Bintang Masa Lalu

     "Mamaaaaaaaa... " teriak maria tiba-tiba , berlari memeluk ku sementara bi sumi berlari kecil mengejar nya

"Ada apa sayang... kenapa nangis? " tanyaku cemas

"Silvi bilang,.. ayah aku akan jadi om nya.. " teriak maria di iringi tangis

aku tersentak kaget dan menatap bi sumi yang tampak sama terkejut nya dengan ku

"Aya, . sayang... tenang dulu ya.. mama akan jelaskan sama aya... kita duduk dulu yuk... " ajakku sambil menuntun nya masuk dan duduk

"Coba ceritakan sama mama, apa yang sebenarnya terjadi sayang..? " bujuk ku berusaha menenangkan nya

"Tadi,.. tadi... aya melihat ada undangan yang jatuh dari meja ibu guru... aya lihat ada foto dan nama ayah sama tante silvi... terus silvi bilang ayah nya aya bakal jadi om nya silvi.. " jelas maria sesenggukan dan memelukku

"Mama... kenapa ayah bisa jadi om nya silvi... itu kan ayah nya aya... "

Aku memeluk dan mencium kening aya.. ada perasaan bersalah dalam hatiku..

"Aya sayaaang, maafin mama ya... mama belum cerita sama aya... " Aya menatap ku

"Aya,.. apa pun yang terjadi, ayah dan mama akan tetap jadi orang tua aya... nggak ada yang bisa merebut nya.. meskipun kita tidak bisa lagi tinggal bersama.. " ucapku dengan hati-hati

Aya memandang ku dengan isak tangis nya

"Ayah,.. nggak akan pulang lagi ke rumah ini ma....? tanya nya pilu

Aku mengangguk pedih

"Ayah masih bisa sesekali datang ke sini.. tapi ayah nggak bisa tinggal bersama kita lagi... nggak apa-apa ya..? "

"Jadi, selama ini ayah nggak pulang karena tante nya silvi ma..? "

"nggak juga sayang.. antara ayah sama mama.. sudah memilih untuk berpisah,.. tapi aya masih tetap bisa bersama ayah.. "

"Aya nggak mau,.. aya mau sama mama.. " rengeknya

"Iya, sayang maksud mama... jika aya kangen ayah.. aya bisa menemui ayah kapan saja.. " jelas ku

Aya mengangguk..

"nanti setelah aya dewasa,.. mama akan jelaskan lebih banyak lagi.. untuk sekarang mama hanya bisa jelaskan sampai sini.. aya mengerti kan maksud mama..? " tanya ku dengan hati yang tak karuan

"Iya ma, aya mengerti maafin aya ya ma... sudah marah-marah tadi.. " ucap nya memelukku semakin erat

"Ayah jarang pulang, .. aya hanya mau mama sama aya... nggak apa-apa kalau ayah jadi om nya silvi.. asal mama tetap sama Aya.. nggak ninggalin Aya... " pintanya membuat air mataku jatuh

"mama nggak akan pernah ninggalin Aya... mama sangat sayang Aya .. " aku menciumi wajah maria dengan penuh kasih membuat nya tertawa karena kegelian

"Iya,.. mama .. aya percaya.. udah cium nya,.. aya geli.. "

Aku menatapnya dengan linangan air mata

"Mama nggak boleh nangis ya.. mulai sekarang aya yang akan jagain mama... " ujar nya polos sambil mengusap air mataku

Kami berdua tersenyum dan saling memeluk

"Maafkan mama aya.. seharusnya mama bilang sama aya lebih awal.. " sesalku pedih

...****************...

"Apa kamu mau hadir di pernikahan mereka..? " tanya Adrian saat aku mampir ke rumah nya setelah mengantarkan maria sekolah

"Entahlah.., hatiku masih sakit.. jujur, awal aku bercerai dengan Bagas aku ingin silaturahmi antar kami tetap terjalin . untuk menjaga perasaan Maria.. ternyata, itu tidak mudah.. ,apa lagi setelah aku tahu..ternyata mereka berselingkuh sejak lama..." aku menatap Adrian seakan mencari jawaban apa yang harus aku lakukan.

"Sebaiknya kamu tanya Maria apa dia mau bertemu ayah nya..? "

"Maria sudah bilang untuk saat ini dia tidak mau bertemu ayah nya,.. mungkin dia masih kesal atas ejekan silvi teman nya.. keponakan Siska... " jelas ku

"Memang dia ngomong apa...? " selidik Adrian sambil meminum kopi nya

"Biasa lah anak-anak.. mereka saling mengejek.. silvi bilang ayah maria sudah bosan sama maria jadi lebih sering pulang ke rumah tante nya,... maria marah.. karena dia bilang ayah nya tetap akan menjadi ayah nya walau pun sudah menikah dengan tantenya silvi.. "

Adrian tersenyum sinis

"Kadang anak jaman sekarang tidak punya rasa empathy terhadap teman nya sendiri..dan sebenarnya pengaruh lingkungan dan didikan orang tua paling dominan di sini.. "

Aku mengangguk pelan

"entahlah.. aku sendiri juga merasa bersalah karena aku tidak memberi tahu maria lebih awal tentang perceraian kami.. "

Adrian mengusap kepala ku

"Sudahlah,.. jangan salahkan diri kamu sendiri.. aku tau maksud kamu baik untuk maria.. tapi nyata nya maria harus tau ini lebih cepat sebelum kamu bilang sama dia.. "

Aku menyandarkan kepalaku di bahu Adrian

"Aku lelah dri.... " ucapku sambil menarik napas yang terasa berat

"Apa kita perlu berlibur bertiga.. mencari suasana baru..? " tanya adrian

Aku hanya terdiam

"Kamu juga perlu Refreshing kiran... , kita liburan yuk.. " ajak nya lagi.

"Apa maria mau ya.. ? " tanya ku sambil mengangkat kepala ku.. menatap adrian

"Maria pasti mau..." ujar Adrian mendekat kan wajah nya

"Kamu mau apa? " tanyaku saat wajah nya kian mendekat

"Aku sudah tidak tertolong kiran,.. aku sudah kecanduan.. " bisik nya hingga hidung kami saling bersentuhan

"Aku kecanduan kamu kiran... " desah nya hingga bibirnya mulai memagut bibirku. aku hanya memejamkan mataku menikmati kehangatan dari bibirnya..

...****************...

"Sayang... kalau mama ajak kamu liburan mau nggak? " tanya ku saat Maria sudah bersiap naik ke tempat tidurnya

"Kemana ma..? " tanya nya riang

"Terserah kamu mau kemana..? "

"Keluar kota mah..atau ke pantai..? " ajak nya dengan mata berbinar

"Boleh... "

Tiba-tiba wajah maria berubah sendu

"Cuma kita berdua ya mah..? "

"Kamu mau nya sama siapa..? "

Maria tertunduk dan naik ke tempat tidur nya

"nggak tau mah... kita kan nggak punya siapa-siapa lagi di sini.. " sahut nya pelan

Aku tersenyum dan memeluk putri kecilku yang sudah bersiap menarik selimut nya

"Kalau liburan nya sama om dokter mau..? " tanyaku hati-hati

Maria menatapku dan tersenyum

"Mau, mah... tapi.. apa om dokter mau? "

"Hmmmm... mau nggak yaaa.. " jawabku pura berpikir..

"Kalau kamu yang telepon om dokter gimana? "

"Tapi,.. sekarang sudah malam mah.. "

"ngak apa-apa om dokter pasti belum tidur.. " kataku sambil memencet nomor Adrian di handphone ku

"Halo... kiran? " jawab Adrian di sana

Aku langsung memberikan ponsel ku ke maria

"Halooo... om.. ini Maria.. "

"Iya cantik,.. ada apa..? " sahut Adrian lembut

"Om.. mau nggak kalau aya ajak liburan.. tapi, kalau om nggak mau juga nggak apa-apa kok.. " ucap Maria sebelum Adrian sempat menjawab

"Kok gitu nanya nya... om belum sempat jawab.. " Adrian tertawa

"Iya takut nya om sibuk.. " jawab maria pelan

"Mmm.. Ok.. om mau liburan sama kalian.. "

Maria membuka mulut nya senang

"Terima kasih om,.. "

"Sama-sama.. memang nya mau liburan kemana...? "

"Ke pantai om.. " ujar maria semangat

"Berarti besok lusa kita ke pantai.. "

"Ok.. om dokter, aya sayang om dokter.. " Maria langsung menyerahkan handphone nya padaku

"Halo.. dri.. Terima kasih ya.. Maria senang banget kamu mau liburan sama kami.. "

"Hmmm... paling bisa pacarku ini.. bukan nya ini juga ide aku ya... " gurau Adrian

"Ssst... iya pokoknya Terima kasih.. "

"Ok.. Sama-sama... "

"Ya udah,.. sampai jumpa nanti ya.. "

"Ok.. selamat tidur sayang... " ucap nya menggelitik telingaku

"Selamat malam... " Aku tersenyum menutup ponsel ku.. dan menoleh ke arah Maria yang sudah mulai terlelap.