NovelToon NovelToon
Pengasuh CEO Cacat

Pengasuh CEO Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO
Popularitas:202.5k
Nilai: 5
Nama Author: Era Pratiwi

Membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan orang yang sangat ia sayangi, membuat seorang Fiorella harus merelakan sebagian kebebasan dalam kehidupannya.
"Pekerjaannya hanya menjadi pengasuh serta menyiapkan semua kebutuhan dari anaknya nyonya ditempat itu, kamu tenang saja. Gajinya sangat cukup untuk kehidupan kamu."
"Pengasuh? Apakah bisa, dengan pendidikan yang aku miliki ini dapat bekerja disana bi?."
"Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang pendidikan Dio, yang mereka lihat adalah kenerja nyata kita."
Akhirnya, Fio menyetujui ajakan dari bibi nya bekerja. Awalnya, Dio mengira jika yang akan ia asuh adalah anak-anak usia balita ataupun pra sekolah. Namun ternyata, kenyataan pahit yang harus Fio terima.
Seorang pria dewasa, dalam keadaan lumpuh sebagian dari tubuhnya dan memiliki sikap yang begitu tempramental bahkan terkesan arogan. Membuat Fio harus mendapatkan berbagai hinaan serta serangan fisik dari orang yang ia asuh.
Akankah Fio bertahan dengan pekerjaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Era Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCC. 35.

"Fi, ambilkan berkas di atas nakas di ruang pribadiku." Elio sedang fokus mengerjakan beberapa laporan yang akan ia bawa dalam rapat perusahaan.

"Baik tuan, ada lagi?"

"Tidak ada, hanya itu." Walaupun dalam fokusnya, Elio menyempatkan untuk melihat ke arah Fio.

Lalu Fio berjalan menuju ruangan pribadi milik Elio, ia mencari benda yang di inginkan oleh tuannya itu. Namun setalah beberapa saat Fio mencarinya, Fio tidak menemukan benda itu.

"Maaf tuan, berkasnya tidak ada." Fio kembali menemui Elio.

"Tidak ada? Kamu sudah mencarinya dengan betul-betul?" Elio memastikan kembali.

"Benar tuan." Fio mengiyakan ucapan itu.

Merasa tidak percaya, Elio pun menuju ruang pribadinya sendiri. Disusul oleh Fio dari arah belakang, keduanya kini berada didalam ruangan tersebut. Setelah mencari beberapa saat, berkas itu memang tidak ditemukan. Lalu Elio mencoba mengingat-ingat kembali, dimana ia meletakkan berkas tersebut. Yang dimana kemudian muncullah bayangan ketika Arabella disana, segera saja Elio ingin memanggil Max untuk memastikannya.

Namun sayangnya, ketika ia dengan buru-buru nya memutar kursi rodanya. Dimana ia menyenggol Fio yang saat itu berada tepat disampingnya, hingga membuat tubuh wanita itu terhuyung jatuh tepat di atas pengakuan Elio.

"Aaaa." Tubuh Fio terjun bebas di atas pangkuan Elio.

Elio pun ikut kaget dan ia reflek menyanggah tubuh itu agar tidak semakin jatuh terhempas ke lantai, kedua tangan Fio juga ikut berpegangan pada bahu Elio. Kedua pandangan dari mereka saling bertemu, Elio pun semakin merasakan detak jantungnya tidak berirama dengan baik. Fio sadar akan posisi keduanya, lalu ia pun menarik dirinya agar tidak berada dalam posisi seperti itu. Akan tetapi, waktu berjalan begitu lamban.

Cukup cepat dan singkat, Elio memberikan sebuah kecupan pada bibir Fio. Kedua mata Fio melebar, tatkala ia mendapatkan hal tersebut. Terlambat untuk sadar, membiarkan Elio melakukan hal itu kepadanya. Namun, semuanya itu hilang dan kembali seperti semula. Ketika perusak suasana hadir, siapa lagi kalau bukan Max.

"Yah! Kalian berdua ngapain?" Suara Max menggelegar disana.

"Aaaaa, sakit!" Dalam sekejap mata, tubuh Fio sudah berpindah ke lantai dengan cukup keras.

Untuk Elio, dirinya begitu serba salah dalam bersikap. Mengusap wajahnya dengan kasar dan wajah itu berubah kemerahan, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Makanya, kalau mau buat keponakan itu. Jangan lupa tutup pintu, memangnya kalian berdua mau live untuk semua orang apa, hah?! Kurang kerjaan." Mulut Max mengomel sepanjang waktu.

"Sakit, jangan mengomel terus, bisa?" Fio bangkit dari duduknya dan mengusap bokongnya yang terasa sakit.

"Kamu tidak apa-apa?" Elio bertanya.

"Eleh eleh, perhatiannya." Sindir Max.

"Diam!" Elio melotot kepada Max.

Kedua mata Max langsung tertutup dengan mulut manyunnya, sedangkan Fio. Ia sudah tidak bisa mengungkapkan apapun saat itu, semua perasaan dan emosi sudah bercampur menjadi satu.

Elio reflek mendekati Fio, namun Fio sudah begitu kesal. Ia memilih keluar dari ruangan tersebut, menjauh sejenak dari pria yang sudah membuatnya menjadi seperti itu.

"Mau kemana? Fio, Fio!" Elio memanggil dan ingin mengejarnya, namun Max sudah terlebih dahulu menghalangi nya.

Gerakan agar Elio tidak mengejarnya, Max lakukan. Bukan tanpa alasan ia melakukannya, karena setiap wanita biasanya membutuhkan waktu jika sudah berhadapan dengan masalah seperti itu.

"Kenapa kamu menghalangiku, hah?! Awas." Elio berusaha untuk menjauhkan Max dari dirinya.

"Tunggu dulu, tuan. Kasihan nona Fio, wajahnya sudah sangat merah. Lebih baik kasih dia waktu untuk sendiri dulu." Nasihat Max cukup membuat Elio terdiam.

"Kenapa juga kasihan sama dia?"

"Ya ampun ni orang, susah bener ngejelasin nya. Padahal sudah berpengalaman dari mantan, masa tidak peka." Max mengomel.

"Tuan, lama kelamaan. Sepertinya, tuan suka ya sama nona Fio? Hayo ngaku." Max semakin ngencar menggoda Elio.

Plakh!

"Aduh! Kekerasan dalam undang-undang pekerja ini namanya." Max mengusap kepalanya yang terasa nyeri terkena pukulan dari tangan Elio yang super kekar.

"Mulutmu semakin lancang Max, awas!" Elio melindas kaki Max, walaupun masih menggunakan sepatu.

"Aaaa! Elio bang***at." Umpat Max yang meringis.

"Gaji dan bonusmu bulan ini, hangus." Seringai tajam dari Elio yang menjauh.

"Apa?! Ah, tidak adil ini." Max menggerutu, namun ia harus menahan rasa sakit pada kakinya.

Meninggalkan ruangan kerjanya, Fio mencari udara segar untuk sekedar meredakan kekesalan dan juga pikiran yang sudah terkontaminasi dengan dua pria diruangan tersebut.

"Ah, maaf." Tubuh Fio hampir saja terjatuh, karena ada seseorang yang menabraknya.

"Maaf maaf maaf, enak saja. Makanya, kalau sedang bekerja itu fokus dong. Jadinya gini kan, membuat rugi orang lain." Wanita yang bertabrakan dengan Fio adalah Arabella.

"Maafkan saya nona, saya akan lebih berhati-hati kedepannya." Fio menundukkan sebagian tubuhnya.

"Awas saja kamu ya, akan saya adukan dengan calon suami saya yang merupakan pemilik dari perusahaan ini. Biar kamu itu dipecat." Dengan ketusnya, Arabella memberikan tatapan mata yang begitu tajam.

Tidak ingin menambah kekacauan atas apa yang terjadi, Fio bermaksud untuk tidak memperpanjang persoalan tersebut. Namun, Angelina seakan-akan tidak ingin menyelesaikan nya. Disaat Fio hendak pergi, dengan sengaja ia memasang kakinya agar disaat Fio melangkah. Wanita itu akan terjatuh, dengan wajah liciknya ia melakukan hal itu. Dan benar saja, Fio berhasil terjatuh dengan cukup keras ke lantai.

Brugh!

Tubuh itu sangat keras terjatuh dan terhempas, dan hal itu membuat siku dan pergelangan kakinya terluka akibat terbentur dengan beberapa benda disana.

"Rasain! Siapa suruh ngeyel, siapa nama kamu? Akan aku laporkan pada Elio, biar kamu langsung dipecat." Dengan mengibaskan rambutnya, Arabella meninggalkan Fio begitu saja.

Ketika wanita itu telah pergi, dengan bantuan dari beberapa pegawai yang juga berada disana. Mereka membantu Fio untuk berpindah dan mengobati lukanya, mereka pun tidak habis pikir kenapa Arabella bisa datang kembali ke perusahaan.

"Kamu tidak apa-apa? Lukanya di obati ya, memang wanita itu tidak ada malunya. Masih berani datang kemari."

"Bener, bukannya dia sudah jadi mantan nya pak Elio? Kabur disaat pak Elio tidak berdaya, lalu datang lagi. Nggak malu."

"Sudah-sudah, biarin saja. Biar pak Max dan pak Elio sendiri yang turun tangan."

"Tapi, apa pak Elio mau balik lagi sama tu wanita? Karena kan, pak Elio dulu cinta mati sama dia."

Beberapa kabar berita mengenai Elio terdengar di telinga Fio, rupanya wanita yang sudah menabraknya tadi adalah wanita dari masa lalunya Elio. Fio pun pamit setelah lukanya terobati, ia berterima kasih pada orang yang membantunya. Membiarkan semuanya seperti semula, Fio memilih berdiam diri di sebuah taman perusahaan yang cukup hening.

...Dia sangat cantik, kulitnya juga halus. Wajar saja jika tuan Elio mencintainya, huh. Jika dibandingkan dengan aku? Jauh sekali perbandingannya. Fio....

"Loh, kenapa malah jadinya mikir dia?" Fio langsung membuang semua pikirannya tentang Elio.

1
Mamath Jahra Tea
🤣🤣 ujung" nya buncin ntar kmu
Hennyy Handriani
Makin seru nih
shena
😍😍😍
Delvyana Mirza
Kadar kali Tuan ini baah,vikin gemes aja
Delvyana Mirza
Jangan ketus2 kalau ngomong Tuan Elio ntar jatuh cinta,baru tau,
Delvyana Mirza
Dadat,sidah di bantu kow kasar dich,
Wance Purba
cowoknya terlalu egois thor😄
Ariany Sudjana
Elio siap-siap saja fio akan pergi tinggalkan kamu, kalau kamu masih seperti ini kelakuannya
Wance Purba
ga usah malu akui aja
Wance Purba
hajar Max ga usa pake izin 😃😃😃
Wance Purba
capek ya ngomong sama batu
Wance Purba
Dosen aneh
Wance Purba
keong beracun ya 🤣
Wance Purba
nyimak
Azizah Sby
bagus ceritanya... meski ada kesamaan dikit2 dr novel lain... tp cerita d sini d kemas apik
Azizah Sby
knp terputus y... pdhl lg seru2nya nih... ayo outhor semangat update nya
Yumma Proling
saya gk suka dengan karakter nya Fio Thor terlalu lemot orang nya
Dinda Anggita: Dia ini tukang curi penulisnya makanya kayak gini tulisannya
total 1 replies
Nadiya Puspita sari
#
Dwi Estuning
lanjutkan
Asih S Yekti
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!