Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.
Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.
Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.
Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Meski sangat lapar sekalipun, tidak mungkin ia mengeluarkan binatang berukuran besar dari cincin ruangnya. Jika tidak, akan menjadi mencurigakan. Dan membuat orang tidak percaya lagi padanya.
"Setelah kamu mengatakan itu, aku jadi merasa lapar. Kebetulan kita memiliki makanan. Kalau kamu lapar, aku sudah memasak satu binatang besar ini."
Zhuo Yining mengeluarkan satu binatang buas yang telah dimasak. Itu adalah satu rusa berukuran besar. Meski tidak utuh karena ada bagian yang telah dipotong, bentuknya masih rusa.
Zhuo Ming menjelaskan, "Aku telah mengeluarkan kotoran dan rambut pada binatang ini. Jadi, aman untuk dimakan. Ini juga sudah matang, telah dibakar sebelum kami ke reruntuhan ini."
Chu Zhan mengeluarkan pisau dan memotong bagian tubuh rusa besar tersebut. Ia langsung menyantap daging tersebut tanpa ragu. Meski rasanya kurang, untuk mempertahankan hidup, hanya bisa makan.
"Aku tidak bisa memasak yang sepertimu. Jadi aku hanya memberikan garam dan beberapa bumbu." Zhuo Yining juga telah berusaha memasaknya. Ia dibantu oleh kakaknya untuk membakar daging binatang itu.
Setelah perut terisi hingga kenyang, mereka pun melanjutkan perjalanan. Sedari tadi mereka tidak menyadari adanya sapu yang terus dipegang oleh Chu Zhan. Bentuk sapu itu terlihat bagus dan ada kepala naga di pangkalnya.
"Sapu ini terlihat tidak biasa. Hmm, dari mana anak ini menemukan sapu seperti itu? Apakah aku melewatkan sesuatu?" Xiang Liu merasa aneh dengan tampilan sapu yang dibawa Chu Zhan. Namun tidak bisa bertanya padanya secara langsung.
Karena tidak bisa mengatakan sendiri, Zhuo Ming menjadi perantara. Ia bertanya, "Dari mana kamu menemukan sapu itu? Sepertinya bukan sapu biasa."
Zhuo Yining juga baru menyadarinya. Ketika mereka bertemu kembali, ia bahkan tidak peduli dengan sapu tersebut. Namun setelah mereka berjalan lama, baru sadar, Chu Zhan telah membawa sapu.
"Hahaha ... ini hanya sapu yang kutemukan di bagian luar. Sepertinya ditinggalkan oleh pelayan yang dulu bekerja di sekte di reruntuhan ini. Ini tidak seperti sapu biasanya. Maka aku beri nama, Sapu Pembunuh Naga."
Mendengar nama tersebut, mereka bertiga tertawa kecil. Tidak tahu mengapa nama itu terdengar ambigu. Dari cerita zaman dahulu, mana ada sebuah sapu yang dapat membunuh naga. Namun karena berada di pihak mereka, mereka tidak akan menghina.
"Itu hanya sekedar nama saja. Meskipun kurasa sapu itu bukan sapu biasa. Mungkin memiliki sesuatu yang luar biasa. Kalau bisa digunakan untuk memukul, itu juga bagus. Kualitas sapunya juga, terlihat tidak mudah patah."
Xiang Liu mengamati sapu yang dipegang Chu Zhan. Semakin mengamati, ia merasakan adanya fluktuasi energi di dalam sapu tersebut. Ia tidak yakin apa itu. Namun ia akan tahu nanti, setelah Chu Zhan mengembangkan potensinya.
"Aku sudah menemukan jalan pintas untuk menuju ke tempat rahasia. Kita pergi ke bagian kanan. Lalu kita akan melihat tulisan kuno di sana." Xiang Liu menunjuk jalan pada Zhuo Ming.
***
Di tempat lain, para praktisi dari berbagai keluarga besar sedang menelusuri reruntuhan. Mereka memiliki kesepakatan untuk bekerja sama dan berjalan bersama. Nantinya mereka juga akan membagi harta sesuai dengan kontribusi.
Namun, tidak semua kultivator memiliki niat baik. Beberapa dari mereka memiliki rencana untuk mengkhianati dan mengambil harta karun untuk diri sendiri. Mereka bersembunyi di balik topeng persahabatan dan kerja sama, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Ketika para kultivator melanjutkan perjalanan, mereka menemukan berbagai ruangan yang dipenuhi dengan harta kualitas rendah. Mereka juga menemukan beberapa petunjuk yang dapat membantu mereka mencapai harta karun yang tersembunyi di dalam sekte kuno.
"Aku rasa aku menemukan petunjuk yang penting," kata seorang kultivator dari Keluarga Ling. "Petunjuk ini dapat membantu kita mencapai harta karun yang tersembunyi di dalam sekte kuno ini."
Ketika melihat tulisan itu, ia dapat membaca dengan cermat. Lalu menjelaskan pada semua orang. Bahkan harta-harta yang mereka cari berada di sudut ruangan paling dalam. Jadi, mereka harus menemukannya sendiri, dengan petunjuk-petunjuk yang tersembunyi.
"Tapi, apa artinya?" tanya seorang kultivator dari Sekte Wufeng. "Kita harus memecahkan teka-teki ini jika ingin mencapai harta karun."
Mereka menemukan beberapa tulisan kuno. Yang berisi tentang sekte lama yang kini hanya tersisa reruntuhan. Di Gunung Zheng, memang memiliki hal-hal yang paling misterius.
Di bagian luar reruntuhan, ada berbagai binatang buas, bahkan binatang magis. Juga terdapat banyak batu spiritual. Namun ketika masuk ke dalam reruntuhan, tidak melihat batu spiritualmu satupun. Bahkan mereka tidak menemukan harta yang memiliki nilai tinggi.
Para kultivator terus melanjutkan perjalanan mereka, menghadapi berbagai tantangan dan bahaya yang tersembunyi di dalam sekte kuno. Mereka harus menggunakan semua kemampuan dan kecerdasan mereka untuk mencapai harta karun yang tersembunyi di dalam sekte kuno.
Leng Ziushan, tuan muda keluarga Leng, memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengan tiga penjaga yang berada di Ranah Ksatria tahap lima, mereka menjadi kekuatan yang tidak dapat diabaikan.
Dengan sikapnya yang arogan dan membunuh siapa saja yang berkonflik dengannya. Sehingga mereka juga ditakuti oleh para praktisi muda lainnya.
Leng Ziushan sendiri memiliki kemampuan yang luar biasa, dengan kekuatan spiritual yang kuat dan kemampuan bertarung yang handal. Tiga penjaga yang berada di Ranah Ksatria tahap lima juga memiliki kekuatan yang luar biasa, dengan kemampuan bertarung yang sangat baik dan kekuatan spiritual yang kuat.
Dengan kekuatan seperti itu, Keluarga Leng menjadi salah satu kekuatan yang paling kuat di Kerajaan Yan. Mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan bahaya yang tersembunyi di dalam sekte kuno.
Berulang kali keluarga Leng telah menunjukkan kekuatan mereka. Terutama ketika ada serangan kerangka yang terdapat di satu pintu masuk harta karun. Mereka juga telah mendapatkan harta berupa emas dan senjata biasa.
"Tuan muda, kita harus berhati-hati," kata salah satu penjaga. "Ada banyak serangga di depan. Bagaimana jika menunggu sebentar? Saya akan membunuh mereka."
"Jangan khawatir," jawab Leng Ziushan dengan percaya diri. "Kita memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi mereka. Kita akan mencapai harta karun itu dengan cara apa pun. Cepat! Jangan buat aku kecewa lagi."
Dengan kekuatan dan kepercayaan diri yang kuat, penjaga tuan muda keluarga Leng, siap menghadapi berbagai tantangan dan bahaya yang tersembunyi di dalam sekte kuno. Terutama para serangga yang berada di depan mereka.
Satu-satunya wanita yang menjadi penjaga, bergerak dengan cepat. Menggunakan pisaunya untuk memotong kepala serangga. Ribuan serangga mati, ditambah dengan ledakan dari jimat peledak. Membuat serangga-serangga itu hancur.
Sementara itu, para kultivator lain juga terus melanjutkan pencarian mereka. Mereka harus berhati-hati dan menggunakan semua kemampuan dan kecerdasan mereka untuk mencapai harta karun yang tersembunyi di dalam sekte kuno. Pertempuran untuk harta karun di Gunung Zheng telah dimulai sejak beberapa hari lalu, dan hanya yang terkuat yang akan mencapai tujuan mereka.
Keluarga Zhuo yang dipimpin tiga orang generasi muda, yang mengandalkan jumlah pun mengalami kekalahan dari keluarga besar lainnya. Meski memiliki jumlah terbanyak yang ikut serta, mereka telah kehilangan setengahnya karena terlalu lemah.
***