Pengasuh CEO Cacat
Suasana yang semulanya begitu hening, berubah seketika menjadi kegaduhan yang cukup membuat telinga berdenging. Hal tersebut bukanlah hal yang baru untuk para penghuni di mansion tersebut, karena mereka harus membiasakan diri untuk mendengar dan menghadapi peristiwa itu.
Seorang wanita berjalan mendekati sumber suara tersebut, beberapa pelayan hanya bisa berdiri berbaris dan tidak ada yang berani melakukan apa-apa untuk menghadapi hal tersebut.
Dimana, sumber kegaduhan itu berasal dari kamar putranya. Elio Satya Malik, pria itu memperlihatkan kondisi tubuhnya yang sangat tidak biasa. Akan tetapi, semenjak peristiwa kelam yang ia alami sebelumnya telah merubah sikapnya menjadi seperti saat ini.
Kecelakaan besar yang Elio alami, membuatnya kehidupan nya berubah drastis dari sikap yang sebelumnya. Akibat dari peristiwa tersebut, Elio mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.
"Kalian, pergilah." Ucap wanita yang dimana merupakan ibu dari Elio, Angelina Malik.
"Baik, nyonya." Para pelayan yang berada disana segera berlari dengan cepat, meninggalkan tempat tersebut dan melanjutkan pekerjaan yang lainnya.
Ketika semuanya telah pergi, Angelina berjalan perlahan dan membuka pintu kamar putranya. Saat pintu itu terbuka, betapa sakit hati seorang ibu dengan menyaksikan kondisi putranya.
"Elio, boleh mama masuk?" Angelina terus berjalan mendekati putranya, walaupun ia tahu jika Elio tidak menginginkannya.
"Tanpa aku berbicara pun, mama akan tetapi melakukannya." Ucap Elio dengan begitu dingin.
"Kenapa? Apa ada yang sedang menganggu pikiranmu? Angelina duduk disisi putranya, dengan kursi kecil yang ia ambil disana.
Kepala itu hanya bisa menunduk, kedua telapak tangannya menggenggam begitu erat. Memperlihatkan luapan emosi yang begitu besar, bahkan suara gesekan gigi pun terdengar.
Menunggu jawaban dari putranya, tatapan Angelina teralihkan dengan layar tablet yang masih menyala didekat Elio. Membuat Angelina tertarik untuk mengambilnya, dan ia cukup kaget ketika melihat apa yang tertera pada layar tablet itu. Sebuah berita terkini, dimana seorang aktris wanita ternama nan cantik. Yang dimana saat ini, popularitasnya begitu bagus dan sedang melangsungkan pesta pertunangan pada hari yang sama.
Arabella, aktris wanita muda dan ternama. Dimana dahulunya menjalin hubungan dengan CEO termuda bernama Elio Satya Malik, namun sayangnya. Saat akan menjemput sang kekasih di hari pertunangannya, membuat Elio mengalami kecelakaan besar dan mengakibatkan kelumpuhan seperti saat ini.
Pertunangan itu pun berakhir menjadi batal secara sepihak dari Arabella, dan itu semakin membuat Elio murka. Akan tetapi, seburuk apapun yang dilakukan Arabella padanya, tidak membuat rasa cinta itu hilang begitu saja.
"Sebaiknya, kamu ikhlaskan semuanya ini nak. Jika memang dia menjadi jodohmu, maka tidak ada siapa pun yang dapat menghalangi kalian berdua untuk bersatu." Ujar Angelina dengan mengusap bahu putranya.
"Aku sangat mencintainya, ma." Air mata itu menetes begitu saja dari mata Elio, begitu dalam cintanya kepada wanita yang sudah mengambil hatinya.
Terlihatlah tubuh itu bergetar, menahan rasa sesak yang sudah terlalu menyiksa dirinya.
"Jika kamu terus-terusan berada dalam kondisi seperti ini, rasa sakit itu akan terus bertambah nak. Ingatlah, masih kami. Mama, papa yang sangat mencintai dan menyayangimu." Angelina berusaha menguatkan hati putranya, walaupun dirinya juga merasakan sesak didadanya.
"Seandainya, aku tidak mengalami kecelakaan pada saat itu. Sudah pasti, aku dan Arabella bahagia saat ini. Kenapa! Kenapa harus aku yang mengalami ini semua!" Teriak Elio dengan begitu keras, meluapkan rasa kekecewaan yang ia rasakan.
Angelina sudah tidak dapat bertahan dengan sikap putranya, semakin lama ia berada disana. Maka, semakin kuat rasa sakit yang ia rasakan. Ia beranjak meninggalkan Elio yang masih terus berteriak, bahkan. Putranya itu dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya dari kursi roda yang ia gunakan.
Saat setelah keluar dari kamar Elio, Angelina mengistirahatkan tubuhnya dengan duduk sejenak dikursi taman yang berada dibelakang mansion. Kepalanya berdenyut dengan cukup kuat, perlahan tangan itu mulai memijatnya. Semenjak peristiwa yang menimpa Elio terjadi, mau tidak mau. Dirinya dan suami mencari seseorang yang mau bekerja membantu mengurusi semua keperluan putranya.
Namun kenyataanya, tidak ada satupun pekerja yang mau dan bertahan untuk menerima pekerjaan tersebut.
"Nyonya, saya mohon. Saya tidak sanggup bekerja disini, tolong saya nyonya. Saya mau berhenti saja, saya tidak mau mati nyonya." Tiba-tiba saja, seorang pekerja yang baru saja diterimanya hari ini untuk menjadi pengasuh Elio meminta berhenti.
"Ada apa?" Angelina menatap pelayan itu.
"Saya tidak sanggup, nyonya. Saya mohon, saya mau pulang." Isak tangis terdengar dari pelayan tersebut, terlihat juga terdapat beberapa luka goresan pada kening dan lengannya.
"Ya sudah, kamu boleh pergi. Nanti, gaji kamu akan saya kirim. Maafkan putra saya." Engelina begitu sadar akan sikap Elio.
"Terima kasih, nyonya."
Pelayan itu segera beranjak dan pergi menjauh, lagi dan lagi. Angelina harus memijat kepalanya, sungguh hal ini tidak ia harapkan.
"Anak itu."
"Ya Tuhan, harus berapa banyak lagi aku harus mencari orang yang mau membantu merawatnya. Baru saja diterima, eh malah keluar diwaktu yang sama. Aduh! Kepalaku rasanya mau pecah." Angelina sangat pusing kala itu.
Hari-hari pun berlalu, seperti biasanya. Angelina akan membantu putra untuk beraktivitas sebelum mendapatkan pekerja yang cocok dan juga bertahan.
"Elio, bisakah kamu bersikap remaja dna tidak emosional lagi dengan orang yang bekerja?" Ucap Angelina sambil membantu Elio untuk merapikan diri.
"Aku bisa mengurus diriku sendiri, mama tidak perlu repot untuk semuanya." Elio dengan begitu dinginnya, menjalankan kursi roda miliknya menuju balkon yang berada di kamarnya.
Mengikuti kemana putranya itu pergi, Angelina harus menghela nafasnya yang sudah cukup menyesakkan dada. Semilir angin menerpa keduanya, Elio lalu memejamkan kedua matanya. Seakan-akan, ia sedang menikmati udara tersebut menyentuh tubuhnya.
Sebelum kecelakaan itu terjadi, Elio adalah seseorang yang begitu bersahaja. Walaupun dengan sikap dinginnya, pria itu begitu keras untuk meraih mimpinya menjadi pemimpin dari perusahan yang kini ia dirikan. Tanpa melibatkan kedua orangtuanya, ia berhasil menjadi pengusaha dalam usia yang masih cukup muda dalam dunia bisnis.
Terlepas dari perjalanan hidup Elio, pada salah satu taman kota. Terdapat seorang wanita sedang duduk pada salah satu bangku taman yang ada, kedua matanya menatap jauh ke arah depan. Isi kepalanya dipenuhi dengan berbagai persoalan, yang saat ini membuatnya dalam situasi tidak baik-baik saja.
"Bagaimana ini, biaya untuk pengobatan Arsen masih kurang. Mana uang semester dan skripsi juga sudah mepet, huh." Lirih wanita yang bernama Fiorella. Hidup
Semenjak kedua orangtuanya tiada, Fio hanya berdua dengan sang adiknya bernama Arsen.
Hidup Arsen begitu tragis, disaat kepergian ibunya. Bersamaan juga Arsen divonis mengalami penyakit jantung bawaan. Mereka bertahan, hingga kini ia duduk di kelas XII Sekolah Menengah Atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments