Lunara Airi, gadis keturunan Jepang yang dikenal sebagai Queen dari klan mafia Black Wolf, tewas dalam kecelakaan brutal akibat pengkhianatan musuh lamanya. Namun alih-alih mati, ia terbangun di tubuh seorang gadis keturunan Jepang bernama Aeryn Vynne Hikari — korban koma akibat pembullyan.
Di dunia baru yang tampak tenang namun penuh rahasia gelap, Lunara kini didampingi oleh sebuah sistem yang muncul dalam pikirannya.
Dengan sistem itu, ia menapaki kembali jalan menuju kekuasaan, balas dendam, dan pengendalian dunia modern yang hanya terlihat damai di permukaan.
Lunara bukan lagi hanya Queen dari dunia bawah…
Kini, dia adalah Aeryn Vynne Hikari — pemilik sistem yang bisa menundukkan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elle Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ASSISTENT BARU AERYN
Pagi itu, Aeryn terbangun dengan perasaan yang campur aduk antara kelelahan sisa ketegangan dan antisipasi yang membara. Sebelum bersiap-siap ke sekolah, ia mengaktifkan antarmuka sistem di kamarnya.
Wanita yang baru direkrutnya tadi malam muncul di kamarnya. Dia berdiri tegak, memancarkan aura karisma profesional yang dingin namun memikat dengan membawa sebuah tablet ditangan.
"Selamat pagi, Pemilik." sapanya dengan suara rendah, jelas, dan beraksen Inggris yang anggun.
Aeryn memindai sosoknya. Dia berusia 25 tahun, mengenakan blazer yang disesuaikan dengan sempurna, dan rambut bob rapi.
"Status operasional?" tanya Aeryn, langsung pada intinya.
"Status optimal, Pemilik. Semua Skill bawaan telah terintegrasi sempurna dengan koneksi realitas. Saya siap menerima identitas dan tugas" jawabnya, tanpa ragu.
"Bagus," kata Aeryn, mengangguk puas. "Aku menamaimu Valerie," katanya, "tapi di depan umum, aku ingin kamu dipanggil 'Vale'. Kamu adalah orang sistem yang ku rekrut untuk menjadi asistenku."
Valerie atau 'Vale' mengangguk sekali, matanya yang tajam tanpa emosi.
"Spesifikasi teraktivasi, Pemilik. 'Vale', Asisten Pribadi siap beroperasi. Saya memiliki Skill bawaan Negosiasi Tingkat-Tinggi, Analisis Keuangan Instan, dan Manajemen Waktu Multi-Proyek. Saya adalah Perwakilan Penuh Anda dalam semua urusan bisnis, kecuali jika Anda secara fisik diperlukan."
"Aku akan ke sekolah," kata Aeryn. "Aku tidak mau ada keraguan di pihak Tuan Hardian atau Kak Raka bahwa aku fokus pada pendidikan. Bisnis dan tantangan itu adalah tanggung jawabmu mulai hari ini."
Aeryn duduk di pinggir kasurnya, menampakkan dua grafik besar di udara satu untuk Suzu Café, dan satu lagi untuk aset properti.
"Sebelum itu, satu instruksi lagi," potong Aeryn, menatap 'Vale'. "Ketika kamu di depan umum, berbicara dengan karyawan, atau bertemu klien penting, panggil aku 'Nona'. Jangan panggil aku 'Pemilik' lagi. Itu akan terdengar aneh dan bisa menimbulkan kecurigaan."
"Diterima. Saya akan memanggil Anda 'Nona' saat berada di ranah publik," jawab 'Vale'.
"Kita punya dua tugas besar, 'Vale'," Aeryn memulai.
"Tugas pertamamu, dan ini prioritas untuk membuktikan diri pada keluarga, adalah menyelesaikan masalah aset properti komersial Hakari yang diujikan oleh Kak Raka. Penyewa menunggak dan ada sengketa perizinan. Aku ingin sengketa perizinan itu selesai hari ini dan penyewa segera diusir. Di aset ini, kamu bertindak sebagai Asisten Pribadiku yang mengurus proyek."
'Vale' memproses data pada tablet yang ia bawa dengan kecepatan kilat. "Diterima. Properti Hakari akan segera ditangani. Sekarang, mari beralih ke kafe." Jawab Vale
Aeryn melanjutkan. "Tugas kedua, Suzu Café. Kafe harus mencapai profit net 500 juta dalam tiga bulan, sambil menghadapi serangan Tuan Hardian dari The Elite Grind. Di kafe ini, kamu bertindak sebagai Asisten Pribadiku yang mengawasi semua operasional."
'Vale' menganalisis strategi serangan Tuan Hardian. "Serangan Hardian adalah hal yang mudah diprediksi. Kita akan membalas dengan citra kualitas premium yang tidak bisa ditiru, bukan harga. Citra Suzu Café sebagai 'Kafe Anak Konglomerat' justru akan kita manfaatkan sebagai leverage eksklusivitas."
"Luar biasa," puji Aeryn.
"Saya akan pastikan Anda hanya perlu membuat keputusan strategis tertinggi, Nona. Selama jam sekolah Anda, saya akan beroperasi penuh sebagai perwakilan Anda." Jawab Vale
Satu jam kemudian, 'V' tiba di Suzu Café.
Pak Gito, yang sedang mengawasi antrean di pagi hari, terkejut melihat sosok wanita profesional yang sangat berkelas itu turun dari mobil mewah dan berjalan lurus ke arahnya.
"Selamat pagi, Bapak Gito" sapa 'Vale', menjulurkan tangan dengan jabat tangan yang kuat dan percaya diri.
"Saya Valerie, atau Anda bisa memanggil saya 'Vale'. Saya adalah Asisten Pribadi Nona Aeryn V. Hakari yang ditunjuk untuk mengawasi semua operasional." Ucap Vale lagi
Pak Gito hanya bisa terbata-bata. "Sa... saya Pak Gito. Selamat datang, Nona Vale."
'Vale' segera mengambil alih kendali. Dia tidak mengeluarkan banyak perintah, tetapi setiap instruksinya sangat presisi dan logis. Dalam sepuluh menit, dia sudah menguji kecepatan barista sistem, menanyai Chef Kaito tentang persediaan bahan premium, dan menyusun shift staf waiter untuk memaksimalkan efisiensi pelayanan di Lantai 2.
"Fokus kita adalah pada kualitas," kata 'Vale' kepada Pak Gito. "Hari ini, saya akan mengirimkan memo pers yang sangat singkat 'Suzu Café tidak akan berkompromi pada kualitas premium. Kita menyambut persaingan yang sehat, tetapi kami menolak merespons taktik murahan.' Ini menegaskan bahwa diskon 50% adalah bonus pembukaan, bukan sinyal keputusasaan."
Kehadiran 'Vale' yang tegas, berwibawa, dan sangat cantik segera menjadi viral kedua setelah kafe itu sendiri.
Pengunjung bertanya-tanya, siapa wanita misterius yang tiba-tiba menjadi otak di balik kafe milik putri konglomerat itu.
Siang harinya, saat Aeryn sedang duduk di kelas, dan 'Vale' sedang bertugas di kafe mengawasi operasional dan memastikan standar kualitas.
Tak lama kemudian, datanglah Tuan Hardian, pemilik The Elite Grind datang ke Suzu Café. Ia datang sendiri, mengenakan setelan mahal dengan wajah tegang. Ia datang untuk menunjukkan otoritasnya dan mengintimidasi langsung pemiliknya.
Saat Tuan Hardian memasuki Lantai 1, ia langsung bertemu pandang dengan 'Vale' yang elegan, memegang tablet, dan mengeluarkan aura karisma yang setara.
Tuan Hardian mendekat dengan nada merendahkan. "Selamat siang, Nona. Saya Hardian, pemilik The Elite Grind. Saya datang mencari pemilik kafe ini. Ada beberapa hal serius yang perlu saya diskusikan dengannya."
'Vale' memindai Tuan Hardian. Wajahnya tetap datar. "Selamat siang, Tuan Hardian. Saya Valerie, Asisten Pribadi Nona Aeryn. Nona Aeryn sedang sibuk dengan pendidikan formalnya. Bolehkah saya tahu tujuan Anda mencari beliau?"
Tuan Hardian mengernyit, kesal harus berhadapan dengan seorang asisten. "Saya tidak berurusan dengan seorang asisten. Ini masalah kerja sama bisnis yang besar. Kafe ini harus tahu tempatnya di pasar ini."
"Saya adalah perwakilan penuh beliau. Apapun yang Anda diskusikan dengan saya, sama sahnya dengan berdiskusi dengan Nona Aeryn. Mengenai kerja sama," balas 'Vale', suaranya terukur "kami telah menganalisis data pasar. Suzu Café tidak tertarik dengan kolaborasi, terutama dengan merek yang baru saja kehilangan 60% pangsa pasarnya di segmen premium."
Tuan Hardian terdiam, kaget. Data itu adalah rahasia internal. "Darimana kamu tahu data itu, Nona?! Siapa kamu sebenarnya?" tanyanya, hilang kendali.
"Bukankah sudah saya katakan tadi? Saya adalah Asisten Nona Aeryn, dan saya bertanggung jawab memastikan kafe ini mencapai target profitnya. Itu termasuk menyingkirkan semua penghalang," tegas 'Vale' tanpa berkedip.
'Vale' memberi isyarat kepada security sistem di pintu. "Tolong antar Tuan Hardian keluar. Jika dia ingin mengirim proposal, suruh dia mengirimkannya ke alamat kantor Hakari Group, dan itu akan ditinjau dalam enam bulan ke depan. Kami tidak menerima negosiasi yang didasari intimidasi di sini."
Tuan Hardian dipermalukan di depan umum, di kafe pesaingnya sendiri. Ia pergi dengan amarah yang membara.
Setelah Tuan Hardian diusir, kerumunan di kafe mulai tenang. 'Vale' mengirimkan beberapa instruksi tambahan kepada Pak Gito untuk memperketat keamanan dan kualitas service, sebagai respons atas insiden tersebut.
Dengan konflik tak terduga di kafe telah ditangani, 'Vale' kini mengalihkan fokusnya sepenuhnya pada tugas pertamanya yang sesungguhnya ujian dari Raka Hakari.
'Vale' keluar dari kafe dan segera memasuki mobil mewahnya yang telah menunggunya di pinggir jalan. Tujuannya Kantor Tata Ruang Kota, tempat ia harus menyelesaikan sengketa perizinan properti Hakari yang berlarut-larut. Sambil melakukan perjalanan, 'Vale' membuka tabletnya. Di layar, tertera data properti bermasalah itu lengkap dengan rincian undang-undang perizinan yang disengketakan dan profil debtor Tuan Johan beserta semua kelemahan hukum mereka.
'Vale' mengulas semua data itu sekali lagi, memetakan setiap langkah birokrasi dan negosiasi yang harus ia ambil saat tiba. Setelah perizinan di tangan, ia akan segera menyusun tuntutan pengusiran resmi terhadap Tuan Johan.
Perang pasar dengan Hardian baru saja dimulai, tetapi 'Vale' tahu, pembuktian diri kepada keluarga Hakari adalah yang utama. Hari yang panjang, penuh birokrasi dan negosiasi sulit, baru saja menanti dirinya.
Bersambung.....
mngkn dia bkln sdar,atw mngkin mkin gila....
aku udh mmpir....mskpn nysek d awl,tp mkin ksni mkin seru...smp ngebut bgt bcanya biar bsa komen....😁😁😁....
D tnggu up'ny y kk....smngttt....😘😘😘