NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. TERDUGA

Noah mengangkat kedua tangan sebagai tanda menyerah. Tidak menyangka kalau Leona akan memukuli Noah dengan kasar hanya karena apa yang pria itu lontarkan.

"Apa aku terlihat semurahan itu, hah?! Berani mengatakan hal seperti itu lagi kepadaku maka kau akan kuhajar," ancam Leona yang masih belum menurunkan kekesalannya.

"Kau salah paham, Little Girl. Aku hanya memikirkan tentang apa yang akan kulakukan padamu setelah ini," ujar Noah dengan ucapan ambigunya.

"Kau benar-benar pria mesum tidak tahu diri," geram Leona, kembali memukuli Noah dengan bantal di tangan sang gadis.

"Woah, woah, santai. Dengarkan aku dulu sebelum kau memukuliku seperti ini!" Noah berusaha untuk menghindari setiap pukulan dari bantal tersebut.

"Lebih baik kau keluar sebelum aku memanggil keamanan!" ancam Leona kembali. Jika saja tubuhnya dalam keadaan baik, Leona pastilah sudah membanting pria itu di lantai atau mematahkan tangannya saat ini juga.

Noah yang tidak sabar, memegang pergelangan tangan Leona, menahan setiap gerakan gadis itu, dan mendorongnya hingga punggung sang gadis menempel ke kepala tempat tidur. Sebisa mungkin Noah menghentikan pergerakan Leona, menahan kedua tangan gadis itu di sisi tubuhnya.

"Mau apa kau sekarang?" Marah sudah Leona dengan sikap Noah.

Tidak hanya Leona yang terkejut, melainkan juga Rowan di samping Leona berhenti tertawa. Tidak menyangka kalau pria itu akan melakukan gelagat mencurigakan seperti itu.

"Berhenti bersikap seperti anak kecil dan dengarkan aku, paham?" ujar Noah dengan tatapan dan suara yang begitu mengintimidasi. Seolah senyum ramah penuh candaan yang pria itu tunjukan lenyap sudah dalam hitungan detik.

"Tidak masalah, dia tidak jahat," beritahu Rowan.

Spontan Leona mengangguk terutama setelah mendengar ucapan dari Rowan, merasa kalau Leona tidak bisa menolak ucapan dari Noah begitu saja. Bahkan Leona tidak berani beradu pandang dengan pria itu. Rasanya ia sedang menghadapi pria yang berbeda, mengingatkan kalau pria tersebut jauh lebih tua dari Leona bahkan dari segi auranya.

"Bagus, dengan begini kita bisa bicara lebih tenang,." Noah menepuk kepala Leona kemudian memundurkan tubuh untuk kembali duduk di kursi lalu melanjutkan ucapannya, "Ada hal yang harus kurasa harus kau tahu, dan ini kemungkinan berkaitan dengan orang yang mau membunuhmu itu."

Leona membenarkan posisi duduknya dan mendengarkan. Ia juga melihat Rowan kini menatap Noah dengan pandangan serius, entah apa yang bocah itu pikirkan tentang pria tersebut.

"Aku ingin bertanya tentang profil dirimu. Jika kau tidak keberatan, maukah kau memberitahu dimana kau tinggal, lahir, orang tua, dan sebagainya. Ada sesuatu yang ingin kukonfirmasikan," pinta Noah dengan nada sopan kali ini.

"Untuk apa ingin tahu?" tanya Leona.

"Untuk menguatkan dugaanku," jawab Noah.

Leona menatap Noah, mencari hal yang mungkin menjadi ancaman pada diri pria itu. Ia sesaat memerhatikan Noah, melihat perubahan energi pada diri Noah. Namun Leona dapat bernapas lega karena tidak ada energi negatif yang menguar dari tubuh pria itu.

"Jadi, mau memberitahuku tentangmu? Setelah itu aku akan memberitahu hal yang mungkin kau butuhkan," kata Noah.

"Leona Warner, aku diasuh oleh pria bernama Herold Warner setelah menemukanku di gang pemukiman dulu katanya. Dia membesarkan dan yang merawatku sampai sekarang, aku lulus satu tahun lalu dari sekolah menengah atas dan bekerja paruh waktu di beberapa tempat. Tidak ada yang menarik dariku, kecuali mungkin beberapa kekacauan khas remaja," beritahu Leona secara garis besar tentang dirinya.

"Dan kau masih tinggal dengan ayah angkatmu itu? Apakah dia tidak khawatir tentang keadaanmu saat ini, kau sudah tidak pulang beberapa hari, kan?" tanya Noah.

"Herold pergi sejak dua bulan lalu dan aku tidak tahu kemana. Dia bilang ada urusan di luar kota, dan hanya menitipkan pesan untuk tidak berinteraksi dengan orang asing," jawab Leona, seketika memikirkan bagaimana keadaan ayah angkatnya itu saat ini. Karena sejak Beliau pergi, tidak ada kabar satu pun yang terdengar darinya.

Noah terdiam, lagi-lagi menatap lekat Leona seakan ia memikirkan sesuatu yang tidak biasa dan bersangkutan dengan gadis itu.

"Kenapa ingin tahu tentangku? Jika kau berpikir aku ada hubungannya dengan orang-orang itu, aku benar-benar tidak memiliki koneksi apa pun dengan mereka," kata Leona, takut kalau ia menjadi terduga dalam komplotan anggota kriminal.

"Kau tahu alasanku memburu orang-orang yang mau membunuhmu itu? Karena aku sedang mencari anak dari kakak perempuanku yang hilang. Selama bertahun-tahun aku mencarinya, sampai aku mendapatkan jejak sejak satu tahun lalu. Kalau mobil yang membawamu malam itu, adalah mobil yang sama dengan mobil yang pernah aku lihat di depan rumah kakakku sebelum puterinya menghilang," jelas Noah. Ada kesedihan yang kental dalam netra cokelat madu tersebut.

"Kenapa bisa hilang? Diculik?" tebak Leona, terkejut karena tiba-tiba mendengar cerita seperti ini.

"Ya, dan digantikan oleh anak yang lain. Semua keluarga tidak menyadarinya karena hilangnya si kecil itu ketika dia baru saja di lahirkan. Satu-satunya yang menjadi ciri khasnya adalah rambut pirangnya. Kakakku tidak sadarkan diri karena kelelahan saat melahirkan, sehingga belum melihat bayinya dengan benar. Sedangkan suaminya dan anaknya saat itu sebelum proses kelahiran terjadi, bengkel show room kendaraan milik keluarga terbakar tiba-tiba, dan harus segera diurus, sehingga mereka tidak bisa melihat proses kelahiran," jelas Noah.

"Lalu kenapa kau yakin kalau bayi itu diculik dan digantikan? Bukankah biasanya rumah sakit memiliki keamanan yang cukup ketat juga jika menyangkut bayi?" tanya Leona semakin penasaran.

"Karena aku orang pertama yang menggendong bayi itu. Orang hanya tahu rambut pirangnya. Tapi aku satu-satunya orang yang tahu kalau mata bayi itu adalah hijau kekuningan bukan biru. Mata seperti kuncup yang baru tumbuh, seperti permata peridot yang menawan, bagaimana bisa aku melupakannya ketika bayi itu melihatku. Aku tidak akan pernah lupa, aku mengenali si kecil bahkan ketika puluhan musim telah berlalu," ucap Noah dengan tangan yang kini berada di pipi Leona.

Gadis itu kembali terkejut ketika merasakan sentuhan selembut beludru dari wajah Leona. Lebih terkejut lagi ketika melihat air mata meluncur turun dari mata pria itu. Ia tidak mengerti kenapa pria itu menangis. Rasanya dalam sekali waktu entah berapa emosi dan tingkah laku yang Leona lihat pada diri orang tersebut, membuatnya bingung.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengenali keponakanku sendiri. Setelah hampir dua puluh tahun, akhirnya aku menemukan si kecil di depan mataku sendiri. Jika saja aku tidak terjun ke sungai malam itu dan menyelamatkanmu, mungkin aku akan kehilangan keponakanku selamanya. Bagaimana bisa aku melupakan mata peridot milikmu ini, Baby," kata Noah dalam tangis namun merekah sebuah senyum.

"Kurasa kau salah. Tidak mungkin ada kebetulan seperti itu di dunia ini. Ada banyak perempuan berambut pirang dan bermata hijau di luar sana," kata Leona, masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Noah mengeluarkan ponselnya, beberapa saat mencari sesuatu di dalam smartphone miliknya itu. Dan ketika ia menemukannya, Noah langsung menunjukan layar ponselnya ke Leona.

Mata hijau itu melebar, terkejut ketika ia melihat sebuah foto yang begitu mirip dengan Leona hanya saja terlihat lebih dewasa. Berambut pirang dan dengan warna mata serupa dengan Leona. Seolah gadis itu melihat dirinya dalam bentuk versi dewasa.

"Paham, kan? Kau begitu mirip dengan kakakku, bahkan jauh lebih mirip lagi ketika dia muda. Jadi bagaimana mungkin aku bisa salah mengenali anggota keluargaku sendiri," kata Noah.

Kali ini Leona yang terdiam. Bingung dan sulit diterima. Terlalu kebetulan tentang pertemuan mereka berdua ini. Rasanya aneh ketika berpikir kalau Leona tidak dibuang seperti yang ia tanamkan selama ini ketika mendengar pengakuan ayahnya tentang menemukan Leona di sebuah gang.

"Aku akan melakukan tes DNA. Apa kau mau?" tanya Noah, tahu kalau gadis di depannya ini sedang bingung setengah mati.

Leona mengangguk. Yah, mungkin itu yang terbaik. Dirinya akan mendapatkan kepastian dan kemungkinan kalau dugaan Noah tentang diri Leona ini salah.

Namun dalam diri Leona ada pergolakan, ada keinginan kalau tes DNA itu memiliki hasil positif. Gadis itu tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis ketika tahu kalau dirinya tidak dibuang, tidak dibenci oleh orang tuanya. Hal yang selalu menghantui Leona selama ini, kini membuat Leona dapat berpikir di jalur pikiran yang lain. Bahwa dirinya diharapkan untuk lahir ke dunia ini.

"Oh, tidak."

Leona mengalihkan pandangannya ke arah Noah yang tiba-tiba panik saat ada telepon yang masuk dan memberitahu sesuatu kepada Noah. Gadis itu mengusap air mata seraya bertanya ada apa.

"Orang yang mencoba membunuhmu sepertinya tahu kalau kau masih hidup. Mereka ada di lantai bawah dan mencari wanita pirang yang terdaftar di rumah sakit ini dalam beberapa hari belakangan. Mereka mencarimu," kata Noah.

Berpacu sudah jantung Leona. Rasanya oksigen tidak masuk sempurna ke paru-parunya, tertahan di dada hingga membuat gadis itu kesulitan untuk bernapas. Panik sudah ia rasakan ketika mengingat bagaimana sakitnya kematian itu. Yang menjadi malaikat mautnya malam itu, justru kini hendak mengambil kembali nyawa sang gadis.

Leona harus lari dari sini, tapi bagaimana caranya?

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!