NovelToon NovelToon
Aqmal Dan Gundu Ajaib

Aqmal Dan Gundu Ajaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno / Si Mujur
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istana Kecil

Sementara itu, Aqmal hanya terdiam membisu, menelaah uraian dari gadis jelita itu.

Leona masih menatap kearah Aqmal dengan tatapan senang nya, seulas senyum terbit di wajah nya, membuat wajah jelita nya semakin bertambah cantik saja.

"Kenapa kau tersenyum menatap kearah ku?" tanya Aqmal heran.

"Kau tahu?, dalam dongeng asli yang banyak di tulis menjadi buku cerita di Dunia ku, di ceritakan jika sang pewaris mata Dewa itu akan didampingi oleh seorang putri dari langit yang menjadi mentor, pelindung dan pengikut utama nya, sekarang aku tahu, kisah itu bukan dongeng, tetapi kisah yang nyata, aku bahagia dipilih menjadi pelindung sang pewaris mata Dewa itu!" kata Leona sambil melesat keatas, keluar dari alam jiwa Aqmal.

Sementara itu, Aqmal kembali ke singgasana nya di pusat alam jiwa.

Saat Aqmal membuka mata nya, dia melihat wajah Leona sejengkal dari wajah nya, menatap nya cukup lama. Setelah melihat mata Aqmal terbuka, Leona tersenyum nakal dengan wajah sedikit memerah. Semerbak harum bunga Sakura tercium jelas memancar dari tubuh Leona.

Aqmal sebenar nya merasa heran, dengan gadis ini, dia merasa begitu nyaman berbicara apapun juga.

"Aku mau ke kuburan jendral Artemius, antarkan aku kesana!" pinta gadis itu.

"Baiklah, kita selesaikan mandi kita dulu, aku akan mengantarkan kau kesana!" jawab Aqmal bersegera mengakhiri acara mandi nya.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Aqmal segera menuju makam Jendra Artemius yang Aqmal kuburkan tadi malam.

Di pusara jendral Artemius, Leona tertunduk ta'jim membungkuk tiga kali.

"Jendral!, terimakasih atas pengabdian mu, ternyata takdir membawa ku ketempat ini, bukanlah suatu kesia siaan, semua sudah dirancang oleh sang maha kuasa, hari ini aku akan memulai pengabdian ku ini, semoga kelak, berkat ketulusan hati ku, aku bisa mengembalikan Dunia kita ke bentuk nya semula, sebelum keserakahan menguasai nya, selamat jalan jendral besar Artemius!" ucap Leona dengan suara bergetar.

"Pria itu memberikan ini kepada ku!" kata Aqmal menyerahkan sebuah gelang mirip gelang jam dan sebingkai cincin ruang penyimpanan kepada Leona.

"Ini gelang pelindung nama nya, bentuk nya bisa diubah, ada tiga varian berbeda, seperti ini, lalu gelang batu giok, dan berbentuk gelang perhiasan, karena jendral memberikan ini kepada mu berarti juga sudah menjadi hak milik mu, kau mau gelang seperti apa?" tanya Leona.

"Aku mau bentuk nya seperti gelang batu giok saja!" kata Aqmal.

Leona terdiam beberapa saat, berkonsentrasi pada gelang itu, lalu tiba tiba gelang itu memancarkan cahaya yang sangat terang, setelah cahaya terang itu pudar, gelang yang tadi nya mirip jam tangan, kini berubah menjadi gelang batu giok berwarna biru tua.

Leona menarik tangan Aqmal, leluhur menggores ujung jari manis kiri nya dengan pisau, darah dari tangan Aqmal itu di oleskan ke gelang tadi.

Gelang itu kembali berkedip beberapa kali.

"Nih pakai lah, kini dia sudah menyatu dengan tubuh mu, apa yang kau kehendaki, gelang ini akan merespon mu, cukup kau sentuh dengan jari tangan kanan mu, lalu bayang kan sesuatu, maka gelang ini akan mentaati mu!" kata Leona, menarik tangan kiri Aqmal dan memasangkan gelang itu disana. Secara ajaib, gelang yang tadi sangat besar, tiba tiba pas ditangan Aqmal, tidak longgar, namun tidak pula kesesakan.

"Kau bisa menampilkan mode baju zirah seperti yang kau lihat di pakai jendral Artemius itu!" kata Leona.

Aqmal menyentuh gelang itu dengan jari tangan kanan nya, dan memikirkan tentang baju zirah seperti yang dikenakan oleh jendral Artemius tadi malam.

Tiba-tiba dari arah gelang itu, muncul semacam serat aneh yang menutupi seluruh tubuh Aqmal, sebuah baju zirah biru, namun bercampur warna merah, kuning dan hijau juga.

"Waaaoooo!, inikah jubah ksatria Mata Dewa itu?, dulu kupikir itu hanya dongengan orang tua jaman dahulu, tetapi kini mata kepalaku sendiri yang melihat nya, keren!" pekik Leona takjub.

"Kenapa berbeda dengan kepunyaan jendral Artemius, padahal ini bekas pakaian jendral itu?" tanya Aqmal heran.

"Ketahuilah Mal, kenapa berbeda, karena Jendral Artemius adalah kultivator biasa bukan ksatria mata Dewa seperti diri mu, diri mu berbeda karena ada campur tangan dari energi mata Dewa milik mu itu" jawab Leona.

Setelah Aqmal kembali seperti semula, Aqmal mengajak Leona memancing untuk mencari lauk makan mereka pagi kini, karena makanan Aqmal kemarin, dihabiskan Leona tadi malam.

Tidak lama, hanya sebentar saja, seekor ikan sebesar kipas didapatkan oleh Aqmal.

Aqmal segera membersihkan ikan itu, membaluri nya dengan bumbu.

Sementara bumbu meresap, Aqmal menanak nasi di tungku dengan kayu sebagai bahan bakar nya.

Setelah nasi nya matang, Aqmal memanggang ikan nya diatas bara api, lalu memetik pucuk singkong, buah terong, kacang dan beberapa butir lombok.

Beberapa saat kemudian, Leona dan Aqmal makan dengan lahap nya.

Terutama Leona, yang belum pernah merasakan betapa nikmat nya makan dengan bahan dari alam langsung.

"Maukah kau latihan setelah kita makan?" tanya Leona.

"Latihan apa?" tanya Aqmal.

"Latihan gerak agar kekuatan tubuh mu seimbang dengan kultivasi mu, juga seimbang dengan Alam jiwa mu!" jawab Leona.

"Rasanya latihan disini kurang tepat" kata Aqmal.

"Lalu?, kau mau latihan dimana?" tanya Leona.

Aqmal mengarahkan tangan nya ke dinding, sebuah pintu portal terbuka. Aqmal melesat masuk di ikuti oleh Leona.

"Kau punya Alam dimensi juga kah?" tanya Leona.

"Ini namanya Dimensi Galatian, yang kudapat kan di telaga larangan!" kata Aqmal.

"Benarkah?, apakah kau tahu jika Dimensi Galatian ini hanya ada tujuh di semesta ini, lalu apakah aku boleh tinggal di sini?" tanya Leona.

Aqmal meng anggukan kepala nya, "tapi aku belum punya rumah disini, hanya bangunan kuil kecil disana aja yang ada" kata nya.

"Aku punya istana kecil yang bisa ku letakan di tempat ini" kata Leona.

"Disana ada air terjun, kau boleh meletakan nya disana!" kata Aqmal mengajak Leona ke sebelah sisi telaga.

Leona meletakan istana nya di sebuah bukit dikelilingi oleh Padang rumput tidak jauh dari telaga.

Di sisi timur istana kecil Leona ada hutan persik yang selalu berbuah sepanjang tahun.

Sementara didepan istana agak ke timur terlihat air terjun yang bersumber dari sungai di hutan persik.

"Apakah aku boleh meletakan kebun sayur ku di belakang istana ini?" tanya Leona lagi.

"Hm! Kan istana ini punya mu, ya terserah kau lah!" jawab Aqmal.

"Nanti kalau kita kembali ke telaga itu, kebunnya mau ku pindah ketempat ini" kata Leona.

"Kau mau memindahkan kebun ku?" tanya Aqmal.

Leona tidak menjawab hanya tertawa kecil saja.

"Istana ini juga milik mu Mal, Dimensi Galatian ini kan milik mu, jadi kita sama sama ya?" tawar Leona sambil mengajak Aqmal masuk kedalam istana kecil nya itu.

Istana kecil itu bertingkat dua, di bangun dengan sangat indah, dengan pahatan pahatan terbuat dari batu giok asli.

Kamar tidur di istana kecil ini tidaklah banyak, hanya ada empat buah kamar tidur di bawah, dan dua kamar tidur di atas, namun semua berhiaskan ukiran indah dari pada emas bertahta batu jade.

Diatas ada sebuah ruang perpustakaan yang memuat berbagai kitab pusaka.

Di bawah ada sebuah aula tempat latihan, dari luar hanya seukuran dua meter kali dua meter, tetapi di dalam adalah sebuah Padang luas, karena aula ini adalah ruang dimensi.

Di samping aula latihan, ada sebuah pintu, seperti sebuah WC.

"Ini apa? WC kah?" tanya Aqmal.

"Bukan, itu pintu Dimensi, cuma pasangan nya belum dipasang jadi tidak berfungsi, saat aku tahu Dunia Golobus dalam bahaya, aku sudah mempersiapkan semua nya" kata Leona yang memperlihatkan ruang tempat menyimpan semua pakaian nya. satu kamar penuh dengan pakaian mewah seorang putri kaisar yang juga merangkap jendral perang yang tangguh.

Namun satu hal yang kurang, di dapur tidak ada peralatan masak apapun juga.

"Padahal aku sudah bisa makan, makanan manusia Bumi, tapi aku tidak punya alat memasak!" kata Leona.

"Nanti kita beli, kebetulan beberapa hari lagi aku mau ke kampung, aku mau mengantarkan uang pada tukang rumah ku" kata Aqmal.

"Kau membangun rumah?" tanya Leona.

"Ya di kampung aku membuat rumah yang kecil" jawab Aqmal.

"Kebetulan, kau bisa meletakan pintu dimensi ini di rumah itu, biar kita bisa keluar masuk sesuka hati, kau tidak perlu repot membuka pintu dimensi lagi, kecuali kau berada di luar rumah, bagai mana?" tawar Leona.

"Boleh lah!" sahut Aqmal.

"Selanjut nya kita latihan, ayo ke ruang latihan!" Leona mengajak Aqmal memasuki aula latihan.

Dari luar terlihat kecil, namun saat masuk, terlihat sebuah tempat terbuka, dengan tanah lapang yang cukup luas

...****************...

1
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
Aqmal benar benar masih polos
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
Aman 2016
makin seru ceritanya lanjut Thor
Aman 2016
mantab mal
Aman 2016
jooooz mantab Thor
Aman 2016
lanjut terus
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor
Aman 2016
mantul Thor 💪💪
Aman 2016
mantab Thor gaaas terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!