennya ?" sindir Gavin membuat dokter Ana tersenyum kecut, di dala hati dokter Ana mengatakan bahwa Gavin masih tetap Gavin yang dulu.
"Silakan bu Nala saya periksa dulu" Nala berjalan kearah tempat tidur yang berada tak jauh dari tempat duduk dokter Ana, Nala mulai berbaring dibantu oleh asisten dokter Ana.
Cairan dingin itu menyentuh kulit perutnya dan tak lama alat USG mulai berjalan diatas perutnya "Nah ini bu Nala, dia masih sangat kecil dan semuanya bagus aman hanya saja detak jantungnya belum terdengar mungkin sekitar seminggu lagi sudah bisa terdengar" Nala hanya tersenyum menanggapi ucapan dokter Ana.
Asisten dokter Ana menolong Nala untuk duduk dan membersihkan perut Nala dari gel yang dipakai untuk USG tersebut "terima kasih" ucap Nala pelan membuat Asisten dokter Ana tersenyum mengangguk.
Nala dan Gavin saat ini sudah duduk bersama didepan meja dokter Ana "Usia kandungannya baru 6 minggu vin dan bu Nala tidak boleh setres atau kelelahan itu akan berpengaruh pada perkembangan janin yang ada di dalam perutnya.
Nala hanya diam menyimak dan Gavin pun sama "Akan aku resepkan vitamin untuk penunjang pertumbuhan serta perkembangan bayi kalian ya" Nala mengangguk sambil menerima foto hasil USG bayi mereka.
"Terima kasih" ucap Gavin kemudian berdiri diikuti oleh Nala "terima kasih dok" ucap Nala seraya menundukkan kepala sopan, di sambut oleh dokter Ana senyuman yang ramah.
"Besok aku ingin periksa disini saja lagi dokternya ramah" ucap Nala ketika berada di dalam mobil, mereka saat ini sudah dalam perjalanan pulang.
"Tidak bisa kita akan pindah ke singapur minggu ini" jawaban Gavin membuat Nala membelalakkan matanya terkejut "APA ?" tanpa dapat dikontrol rasa keterkejutan Nala membuatnya berteriak.
Gavin yang mendengar Nala berteriak disampingnya langsung menepikan mobil dan menatap Nala "Kenapa ?, aku belum bisa menikahimu dalam waktu dekat ini" ucap Gavin membuat Nala kembali kecewa.
"Jika kita tidak pindah dan menjauh dari rumah mama dan papa pasti akan megetahui kehamilanmu jadi lebih baik kita pindah ke singapur dan aku akan bekerja di salah satu rumah sakit milik keluargaku disana"
Lagi - lagi Nala seperti menelan pil pahit membuatnya sangat sakit ditenggorokkan menahan tangis dan kesal "Memangnya kenapa semua orang tidak boleh tau tentang aku dan anak ini" gumam batin Nala "apa dia malu telah menghamiliku yang hanya seorang pembantu dirumahnya ?" jerit bagin Nala kembali.
Nala hanya diam menatap Gavin dengan pandangan terluka, didalam mata Nala ada kekecewaan yang dalam kepada Gavin hanya saja Nala tidak berani mengungkapkan.
Memangnya dia siapa, Nala hanya seorang pembantu dan Nala hanya seorang anak yang tidak jelas identitasnya termasuk orang tuanya. sedangkan Gavin ? Gavin tuan muda dari keluarga Alvaro tentunya sangat tidak pantas bersanding dengan Nala.
"Kita akan berangkat nanti malam, aku sudah bertanya tadi kepada Ana untuk keamananmu dala penerbangan nanti malam saat kau mengantri obat dan Ana mengatakan kau aman dan bisa terbang malam ini" Jelas Gavin sekali lagi.