NovelToon NovelToon
Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Ketika Aku Memilih Pergi, Dia Memilih Menyelamatkan

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Bullying dan Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Tamat
Popularitas:85.9k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Flower Florencia hidup dalam tekanan—dari keluarganya yang selalu menuntut kesempurnaan hingga lingkungan universitas yang membuatnya merasa terasing. Di ambang keputusasaan, ia memilih mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain.

Kim Anderson, seorang dokter tampan dan kaya, menjadi penyelamatnya. Ia bukan hanya menyelamatkan nyawa Flower, tetapi juga perlahan menjadi tempat perlindungannya. Di saat semua orang mengabaikannya, Kim selalu ada—menghibur, mendukung, dan membantunya bangkit dari keterpurukan.

Namun, semakin Flower bergantung padanya, semakin jelas bahwa Kim menyimpan sesuatu. Ada alasan di balik perhatiannya yang begitu besar, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat. Apakah itu sekadar belas kasih, atau ada rahasia masa lalu yang mengikat mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Aku hanya tidak ingin adikku berhubungan dengan seorang pria yang belum tahu perasaannya sendiri. Flower masih muda, aku tidak ingin dia terjebak dalam urusan percintaan. Andaikan dia memang menganggapmu sebagai kakak dan penyelamat, aku bisa menerimanya. Tapi kalau dia mencintaimu, aku akan membawanya pergi," ujar Wilson dengan tegas, matanya menatap tajam ke arah Kim, seolah memberi peringatan terakhir.

Kim terdiam mendengar ucapan itu. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa pun, namun sorot matanya menggelap. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia membalikkan badan dan melangkah pergi dengan langkah tenang, tapi penuh tekanan batin.

Wilson menghela napas berat, pandangannya tak lepas dari punggung Kim yang semakin menjauh. "Kim Anderson... pria yang sulit ditebak. Apa alasannya begitu perhatian pada gadis yang tidak ada hubungan dengannya?" gumam Wilson pelan, seperti bertanya pada dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian, di rumah sakit yang berbeda

Flower yang masih belum sadar terbaring lemah di atas ranjang. Selang infus menempel di tangannya, dan detak jantungnya terpantau lewat monitor. Kim berdiri di samping ranjang dengan jas dokternya, wajahnya penuh konsentrasi. Ia baru saja memeriksa kondisi Flower secara menyeluruh, setelah berhasil memindahkannya ke rumah sakit tempat ia bekerja—atas permintaan khusus yang ia ajukan sendiri ke pihak atasannya.

Siang itu, Flower menjalani pemeriksaan lanjutan untuk memastikan tidak ada cedera serius. Kim fokus meneliti hasil rontgen yang telah dicetak, alisnya sedikit berkerut saat membaca lembar demi lembar.

"Untung saja tidak mengalami luka dalam," gumam Kim, suara lirihnya terdengar lega namun tetap profesional. Meski ia berusaha bersikap seperti dokter pada umumnya, sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih—sebuah kepedulian yang tak bisa dijelaskan hanya karena tanggung jawab profesi semata.

Di saat Kim sedang fokus meneliti hasil rontgen Flower, ponselnya yang diletakkan di meja bergetar pelan. Getarannya nyaris tak terdengar, tapi cukup mengganggu konsentrasinya. Ia melirik layar, nama yang tertera membuatnya menarik napas sebelum menekan tombol jawab.

“Halo,” sahut Kim, suaranya datar namun sopan.

“Kim, kami telah tiba. Besok kita berkumpul dan makan siang,” terdengar suara berat seorang pria dari seberang sana—suara yang tak asing, namun selalu membawa tekanan tersendiri bagi Kim.

“Pa, kita akan berjumpa besok,” jawab Kim singkat, berusaha menahan keengganannya.

“Sudah saatnya kau melakukan tugasmu sebagai putra sulung keluarga kita,” suara ayahnya terdengar tegas dan tak bisa dibantah, seperti biasa. Kalimat itu terdengar lebih seperti perintah daripada ajakan.

Kim terdiam sejenak. Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, menatap langit-langit ruangan sambil menggenggam ponsel lebih erat. “Beri aku waktu,” ucapnya akhirnya, nyaris seperti bisikan, namun cukup jelas.

“Kamu sudah menghabiskan waktu selama lima tahun. Jangan meminta lebih. Ingat tanggung jawabmu!” tegur ayahnya dengan nada tajam, menusuk seperti pisau ke dalam hati Kim.

Kim memejamkan mata sejenak, mencoba menahan emosi yang mendesak. "Besok baru kita bicarakan! Sampai jumpa," jawabnya dengan nada dingin, lalu tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia menekan tombol untuk memutuskan sambungan.

Ponsel itu ia letakkan kembali ke meja dengan kasar. Kim menarik napas kasar, lalu memijit pelipisnya yang mulai berdenyut. Kepalanya terasa berat, seolah beban dunia berada di atas pundaknya

Setelah percakapan dengan ayahnya yang menyisakan tekanan, Kim bangkit dari kursinya dengan langkah berat. Ia meninggalkan ruang kantornya, menyusuri lorong rumah sakit yang lengang.

Setibanya di depan kamar perawatan Flower, Kim menarik napas dalam-dalam sebelum mendorong pintu perlahan. Suara derit halus terdengar saat pintu terbuka, dan aroma khas antiseptik menyambutnya.

Ia melangkah masuk, matanya langsung tertuju pada sosok gadis yang terbaring lemah di ranjang. Flower masih tak sadarkan diri, wajahnya pucat namun tampak tenang, seperti tengah bermimpi panjang.

Tanpa berkata apa-apa, Kim mendekat dan berdiri di samping ranjang. Ia menatap Flower dalam diam, lama sekali, seolah mencoba menemukan jawaban di balik kelopak mata yang tertutup rapat itu. Tangannya sempat terangkat, hendak menyentuh tangan Flower, namun ia urungkan. Ia hanya mengatupkan jemarinya erat, menahan sesuatu yang sulit ia ungkapkan.

“Flower, apa yang harus aku lakukan?” gumam Kim lirih, suaranya nyaris tak terdengar.

1
Seuntai Doa
Jngn ikut flower ...manjauh lbih baik blom tentu balik hidupmu bahagia..krn rasa trauma dan rasa sakit ht akan selalu membekas wlaupun sdh memafkan
Seuntai Doa
Lagu lama ..klu sdh ketahuan pasti ada drama menyesal
Seuntai Doa
Alan hnya pinter dl bisnis tp goblok dlm segala situasi
Seuntai Doa
Puassssss puasssssss
Seuntai Doa
Laki2 bejat pada akhirnya tergoda juga tp nikmati dulu sebelum semuanya terbongkar pada saatnya jngnkan nikmat mkanpun tdak akan doyan
Seuntai Doa
Lebih baik begitu ....keren kauu floooo
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Widya Wanz
wujudkan impianmu flower semangat 💪
pena: halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Akai Kakazain
thor....kmna ni mau di cari novel2 mu thor, aq cari pda gk ada yak, pils dong thor up nya di sni🤗🫰✊😘smua krya mu seru2 tw....
Pikachu: Makasih, kak. karena selalu setia ikuti karya author sampai akhir. NT adalah rumah pertama author. jadi akan selalu menulis di sini.
total 1 replies
Isnanun
lah tamat flower kan belum nunjukin kalo sukses la kok sudah tamat aja
yuning
betulan end ini?
Bu Kus
lha udah tamat aja thro kan belum sukses dan belum nikah juga
Bu Kus
untung Kim gak terlambat masih bisa ketemu flo
Hadrah Rara
bonchsap
neen
hah??? udah?
Laarni Ibrahim
Alhamdulillah, cerita yg hebat terima kasih penulis ..
hl
cepat juga end.pasti thor prang pembaca
🍓🍓🍓
lah sudah end aja lom nikah dan punya bocil cadel🙄
yuning
jangan biarkan Kim jauh darimu
Isnanun
sudah ketemu kan Kim Flowernya nyatain perasaan mu biar Flower tidak pergi jauh dan tidak menghindarimu
🍓🍓🍓
provokasi terus ci kan kalian emang klop sama bodohnya ntar pas bom meledak pada nyesel semua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!