NovelToon NovelToon
Pernikahan Impian

Pernikahan Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.1k
Nilai: 5
Nama Author: El Viena2106

Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.

Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi

"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Percaya Lagi

Bruk!

"Awwss.." Ameena meringis begitu dirinya tanpa sengaja menabrak meja hingga membuatnya terjatuh. Gadis itu memegangi kepalanya yang kembali merasakan pusing yang luar biasa.

Tes..

"Darah?" Ameena mengusap hidungnya yang mimisan. Hal seperti ini sudah sering Ameena alami. Ingin dirinya periksa ke dokter sayangnya Ameena tak bisa bebas begitu saja.

"Ibuu!! Ibu!!

Ameena memanggil sang ibu berulang kali, Sayangnya wanita paruh baya itu abai akan teriakan putrinya.

Seperti biasa, Rani sedang berada di salah satu kamar dan sedang bermain dengan seorang pria yang membayarnya. Rumah yang Rani tempati saat ini jauh dari para tetangga hingga tak ada yang tahu atau peduli. Sehingga meskipun hampir setiap malam Rani membawa pria ke dalam rumahnya tak ada orang yang kepo dab ingin tahu.

"Eeuugghh.. Aaah.. Ayo lebih cepat lagi. Aku akan keluar .." Rani melenguh nik-mat di bawah kungkungan pria yang seumuran dengannya. Setiap malam Rani selalu membawa pria yang berbeda ke rumah tersebut. Tentu saja dengan bayaran yang begitu tinggi..

"Ibu..Ibu..

Samar-samar telinganya mendengar teriakan Ameena di kamar sebelah.

"Sepertinya putrimu sedang memangilmu sejak tadi.." Kata pria itu masih bekerja di atas tubuh Rani.

"Udah lah biarin aja.. Kita lanjutkan saja.." Rani tak peduli dengan teriakan tersebut. Wanita paruh baya itu masih asyik menik-mati surga dunia yang kenik-matannya tak ada yang menandingi ini.

"Aah..Oouughh! Ayo lebih cepat lagi. Ya, Lagi.. Aaaaarrrggg.. " Rani terkulai lemas dengan mata yang terpejam. Seketika wanita itu tersenyum cerah begitu tiga gepok uang menimpa tubuhnya yang polos.

"Terimakasih..

" Hm, Aku harus pergi.." Pria itu segera bangkit, Memakai pakaiannya lalu pergi dari tempat itu.

Seperginya pria itu, Mata Rani membulat sempurna begitu melihat lembaran merah yang kini berada di hadapannya.

"Seenggaknya udah dapat uang yang banyak.." Gumamnya tersenyum senang.

"Ibu...Ibuu..

"Huuufftt..Ameena.. Apa apaan sih? Ganggu orang seneng aja.." Rani beranjak dari atas tempat tidurnya. Setelah memakai pakaiannya, Ibu kandung Ameena itu pergi ke kamar sang putri.

"Meena ada apa?" Tanya Rani dengan lembut. Sangat jauh berbeda dengan sikapnya yang tadi tampak kesal. "Kamu pusing lagi? " Ameena mengangguk lemah. Ia juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia selalu merasa pusing.

Rani mendekat dan memapah Ameena. Raut wajah khawatir begitu tergambar di wajah wanita paruh baya itu. Di tataplah dengan lekat wajah putrinya yang terlihat sangat pucat.

"Enggak.. Gak mungkin Ameena sakit itu.." Batin Rani menepis pikiran buruk tentang sakit putrinya.

"Kepala aku pusing banget bu.. Tadi aku jatuh karena pusing. Besok kita ke rumah sakit ya bu.. " Ameena rasa ia harus memeriksakan kondisinya saat ini.

"Mungkin kamu cuma pusing biasa aja Meena.. Minum obat aja udah cukup.. " Tolak Rani merasa Ameena tak perlu periksa ke rumah sakit. Bukan tak mau membawa nya ke rumah sakit. Hanya saja Rani merasa takut dengan kenyataan yang ia dengar.

"Tapi bu.. Seenggaknya aku bisa tahu kalau aku ini sakit apa. Masa dari kemarin pusing aku kambuh mulu.. Dan sekarang gak mempan meski minum obat apapun. Aku juga sering mimisan bu..Apa jangan-jangan aku kena penyakit ganas ya bu..? " Rani terdiam, Dalam otaknya Rani sempat berpikir akan penyakit itu. Tapi ia selalu membuang jauh-jauh pikirannya. Karena tidak mungkin kan Ameena mengidap penyakit itu. Putrinya sehat, Ya! Sehat.

"Kamu jangan bicara kayak gitu.. Keluarga ibu dan ayah kamu mereka gak ada yang punya riwayat penyakit ganas. Udah, Gak perlu di pikirin. Yang penting sekarang ini kita aman berada di disini.. Kalau kita keluar terus.. Ibu takut persembunyian kita ketahuan.. Sekarang kamu istirahat saja.." Mau tak mau Ameena akhirnya menurut saja. Rasa pusingnya perlahan hilang hingga perlahan wanita itu terlelap.

Rani keluar dari kamar Ameena. Pikirannya seketika kacau. Ingatannya berputar dimana Kirana yang pernah menyumpahi putrinya kala itu.

"Enggak.. Mana mungkin sumpah wanita itu manjur.. Dia hanya orang biasa.."

.

.

.

Pagi harinya, Rani di buat kesal oleh sebuah ketukan pintu yang terdengar secara beruntun.

"Siapa sih ini pagi-pagi namu.." Rani sempat abai namun ketukan pintu itu semakin mengganggu.

"Siapa sih bu? " Tanya Ameena yang merasa terganggu dengan suara ketukan pintu.

"Gak tahu.. Ini masih pagi kan?

"Di buka aja Bu.. Siapa tahu ada tamu yang penting.." Rani menghela nafas panjang lalu membuka pintu. Dan betapa kagetnya dia begitu ada beberapa pria tinggi besar berseragam coklat berdiri di sana.

Tak hanya Rani yang terkejut, Ameena pun sama. Jantung Rani berpacu dengan cepat seakan-akan hendak melompat dari tempatnya. Tapi untuk apa polisi ini datang kemari? Apa sekarang mereka akan di tangkap lalu hidup dalam penjara?

Tidak! Rani tidak mai hidup dalam jeruji besi. Ia masih ingin berada disini dan menghirup udara bebas.

"Permisi, Selamat pagi.." Sapa salah satu pria yang tak lain adalah komandan polisi tersebut.

"Se..selamat pagi.." Jawab Rani setenang mungkin. Ia harus tetap tenang agar para polisi ini tidak merasa curiga.

"Apa benar ini adalah rumah Sodari Rani dan Ameena?

"E..i..iya benar.."

"Kami dari pihak kepolisian hendak melakukan penangkapan kepada anda dan putri anda atas tuduhan pembu-nuhan serta penipuan.. " Ujar komandan tersebut dengan nada yang begitu tegas.

"A..pa.. Kalian mungkin salah orang pak..

"Tangkap mereka!!

Empat polisi langsung melakukan perintah. Dua orang polisi meraih lengan Rani begitupun dengan dua lainnya yang melakukan penangkapan terhadap Ameena yang mencoba kabur lewat pintu belakang.

"Pak.. Jangan tangkap kami. Kami tidak salah.. Kalian pasti salah orang. " Rani berontak seraya membela diri. Namun anggota aparat tersebut tak peduli.

"Anda bisa jelaskan nanti di kantor.." Tegas sang komandan.

"Pak..Saya mohon jangan tangkap saya.." Ameena juga berusaha berontak. Tenaganya mulai lemah karena rasa pusing itu kembali menyerang.

"Pak, Tolong berhenti pak.. Kepala saya pusing.. " Ameena meminta para polisi agar berhenti.

"Iya pak! Tolong putri saya lebih dulu. Dia sedang sakit sekarang..

"BOHONG!!

Rani menoleh ke arah sumber suara. Wanita paruh baya itu terkejut dengan mulut yang menganga. Begitupun Ameena yang tak kalah terkejutnya.

Rasya turun dari kendaraan roda empatnya bersama Angga yang menatap sepasang ibu dan anak itu dengan tajam.

"Kak Rasya.. Kak..tolong aku kak.. Bilang pada mereka kalau aku dan ibu bukan pelakunya. Kami bukan orang jahat.. Apalagi aku sedang sakit sekarang.. " Ameena memohon agar Rasya membelanya.

" Cepat bawa mereka.. Jangan percaya dengan sandiwaranya. Dia tidak sakit tapi hanya akting saja agar bisa kabur.." Ucap Rasya tak percaya dengan wanita itu. Ia sudah pernah di tipu, Dan sekarang Rasya tak mau di tipu lagi.

"Nak Rasya.. Kamu tega sekali..Ameena benar-benar sakit..

"Sayangnya aku tidak percaya lagi. Dulu aku memang bo-doh karena begitu percaya dengan kalian. Sekarang kalian tidak bisa membohongiku lagi.." Rasya memandang para polisi tersebut.

"Cepat bawa mereka! Sudah puas mereka bersembunyi selama ini.. " Titah Angga dengan tegas. Para anggota aparat itu mengangguk dan melanjutkan tugasnya. Tak peduli lagi dengan dua wanita yang sejak tadi terus berontak itu.

.

.

.

TBC

1
Teh Euis Tea
semoga km bersatu lg ya rasya
Erlangga❤
Rasya klo hp yg abis caz langsung menyaala ya.. makanya senyum terus dia..
Viena Alfiatur Rohman
Klo udah nyaman berarti ada benih2 cinta donh ya..
Evi Alvian
Kyaknya Rasya dh mulai muve on nih.. tuh buktinya udah bisa senyum" udah merasa nyaman bersama Kirana brati tanda"nya udh bisa mencintai Kirana
Sri Rahayu
ya iyalah Rasya senyum terus kan semalem uda ketemu Kirana dan sdh merasanyaman bersama istrinya....semoga bahagia selalu Rasya...lanjut Thorr 😘😘😘😘😘
Rabiatul Addawiyah
😅 Rayhan keluar dr kamarnya neh
Rabiatul Addawiyah
🤣😂calon presiden dan calon menteri pd hanyut
Nanin Rahayu
oowww km ketahuan 😆😆
Teh Euis Tea
pasti rayhan yg narik rasya itu, ketauan ngaku" yg punya nama ga terima🤣
Viena Alfiatur Rohman
Nah loh.. tu Rayhan mau protes tuh karrna Rasya udah nyamar jadi dia
Erlangga❤
Ini Rayhan nih.. Biasa klo kembar kan gitu.
Evi Alvian
Pasti itu kembarannya Rasya siapa lg kalo bukan Rayhan..
Putri Laely
lanjut Thor
Sri Rahayu
seperti nya Rayhan yg narik Rasya....😆😆😆🤭🤭🤭....lanjut Thorr 😘😘😘
Sri Rahayu
bukan nya minta baik2 ma istri utk nidurin PITON nya....ini seperti memaksa LAKUKAN SEKARANG!. 😇😇😇🙃🙃🙃
Mama Bila😘❤️: Udah kebelet kk🤣
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
gercep bingit Rasya 😅
Evi Alvian
Nah hayo gimana tuh dengan cara apa coba..🤣🤣
Putri Laely
lanjut Thor
Viena Alfiatur Rohman
Rasya ini ada2 aja dah.. Bisa gk usah bngun tuh benda🤣
Erlangga❤
Nah kan.. bingung sekarang gimana tuh cara nidurinnya😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!