‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 37 : Menabrak Ulat Bulu
...•••Selamat Membaca•••...
“Aku membenci semua orang yang telah menyakitimu sayang, siapapun itu tanpa terkecuali.”
“Kau tidak merasa bersalah sama sekali ya? Kau sudah membunuh banyak orang, Leo.”
“Tidak, malah aku sangat puas, sudah pernah aku katakan padamu Maureen. Suatu kepuasan bagiku saat melihat daging manusia yang telah mengacau hidupku atau yang memiliki masalah denganku berceceran, jadi aku tidak pernah menyesali setiap pembunuhan yang aku lakukan.” Maureen bergidik ngeri mendengar perkataan suaminya.
“Bagaimana jika itu diriku? Jika aku menyakitimu? Apa kau juga akan membunuhku?”
“Ya tergantung, jika kau mengkhianati ku dengan cara selingkuh, aku pastikan nasibmu sama dengan Hanum.”
“Sudahlah, aku tidak ingin membahas hal itu, lagi pula itu semua sudah menjadi takdir, mau aku tangisi dan sesali sekalipun, tidak akan membuat ibuku kembali.” Maureen membaringkan tubuhnya, perkataan Leo tadi membuatnya takut.
“Apa yang kau pikirkan Maureen?” Leo yang memang begitu peka terhadap istrinya, sangat tahu kalau Maureen memikirkan sesuatu.
“Memikirkan siapa yang akan aku jadikan selingkuhan,” jawab Maureen asal, Leo mencium pipi Maureen dengan gemas.
“Aku tidak bermaksud untuk menakutimu sayang, aku sangat percaya kalau kau itu setia dan sangat mencintaiku. Aku juga tidak akan melakukan sesuatu yang akan membuatmu terluka.” Maureen mengubah posisi tidurnya jadi telentang dan merentangkan tangan, Leo memeluk istrinya dan merebahkan setengah badannya di atas tubuh Maureen.
“Aku percaya, selama ini kamu memang sangat menjaga aku.” Maureen mencium kepala Leo dengan mesra lalu memeluknya.
...***...
“Aku sudah habis sabar mengikuti semua kemauanmu Kania, kau bersenang-senang di club sedangkan Bayu demam di rumah. Kau punya otak atau tidak hah?” bentak Yuda pada Kania yang baru saja pulang melayani beberapa pria.
“Aku capek Yud, aku mau tidur, aku nggak ada tenaga untuk ribut sama kamu malam ini.” Kania melengos masuk ke dalam kamar, Yuda benar-benar sudah tidak tahan lagi, dia mengikuti Kania dan menampar istrinya itu dengan kuat, darah segar kini mengalir dari sudut bibirnya.
“HARGAI AKU KANIA, AKU INI SUAMI KAMU, KAU TIDAK PERNAH MENGHARGAI AKU, JIKA KAU TIDAK BISA DIBENTUK LAGI, LEBIH BAIK KAU ITU HIDUP SENDIRI, AKU TIDAK MAU HIDUP BERSAMA WANITA LIAR SEPERTIMU.” Kania juga tersulut emosi mendengar perkataan Yuda.
“HEH, KALAU KAU BISA MEMENUHI SEMUA KEINGINANKU, MUNGKIN AKU AKAN MENGHARGAIMU, TAPI APA? KAU SAMA SEKALI TIDAK BISA MEMBERIKAN APA YANG AKU MAU, PENDAPATANMU HANYA BISA UNTUK MEMBELI SUSU BAYU SAJA.”
Yuda ingin membalas teriakan istrinya itu tapi Bayu keburu bangun, Yuda langsung mengambil anaknya dan membuatkan susu.
Yuda memejamkan mata, mencoba tenang dan tidak terpancing emosi, dia akan menghadapi Kania hingga hatinya tenang nanti.
Semenjak menikah dengan Kania, semua harta Yuda diambil oleh kedua orang tuanya, Yuda memulai hidup bersama Kania dari nol, sebenarnya penghasilan Yuda lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari tapi Kania selalu mempergunakan uangnya untuk bersenang-senang.
Yuda mengemasi pakaiannya dan pakaian Bayu, malam ini dia akan ke rumah Rena dan Fatan, kedua orang tuanya. Kania bahkan tidak peduli dengan Yuda, dia membiarkan anak dan suaminya itu pergi malam-malam begini.
Kania terus nge-stalking sosial media Leo, di sana Leo terus memposting kebersamaan dirinya dengan Maureen. Karena Maureen tidak memiliki sosial media, jadi yang sering digunakan Maureen adalah milik Leo.
“Dasar Yuda anjing, coba aja dulu aku bisa menjerat Leo saat dia ingin menyetubuhiku, mungkin aku bakalan menikmati semua harta Leo. Dasar akunya bodoh, mau aja milih cinta si Yuda,” rutuk Kania lalu membanting ponselnya.
Tubuhnya saat ini begitu sakit, Kania berjalan menuju cermin dan membuka seluruh pakaiannya hingga bugil. Kania menghapus seluruh make up yang dia gunakan untuk menutupi luka dan lebam di tubuh agar Yuda tidak curiga.
Punggung, lengan, kaku, bahu, dada, leher, perut hingga paha, semua dibubuhi tanda bekas cupangan dan juga kekerasan dari pelanggan Satria.
“Jika aku istrinya Leo, mungkin selangkanganku tidak akan sesakit dan seperih ini, huft, kenapa tuhan, kau tidak menakdirkan aku dengan lelaki kaya? Aku tidak kuat jika harus melayani beberapa pria dalam satu waktu, aakhhh.” Kania terduduk di lantai, dia merasa hidup ini tidak adil.
Di rumah Fatan, Rena menyambut dengan riang anak dan cucunya, Rena langsung mengambil bayu dari gendongan Yuda.
“Kania mana? Kok kalian cuma berdua?” tanya Fatan.
“Dia sibuk sama tugas kuliahnya pa, jadi dia nggak ikut.” Fatan dan Rena tidak bertanya lagi, mereka membiarkan Yuda istirahat sedangkan Bayu akan tidur dengan mereka.
Keesokan paginya, Kania bersiap untuk ke kampus. Setidaknya di kampus nanti, akan menghilangkan rasa jenuh di hatinya, jadwal kuliah mereka hanya 3 kali seminggu, karena memang kuliah itu khusus untuk orang-orang yang memiliki pekerjaan paruh waktu.
“Udah telat lagi, kesiangan aku bangunnya,” gerutu Kania di atas motor, dia mempercepat laju motornya dan BRAKK!!
Motor Kania menghantam mobil depan Leo, kecelakaan itu terjadi karena Kania membawa motor dengan kecepatan tinggi serta tidak fokus.
Leo keluar dari mobilnya, bukan menolong Kania, dia justru memaki wanita itu.
“Kau itu buta ya? Kau tidak lihat mobilku sebesar itu hah? Kalau kau mau mati, katakan saja, biar aku bantu kau mengakhiri hidupmu,” geram Leo pada Kania.
Karena mengetahui itu Leo, dia memanfaatkan keadaan dengan berpura-pura sakit, padahal luka Kania tidak terlalu parah.
Kania meraung yang membuat orang-orang di sekitar pada berdatangan, untuk menghindari cekcok di jalan, kerumunan orang-orang itu meminta Leo untuk mengantarkan Kania ke rumah sakit.
Leo menggendong Kania, dengan sengaja Kania menempelkan bibirnya di kerah baju kemeja putih yang Leo kenakan saat ini. Leo hanya akan memakan jas ketika sampai di kantor, jika dari rumah, dia hanya mengenakan kemeja saja.
Leo mendudukkan Kania dengan kasar di bangku belakang, lalu bergegas ke arah kemudi dan melajukan mobil dengan cepat.
“Dasar babi kau Kania, aku tau kalau lukamu tidak terlalu parah,” cerca Leo, Kania hanya tersenyum senang, dia pindah ke bangku depan lalu duduk di sebelah bangku kemudi.
“Apa kau masih belum mengerti Leo? Aku melakukan hal ini agar dekat denganmu,” ujar Kania sambil mengelus pipi Leo.
Dengan kasar, Leo menepis tangan Kania, dia kembali fokus menatap jalanan yang sudah mulai ramai.
“Dasar jalang sialan kau Kania,” umpat Leo, dia melipirkan mobil lalu menyuruh Kania keluar.
“Aku sedang sakit Leo, kau tega menyuruhku keluar dalam keadaan begini? Tolong antarkan aku ke rumah sakit.”
“Kau bisa naik taksi brengsek. Sana keluar,” usir Leo dengan tatapan membunuh.
Tanpa Leo duga, Kania langsung meraih wajahnya dan mencium bibir Leo dengan rakus. Kania melumat bibir Leo dan menghisapnya, lidah Kania mencoba untuk menerobos rongga mulut Leo.
...•••BERSAMBUNG•••...
kasian maula masih kecill.
rayden yg sabar yaaa
tim nya rayden ni thor ❤😘😅🤣