NovelToon NovelToon
The Stoicisme

The Stoicisme

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Berbaikan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyudi0596

Shiratsuka mendecak, lalu membaca salah satu bagian esai yang ditulis Naruto dengan suara pelan tetapi jelas:

"Manusia yang mengejar kebahagiaan adalah manusia yang mengejar fatamorgana. Mereka berlari tanpa arah, berharap menemukan oase yang mereka ciptakan sendiri. Namun, ketika sampai di sana, mereka menyadari bahwa mereka hanya haus, bukan karena kurangnya air, tetapi karena terlalu banyak berharap."

Dia menurunkan kertas itu, menatap Naruto dengan mata tajam. "Jujur saja, kau benar-benar percaya ini?"

Naruto akhirnya berbicara, suaranya datar namun tidak terkesan defensif. "Ya. Kebahagiaan hanyalah efek samping dari bagaimana kita menjalani hidup, bukan sesuatu yang harus kita kejar secara membabi buta."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyudi0596, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Saat Naruto dan anggota klub Shogi meninggalkan tempat turnamen dengan penuh euforia kemenangan, Hiratsuka Shizuka tetap tinggal sejenak, menikmati momen setelah semua kerja keras mereka membuahkan hasil.

Namun, sebelum dia sempat benar-benar pergi, sebuah suara yang familiar menggema di belakangnya.

"Ara~ara, ternyata SMA Sobu bisa menang, ya? Aku tidak menyangka."

Hiratsuka langsung menoleh, dan di sana berdiri seorang wanita dengan rambut panjang berkilau dan senyum misterius—Haruno Yukinoshita.

"Kau… sudah lama tidak terlihat," komentar Hiratsuka dengan nada setengah terkejut.

Haruno tersenyum lebih lebar, matanya menyipit seperti seorang predator yang baru saja menemukan mangsanya.

"Yah, aku hanya kebetulan lewat dan melihat sesuatu yang menarik. Kupikir SMA Sobu masih seperti dulu, selalu berada di bayang-bayang sekolah lain. Tapi ternyata…" Dia menatap sekeliling, tempat di mana perayaan kemenangan tadi masih terasa, "ada kejutan juga."

Hiratsuka menyilangkan tangan, tidak terpengaruh oleh sikap Haruno yang selalu terlalu santai namun menusuk.

"Kau masih sama seperti dulu, selalu bicara dengan cara yang membuat orang sulit membaca niatmu."

Haruno hanya terkekeh ringan. "Dan kau masih sama seperti dulu, terlalu serius, Shizuka-sensei."

Hiratsuka mendesah, lalu menatap Haruno dengan pandangannya yang tajam.

"Jadi, apa kau hanya ingin bernostalgia? Atau ada alasan lain kau datang ke sini?"

Haruno berpura-pura berpikir sejenak, lalu tersenyum lebih lebar. "Yah… Aku hanya ingin tahu, apakah Yukino masih menjadi anak yang keras kepala? Dan…" Tatapannya berubah sedikit lebih serius, "tentang bocah yang baru saja membawa SMA Sobu meraih kemenangan… Naruto Uzumaki, ya?"

Hiratsuka tidak menunjukkan ekspresi terkejut, meskipun dalam hati dia bertanya-tanya, kenapa Haruno tertarik pada Naruto?

"Apa urusanmu dengan Naruto?" tanyanya langsung, tanpa basa-basi.

Haruno menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya tertawa kecil. "Ah, tidak ada yang serius… Aku hanya penasaran. Dia menarik, bukan?"

Hiratsuka tidak segera menjawab, tetapi dalam pikirannya, dia tahu bahwa ketika Haruno Yukinoshita mulai tertarik pada seseorang, itu bukanlah hal sepele.

Hiratsuka sensei menampik hal itu " Naruto itu adalah pemuda membosankan yang berpegang pada pandangan kuno berusia ribuan tahun yaitu stoic."

Haruno terkekeh mendengar jawaban itu, matanya yang tajam menyorot sedikit rasa penasaran.

"Stoic, ya? Itu memang terdengar seperti sesuatu yang membosankan…" dia menirukan nada Hiratsuka dengan senyum jahil. "Tapi justru karena itu, dia menarik, bukan?"

Hiratsuka menghela napas. "Tidak ada yang menarik dari seorang bocah yang selalu bersikap seperti seorang pertapa tua. Dia berpegang pada prinsip kuno berusia ribuan tahun dan menolak membiarkan emosi mengendalikan dirinya. Itu hanya membuatnya sulit ditebak dan membosankan."

Haruno menyandarkan tubuhnya ke dinding, ekspresi bermain-main masih terpampang di wajahnya.

"Oh? Bukankah itu justru membuatnya semakin unik? Maksudku, di zaman sekarang, hampir semua orang terlalu impulsif, terlalu sibuk mengejar validasi, atau malah terobsesi dengan eksistensi mereka sendiri. Seseorang yang bisa tetap teguh dalam prinsipnya terdengar cukup… luar biasa."

Hiratsuka menyipitkan mata ke arahnya. "Aku tidak menyangka kau akan tertarik dengan hal semacam itu."

Haruno hanya tersenyum, tidak menyangkal, tetapi juga tidak mengiyakan.

"Yah, siapa tahu? Aku hanya berpikir… jika dia benar-benar membosankan, kau pasti tidak akan begitu memperhatikannya, bukan?"

Hiratsuka mendecakkan lidahnya, "Jangan membalikkan kata-kataku, Haruno."

Haruno hanya terkekeh lagi sebelum mendorong dirinya dari dinding dan mulai berjalan menjauh.

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan mengganggumu lebih lama. Tapi aku akan mengingat nama itu… Naruto Uzumaki. Kita lihat saja apakah dia benar-benar membosankan seperti yang kau katakan, atau justru lebih menarik dari yang kau sadari."

Hiratsuka hanya bisa menghela napas saat melihat Haruno pergi, tetapi entah kenapa, kata-katanya tadi terasa mengganggu di pikirannya. Naruto, membosankan?

Mungkin.

Atau mungkin, dia hanyalah tipe orang yang baru akan menunjukkan warnanya ketika saatnya tiba.

SMA Sobu bergemuruh dalam kegembiraan. Para siswa yang sebelumnya tidak pernah memperhitungkan klub Shogi kini bersorak-sorai, menyambut para juara dengan tepuk tangan dan sorakan penuh kebanggaan.

Kemenangan ini bukan sekadar sebuah prestasi, melainkan sejarah baru bagi sekolah mereka. Klub Shogi, yang selama ini dipandang sebelah mata, kini telah mengangkat nama SMA Sobu ke panggung nasional.

Di aula utama, sebuah perayaan kecil diadakan. Guru-guru, siswa, dan bahkan kepala sekolah hadir untuk memberikan penghormatan kepada para pemenang. Hiratsuka-sensei berdiri di barisan depan, menyaksikan murid-muridnya menerima pujian yang pantas mereka dapatkan.

Reina, Sayaka, Yuuto, dan Asumi tampak sedikit canggung tetapi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di wajah mereka. Sementara itu, Naruto hanya berdiri dengan ekspresi datar khasnya, meski ada sedikit senyum di sudut bibirnya.

"Hei, Naruto-senpai! Kenapa diam saja?" Sayaka menyenggol lengannya, "Kita baru saja memenangkan turnamen nasional! Seharusnya kau lebih bersemangat!"

Naruto mengangkat bahu. "Kalianlah bintangnya, bukan aku."

Yuuto, yang masih dipenuhi emosi, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Itu tidak benar! Tanpa arahan dan bimbinganmu, kami tidak akan bisa sejauh ini!"

Reina menambahkan dengan semangat, "Naruto-senpai, kalau bukan karena strategi dan bimbinganmu, kami tidak akan bisa mengalahkan tim sekuat Seiseki. Kau harus ikut merayakan ini!"

Naruto menghela napas, lalu akhirnya mengangguk kecil. "Baiklah, baiklah. Kalian memang sudah bekerja keras. Nikmati momen ini."

Saat itu, kepala sekolah naik ke podium, mengambil mikrofon, dan mengumumkan sesuatu yang mengejutkan semua orang.

"Dengan kemenangan luar biasa ini, SMA Sobu kini resmi menjadi salah satu sekolah unggulan dalam bidang Shogi! Dan sebagai penghargaan, klub Shogi akan mendapatkan fasilitas baru serta kesempatan untuk berlatih dengan para grandmaster!"

Sorakan menggema di seluruh ruangan. Ini adalah pengakuan resmi bahwa mereka telah melampaui ekspektasi siapa pun.

Di tengah perayaan, Naruto hanya diam, memandang sekeliling. Dia bukan orang yang suka menjadi pusat perhatian, tetapi melihat murid-muridnya berkembang dan menikmati hasil kerja keras mereka…

Mungkin, hanya untuk hari ini, dia akan mengizinkan dirinya merasa bangga.

Setelah rangkaian acara penghargaan yang melelahkan, Naruto berdiri di depan keempat anggota klub Shogi dengan ekspresi tenang. Meski mereka masih larut dalam kegembiraan, ada sedikit kesedihan di mata mereka—mereka tahu ini adalah momen perpisahan.

Naruto menghela napas pelan sebelum berbicara, suaranya terdengar stabil seperti biasanya. "Kalian sudah melakukan hal yang luar biasa. Kalian mengukir sejarah untuk SMA Sobu. Tapi ingat, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru."

Dia menatap Sayaka terlebih dahulu. "Sayaka, kau punya bakat besar dan keberanian yang jarang dimiliki pemain lain. Tapi jangan pernah merasa puas. Shogi adalah permainan yang selalu berkembang, dan jika kau berhenti belajar, kau akan tertinggal. Jangan hanya meniru gaya permainan orang lain—temukan caramu sendiri."

Sayaka mengepalkan tangannya dan mengangguk dengan tekad. "Aku mengerti, Naruto-senpai. Aku akan terus berkembang!"

Naruto kemudian beralih ke Yuuto. "Yuuto, strategi pengorbananmu sangat mengesankan, tetapi kau harus belajar membaca lawan lebih baik. Shogi bukan hanya tentang serangan, tapi juga tentang bertahan dan menunggu momen yang tepat. Jangan biarkan emosi mengaburkan penilaianmu."

Yuuto menunduk sebentar, lalu mengangkat kepalanya dengan senyum penuh tekad. "Aku tidak akan mengecewakanmu, Senpai."

Naruto melanjutkan ke Reina. "Reina, sebagai Ace, kau memiliki ketenangan yang luar biasa di bawah tekanan. Tapi jangan lupa bahwa bahkan seorang Ace pun bisa jatuh jika terlalu percaya diri. Selalu bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar."

Reina tersenyum lembut. "Aku akan mengingatnya, Senpai. Terima kasih atas segalanya."

Terakhir, Naruto menatap anggota keempat, yang selama ini jarang bicara. "Dan Asumi... meski tidak banyak berbicara, kontribusimu dalam tim tidak bisa diabaikan. Keheninganmu bukan kelemahan, melainkan senjata. Gunakan itu untuk melihat lebih dalam ke dalam permainan lawan."

Keempatnya saling bertukar pandang, menyadari betapa banyak mereka telah belajar dari Naruto.

Naruto mengambil napas dalam, lalu menambahkan, "Aku bangga pada kalian. Tapi perjalanan ini masih panjang. Jangan biarkan kemenangan ini membuat kalian berhenti berjuang."

Suasana menjadi sedikit hening sebelum akhirnya Sayaka berkata, "Naruto-senpai… Terima kasih. Kami tidak akan melupakan semua yang kau ajarkan."

Mereka tahu bahwa meskipun Naruto pergi, semangat dan ajarannya akan tetap hidup dalam permainan mereka.

1
Bayuon So7
Gas bang, semoga aman dan sehat selalu biar bisa update terus
Rainbow Scorpion Venom
waaaah, gurunya jomlo,
makanya jangan ngintip, jadi iri kan tuh
Tessar Wahyudi: haha, sehatt kabarnya bang
total 1 replies
Rainbow Scorpion Venom
thor udah ku kasih bintang 5 yaa!
Tessar Wahyudi: Terima kasih, semoga semakin terpikat seiring bab yang terupdate.
total 1 replies
Rainbow Scorpion Venom
ceritanya anti mainstream alurnya lain daripada yang lain mantaplah pokoknya!
Tessar Wahyudi: makasih banyak, ke depannya semoga terhibur dan bersabar ya. karena update cuma bisa 1 bab per hari
total 1 replies
Eka Junaidi
Bisa update 2 chapter sehari penasaran saya kelanjutannya, serius.
Rainbow Scorpion Venom
itu sika udah mati kah ?
Rainbow Scorpion Venom: ok thor
Tessar Wahyudi: sabar ya, saya buat plotnya dulu biar gak melenceng dari Series ini. kemungkinannya bulan 6 atau Tujuh lah saya Upload. bikin banyak langsung biar gak putus di tengah jalan.
total 4 replies
Eka Junaidi
lanjut teruss
Tessar Wahyudi
Semoga bisa teruss update rutin, gak apa-apa satu hari satu chapter yang penting Istiqomah. semangat terus.
Eka Junaidi
saya baca ada yang janggal, seperti ada yang kurang. coba di koreksi lagi di chapter terakhir
Nekofied「ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ」
untung bukan sayaka 🗿
Tessar Wahyudi: Nanti juga sedikit-sedikit dikasih tahu kok, sabar aja. Aku cuman bisa Update satu hari satu chapter soalnya, ngisi buat 3 karya.
Tessar Wahyudi: ah nanti terjawab seiring cerita berjalan
total 4 replies
Eka Junaidi
Masih dipantau, semoga gak macet seperti karya lainnya. atau semoga semuanya bakal di lanjutkan lagi.
Eka Junaidi
Itu sinar matahari pagi atau sore, kok dia akhir Naruto menemukan dokumen Yamato hanya dalam waktu satu jam setengah. jika Naruto Dateng pagi jam setengah enam, setidaknya waktu baru menunjukkan pukul tujuh pagi. jadi itu adalah typo.
Eka Junaidi
mantap, semangat nulisnya bro
anggita
like👍pertama... 👆iklan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!